Kisah Egi

4.4K 100 1
                                    


*** Egi POV ***

Aku yang sudah meninggalkan Aldi hanya bisa kebingungan dengan semua ini, terlebih perkataan Aldi bahwa mungkin aku menyukai Aldi dan lubangnya.

Aku merasa bersalah telah melakukan perilaku bejat ini. Rasanya aku bukan lagi manusia...

Jujur aku tidak mau menjadi homo dan pasti bukan homo. Tapi apabila aku bukan homo, kenapa aku melakukan hal-hal berbau homo.

Hanya saja Aldi juga menyampaikan di Whatsapp, "berdamailah dengan diri Pa Egi sendiri, tidak ada yang salah untuk menyukai diriku, selama bukan seluruh pria. Pa Egi ini normal, dirimu hanya menginginkan lubangku sebagai pemuas kebutuhanmu. Aku akan selalu siap untukmu, Pa Egi."

Ah, pikiranku benar-benar kacau.

Sesampainya di rumah, waktu sudah menunjukkan pukul 21.30, anak-anakku pasti sudah pada tertidur pulas.

Sementara istriku sedang menonton TV sendirian.

Istriku yang cantik bernama Nira memiliki wajah khas melayu. Kami semenjak dulu tidak pernah berpacaran. Bisa dibilang Nira adalah pacar pertamaku.

Aku sejak dulu dibilang tampan dan menawan oleh orang-orang, ditambah memang aku yang rajin olahraga membuat badanku semakin bagus dan atletis.

Aku dari dulu tidak pernah pacaran, namun memang banyak cewek-cewek mendekatiku, kadang ada yang menyentuh wajahku, ototku, dan dadaku sekilas untuk merasakan tubuhku, bahkan pernah juga ada yang kurang ajar menyentuh kontolku, tapi masih di balik celana.

Untunglah aku masih aman dari gangguan mereka, namun pernah juga ada cowok yang mendekatiku, pegang-pegang, bahkan pernah mencium pipiku. Ah rasanya kalau mengingat itu, jadi ingin muntah.

Pernah waktu SMA, aku main ke rumah teman untuk menonton DVD. Tapi ternyata aku ditawari DVD porno yang belum pernah aku tonton. Karena keluargaku dari desa yang sangat jauh dari hal ini.

Akhirnya aku menolaknya, walaupun penasaran...

Aku pertama kali kenal istriku saat kuliah, tentunya dikarenakan kami sama-sama anak jurusan sejarah. Banyak sekali teman-teman kampus yang mendukung aku jadian sama Nira ini, namun aku mengatakan bahwa aku tidak ingin pacaran, melainkan langsung menikah.

Tak diduga, ternyata aku malah menikahi Nira. Kami menikah pada usia 26 tahun dengan resepsi yang sederhana dan banyak teman-temanku yang hadir saat itu.

Hingga malam pertama, aku benar-benar grogi menghadapi Nira. Aku bingung bagaimana mencumbuinya. Namun aku harus mencobanya.

Malam pertama kami tidak berjalan baik, dikarenakan ilmu yang kurang. Akhirnya aku hanya dionani oleh istriku dan itupun kedua kalinya aku onani seumur hidupku.

Nira sampai kesakitan dan memutuskan tidak dulu untuk beberapa hari.

Hingga akhirnya aku mencoba lagi dan berhasil membuat kami sama-sama nyaman.

Nira cenderung tidak mengeksplorasi permainan di ranjang, malah kegiatannya itu-itu terus.

Pernah ia mengulum kontolku, eh ternyata malah mau muntah.

Oh iya, aku punya 5 anak saat ini, tiga anak laki-laki kemudian dua anak perempuan, yaitu Revan (14), Irfan (12), Abel (8), Nirwana (6), Amira (4).

Sebenarnya pengennya dijarak dalam punya anak, namun seringkali aku tak tahan hingga munculah total 5 anak ini.

Setelah punya anak 5, akhirnya aku memutuskan untuk KB permanen saja.

Oh iya, dalam masalah ranjang, istriku selalu kenikmatan setiap aku sodok-sodok dengan kontolku. Jujur, aku bisa memuaskan istriku dan ketahananku bisa sampai 30 menit dalam sekali persenggamaan ini. Bahkan istriku kadang sudah tidak sanggup menghadapiku.

Tak heran makanya aku punya 5 anak.

