Sore Indah

5K 105 2
                                    


Setelah dua bulan aku mengajar disini, aku merasa nyaman banget, ada Natan, Bu Indah, Bu Anggi, dan tentunya ada Pa Egi, sosok lelaki idaman yang kupuja-puja. Aku pun semakin mengetahui bahwa Pa Egi ini benar-benar supel kepada siapapun, walaupun terkadang aku pernah melihat dia melamun dan terlihat banyak pikiran...

Hubungan aku sama Pa Egi tentunya semakin akrab, Pa Egi bercerita tentang keluarganya yang memang lagi kurang baik...

"Duh, hari ini sesuatu banget ya!", keluhku kepada rekan-rekan kerjaku.

"Apaan sih, enak banget jadi Pa Aldi karena banyak fansnya", seru Bu Anggi.

"Yeeeeh, Bu Anggi juga banyak banget fansnya, saking banyaknya, banyak yang ga berani menatap Bu Anggi", aku menyindirnya hehe.

"Hahaha ada mak lampir aowkwkwk", Natan menambahkan.

"Oh iya, Bu Indah hari ini ga masuk ya? Ini buku-bukunya minta tolong diantarkan", kata Bu Anggi.

Kemudian Pa Egi datang ke ruang guru.

"Oh... Pa Egi, maaf ini ada buku-buku Bu Indah, bisa minta tolong diantar ke rumah Bu Indah? Kan Pa Egi searah", pinta Bu Anggi.

"Oh iya silakan saja", sahut Pa Egi walau mungkin kurang ikhlas.

Lalu akhirnya Pa Egi beres-beres buku dan langsung pergi meninggalkan kami.

"Oh iya, aku harus mengabari Bu Indah dulu...", Bu Anggi ngomong sendiri.

*** Indah POV ***

Aku hari ini memang izin, karena harus mengantar Ibuku ke rumah sakit, tapi sekarang aku sudah di rumah. Tiba-tiba HP-ku mendapat pesan whatsapp.

"Indah, nanti Pa Egi yang mengantarkan buku-bukumu ke rumah, see you tomorrow cantik!" bunyi pesan Bu Anggi.

Aku sebenernya menyukai dan mengagumi Pa Egi dari awal ketemu, ingin rasanya aku memilikinya, namun aku tersadar bahwa Pa Egi sudah memiliki istri dan 5 orang anak.

"Oh Tuhan... Mungkinkah ini kesempatan untukku?", batinku.

Akhirnya aku menyiapkan minum yang sudah diberi obat tidur untuk Pa Egi dan menyiapkan seluruh sandiwara untuk menikmati tubuhnya Pa Egi.

"ting tong...", suara bel.

Akhirnya aku membukakan pintu dan menyambut Pa Egi dengan hangat.

Aku menawarkan Pa Egi untuk masuk, namun ia menolak dan meminta duduk di halaman saja. Kesempatan emas bagiku untuk memberikan minuman kepada Pa Egi. Lalu dengan sigap Pa Egi meminumnya sampai habis.

Aku pun mencoba lagi mengajak Pa Egi ke dalam dengan iming-iming ada hadiah untuk keluarganya, seketika Pa Egi mau dan masuk ke dalam.

Sesampainya di dalam, sepertinya Pa Egi udah terasa pusing dan memilih menyandarkan diri di sofa yang panjang dan empuk.

"Pa Egi... Pa Egi kenapa?", tanyaku.

"Duh, maaf Bu Indah, kepalaku pusing banget dan mataku terasa berat", Pa Egi yang sudah tidak kuat.

"Udah gapapa Pa Egi, biar istirahat dulu disini", ucapku.

Tak lama Pa Egi sepertinya sudah tertidur dan kini giliranku memanjakan Pa Egi.

Aku mulai mengamati wajahnya yang tampan banget dan mulutnya terbuka sedikit, dengan posisi tidur terlentang dan masih menggunakan pakaian rapinya.

"Hahaha... Kena kau Egi, kini kau akan jadi milikku", dalam hatiku.

Akhirnya aku mencoba mencium bibir Pa Egi, karena aku sudah tidak tahan.

"Mmmuuuaaach...", suara ciumanku dengan Pa Egi.

Kini aku akan membahagiakan diri dengan tubuhmu Pa Egi dan kembali kulumat bibir sexy dan bener-bener menggoda. Tak lupa aku memfotokan dan memvideokan diriku yang sedang berciuman dengan Pa Egi.

Karena aku melihat susah untuk membuka seluruh pakaiannya, maka aku hanya bisa membuka kancing baju dan memainkan putingnya. Namun karena tidak seru, aku pindah ke bagian pusakanya.

