Kutemukanmu

3.1K 116 14
                                    


Setelah Pa Egi menghampiri Aldi di kosannya...

"Ada apa Pa Egi?", tanyaku.

"Saya mau nanya sama kamu, saya kepikiran terus soalnya", jawabnya.

"Mmm... Iya Pa Egi silakan", aku mulai curiga ke arah kejadian tempo lalu.

"Aldi, sebenarnya, duh gimana ya ngomongnya. Hmm... Begini, wajar tidak sih apabila laki-laki bersenggama dengan laki-laki lagi?", akhirnya aku mendengarkan pertanyaan ini langsung dari Pa Egi.

"Pa Egi kepikiran masalah itu?", tanyaku.

"Iya Aldi, saya ga bisa berhenti berpikir kenapa saya bisa bersenggama dengan kamu. Jelas-jelas kamu adalah laki-laki, saya laki-laki, saya sudah beristri dan punya 5 anak, namun ternyata saya bisa bersenggama dengan kamu", jelas Pa Egi.

"Tapi apakah Pa Egi menikmati ini semua?", tanyaku memancing.

"Saya tidak bisa mengungkapkannya, yang jelas perbuatan kita tempo lalu membuat saya kepikiran terus", jawabnya.

"Kalau aku sih menikmatinya Pa Egi, rasa sodokan kontolmu itu membuat aku keenakan, hingga bisa penetrasi tanpa dikocok, oh ternyata nikmat banget", ucapku.

"Tapi apakah itu membuat kita jadi homo?", tanyanya.

"Pa Egi sendiri masih berhubungan sama istri kah? Masih bisa bernafsu dengan istri kan?", tanyaku untuk membuat Pa Egi yakin.

"Masih, tapi rasanya jauh berbeda dengan kamu. Sama kamu terasa lebih bernafsu, karena memang istri saya tidak bisa banyak berbuat macam-macam ketika di ranjang", curhatnya.

"Ya kalau begitu artinya Pa Egi masih normal", jawabku dengan rasa lega karena Pa Egi artinya menyukaiku.

"Tapi saya rasa perbuatan kita ini salah loh, seharusnya laki-laki tidak bersenggama dengan laki-laki lain", ucapnya.

"Pa Egi, persenggamaan sesama laki-laki tidak akan menimbulkan bahaya, tidak akan membuat aku hamil, tidak akan mengurangi kejantanan Pa Egi di hadapan istri. Ini hanya memuaskan nafsu saja Pa Egi, dan tentu sebagai seorang laki-laki sudah sepatutnya untuk diberikan pelayanan terbaik", jawabku.

"Tapi bagaimana dengan kamu? Kamu kan selama ini tidak ikut memainkan kontolmu, bagaimana bisa ikut menikmati pesenggamaan ini?", tanyanya heran.

Ditanya seperti itu, rasanya aku harus jujur dengan Pa Egi bahwa aku homo, tapi aku belum siap mendapatkan penolakan dari Pa Egi. Aku takut ia akan menjauhi dan membenci aku... Tapi tidak ada salahnya untuk jujur...

"Aku sebenarnya, suka banget ditusuk sama Pa Egi...", jawabku dengan ragu-ragu.

"Apakah kamu gay?", tanyanya.

"Aku tidak tahu, namun yang jelas, aku senang sekali ketika kontol Pa Egi masuk dan menerobos anusku, rasanya nikmat banget", jawabku.

Aku melihat wajah Pa Egi kebingungan dengan jawabanku, mungkin terlintas, "bagaimana bisa laki-laki dipuaskan oleh laki-laki?"

"Sekarang aku tanya deh, Pa Egi sendiri apakah selama ini menikmati dan ingin terus mengulanginya lagi kah?", tanyaku.

Pa Egi diam tidak menjawab.

"Aku tau Pa Egi juga menikmati, bagaimana bisa Pa Egi bilang tidak, padahal suda berkali-kali Pa Egi mengeluarkan spermanya di dalam anusku. Desahan Pa Egi saja tidak bisa bohong...", jawabku menambahkan.

Pa Egi masih terdiam...

"Jika Pa Egi mau, maka aku siap menjadi pelayan Bapa, untuk memuaskan Pa Egi, karena dari sana, aku terbawa puas juga loh", ucapku.

Kisahku Dengan Suami OrangWhere stories live. Discover now