Meski begitu, aku tidak terlalu menikmatinya dikarenakan hanya aku yang banyak bermain, padahal aku punya bagian sensitif yang lain. Ah sudahlah...

Kini istriku sedang menonton TV, aku pun menghampirinya dan mulai membuka percakapan dengannya.

"Hai sayang, lagi apa?", tanyaku.

"Darimana saja kamu???", ia bertanya dengan ketus.

"Aku dari kosan Aldi, karena ada urusan penting, kan kita besok mau ke rumah Bapak kamu, jadi aku harus menitipkan banyak tugas ke Aldi", jawabku mengeles.

"Ga percaya aku Mas, lihat ini!", sudah mulai marah.

Oh ternyata ada pesan teror lagi, tentu nomor tak dikenal, ia mengirim pesan.

"Bu, maaf saya pinjam dulu Pa Eginya buat mengajari saya makna mencintai, Ibu jangan khawatir, nanti kalo saya sudah puas, saya kembalikan deh Bu. Hihihi..."

Aku sudah mencari nomor ini namun tak ketemu, setiap kutelpon selalu langsung tidak aktif.

"Sayang, yakinlah itu bukan Mas. Tidak ada wanita yang Mas cintai selain sayangku ini", rayuku.

"Sayang, murid tersebut hanyalah makhluk yang ingin merusak hubungan rumah tangga kita saja", tambahku.

"Yuk sayang kita istirahat, besok kan kita mau pergi", ajakku.

Nira pun pergi meninggalkanku dan aku memang terus penasaran dengan nomor itu.

Sesampainya di kasur, aku yang sudah 2x keluar, masih ingin dapat jatah malam ini, namun sayang istriku malah langsung tidur.

Selalu nasibku begini...

Aku akan terus bertahan dengan istriku, tentunya demi anak-anak, tak mungkin mereka harus kehilangan sosok orang tuanya di usia-usia seperti ini.

Saat mau tidur, aku langsung kepikiran Aldi, "kira-kira saat ini dia merasa kesakitan atau kenikmatan??"

Ketika pikiran itu muncul, aku kaget, kok bisa aku malah memikirkan Aldi, harusnya kan memikirkan cara menyiasati untuk mengambil HP Bu Indah.

Aku yang sebenarnya sulit tertidur karena kejadian luar biasa ini, akhirnya tanpa disadari akupun tertidur...

Kubuka mataku, tiba-tiba aku sudah ada di ruangan lain, dimana aku melihat Aldi diam di depanku tanpa mengenakan busana, kulihat aku pun begini.

Aku yang bingung, kemudian aku mendekati dirinya dan aku pandangi semua bagian dari Aldi.

"Ternyata Aldi ini sangat tampan dan menawan ya", ucapku.

Tiba-tiba aku begitu bernafsu, hingga akhirnya kumulai menciumi bibirnya dan melumat bibirnya, aku merasakan Aldi pun membalas perlakuanku. Aku pun mulai kepanasan.

Kemudian aku penasaran untuk memainkan lidahku dengan lidahnya, hingga lidah kami saling bertemu.

Kulihat kontolku dan kontol Aldi sudah menegang.

Lalu untuk pertama kalinya aku jongkok dan memberanikan untuk mengulum kontolnya Aldi.

Kulihat Aldi menggelinjang namun tanpa suara sepatah katapun.

Saat Aldi ingin keluar spermanya, namun kutahan...

Aku pun berdiri kembali dan menciumi Aldi, namun kali ini Aldi berhenti dan pergi meninggalkanku...

Aku berusaha mengejar namun aku tidak bisa mendapatkannya. Kemudian pandanganku makin gelap...

Tiba-tiba aku terbangun dari mimpiku dan meilihat bahwa aku tidur bersama istriku.

Kontolku sudah tegang dan berdenyut-denyut ingin kukeluarkan sperma ini...

Namun saat ini aku tidak bisa membangunkan istriku, kasihan, dia pasti tertekan dengan WA misterius tersebut.

"Ah, masa aku harus sama Aldi lagi?", batinku.

Ya inilah sekilas kisah Pa Egi yang benar-benar perjaka sejak dini. Kira-kira ada keseruan apa lagi ya dengan lanjutan ceritanya? Yuk simak!

Yuk ah vote dan add biar author bisa menuliskan sequel dan prequelnya hehe :)

Kisahku Dengan Suami OrangWhere stories live. Discover now