"Oh ini toh yang bisa memuaskan istri, aku penasaran bentuknya seperti apa", ucapku.

Akhirnya aku buka resleting celananya dan kucoba mengeluarkan kontolnya Pa Egi yang saat kupegang ukurannya jumbo. Walau susah payah, akhirnya aku bisa melihat batang kejantanan dari lelaki idamanku.

"Hahaha gila gede banget kontolnya Pa Egi... Aku bakalan suka nih!", seru Indah.

Sebenernya pengen disetubuhi, tapi ini terlalu formal, sulit sekali melepaskannya, maka untuk kali ini aku menyerah dan hanya bisa menikmati kontolnya Pa Egi.

Kucium aroma kontolnya yang penuh akan kejantanannya dan membuatku sangat bergairah.

Aku pun mulai menjilati ujung kontolnya dan dilanjut dengan melahap kontolnya Pa Egi.

Akibat aku menikmati kontolnya Pa Egi, secara otomatis kontolnya semakin mengembang di dalam mulut Indah. Hingga sampai tegang maksimal.

Namun dalam tidurnya, Pa Egi masih diam tanpa reaksi apapun.

Tak lupa, Indah pun memfotokan dan memvideokan kejadian ini.

Hampir 30 menit aku melumat bibir sexy Pa Egi dan mengulum kontolnya, tiba-tiba tak lama aku merasakan sepertinya akan ada yang mau keluar dari kontol kebanggaanku ini.

Lalu aku melihat bahwa Pa Egi sudah mulai menggeliat-liat bahwa sepertinya akan ada yang muncrat.

"Hhhoooohhh... Hhooohhh...", desah Pa Egi.

Tak lama, akhirnya kontol Pa Egi mengeluarkan pejuh kebanggaannya.

"crrroooottt... crooootttt... crooooottt...", suara tembakan pejuh Pa Egi yang langsung kulahap semuanya tanpa sisa.

"Hhhoohhh... Hhooohh...", suara Pa Egi mengatur nafasnya.

Setelah aku menelan semuanya, aku pun merapikan kembali pakaian dan posisi Pa Egi agar tidak curiga, lalu aku bersorak riang karena telah melahap kontol dari idola tersayang.

"Walau aku ga bisa memilikimu, setidaknya aku bisa memuaskanmu...", puas dalam batinku.

Kukecup kening dan bibirnya sebagai tanda kepuasanku dan berangan-angan bisa menikmati lebih dari ini.

Setelah Pa Egi tertidur selama kurang lebih satu setengah jam, akhirnya aku membangunkan Pa Egi, karena hari sudah semakin sore.

*** Egi POV ***

Aku dibangunkan oleh Bu Indah dengan kepala masih pusing dan mata masih mengantuk, namun tidak separah sebelumnya.

"Aduh... kenapa aku? Apakah pikiranku yang berat dan banyak mengakibatkan ini semua? Dan dimanakah ini?", batinku.

Tapi karena badanku masih lemas, aku masih menyandarkan tubuhku di sofa, tiba-tiba Bu Indah datang dan merangkulku.

"Pa Egi, makasih ya sudah mengantarkan buku-buku ini", sahut Bu Indah di dekat telingaku yang membuat risih dan langsung kulepaskan rangkulannya.

Aku yang masih linglung dan melihat Bu Indah seperti berani mendekatiku, sehingga aku memilih untuk menghindar dan bangkit dari sofa, namun...

Bu Indah langsung memelukku dari belakang dan berkata

"Pa Egi... Jangan pergi Pa... Saya sayang dan cinta sama Bapa"

Gila... Aku udah punya istri dan 5 anak, masa dipeluk oleh perempuan lain. Seketika aku melepaskan tangan Bu Indah dan berkata,

"Bu Indah, apa-apaan ini, kita kan hanya rekan kerja, saya sudah punya istri dan 5 orang anak. Jangan macam-macam! Ingat itu!", aku membentaknya.

Akupun pergi meninggalkan Bu Indah...

Saat aku menoleh ke belakang, aku melihat tatapan Bu Indah tersenyum sinis.

Aku jadi berpikir, "apakah aku tidur dengan selamat?"

Bagaimana kelanjutannya? Apakah Bu Indah akan macam-macam dengan Pa Egi? Atau apakah Pa Egi bisa terbebas dari jeratan Bu Indah? 

Maafkan kalo nulisnya masih acak-acakan, maklum author baru pertama kali nulis ini, tapi diriku bakalan rutin kok hehe :)

Jangan lupa untuk vote terus ya! 

Kisahku Dengan Suami OrangWhere stories live. Discover now