Hari Kacau

4.4K 94 0
                                    


"Datang pagi-pagi membuatku tidak pernah sarapan. Aku harus datang pukul 06.30 dan bangun saja sudah kesiangan, gimana mau bisa sarapan? Mau beli nasi kuning, ah boros...", batinku dalam hati.

Seperti biasa, aku datang menghampiri mejaku paling belakang dengan duduk di sebelah guru tampan dan mempesona, Pa Egi...

"Selamat pagi Pa Aldi", sapa Pa Egi.

"Eh... eh... pagi Pa", jawabku gelagapan.

"Ah, kapan ya bisa kunikmati seluruh jiwa ragamu ini?", harapanku.

Kulihat ke arah depan, Bu Indah sedang bermain handphone-nya sambil menunjukkan ekspresi sinis.

"Hmm... kira-kira Bu Indah sedang mengetik apa ya?", pikirku.

Lalu kulihat Bu Indah melihat ke arah Pa Egi sebentar lalu fokus lagi ke handphone-nya.

Tiba-tiba HP Pa Egi bergetar dikarenakan banyak pesan Whatsapp yang masuk.

Setelah Pa Egi membuka pesan itu langsung ia pucat dan segera pergi dari ruang guru.

"Hmm... Ada apakah ini? Apakah Pa Egi menerima pesan dari Bu Indah? Kira-kira isinya tentang apa ya?", pikiranku kalang kabut.

*** Egi POV ***

Setelah aku melihat Whatsapp ada lebih dari 20 kiriman, betapa kagetnya aku ternyata itu semua adalah kiriman dari Bu Indah.

Dan yang lebih mengejutkannya lagi adalah itu semua berisikan foto dan video panas antara aku dan Bu Indah kemarin.

Ternyata benar, aku tidak selamat kemarin di rumah Bu Indah.

Lalu, aku beranjak dari ruang guru menuju toilet agar tidak ada yang bisa melihat ini.

Sesampainya di toilet, kulihat foto-foto dan video-videonya, semua berisi bagaimana Indah mengulum kontolku dan membuat spermaku keluar.

Lalu ada pesan di bawahnya, "kalo Pa Egi ga mau sama saya, maka bisa dipastikan ini akan tersebar, termasuk ke istri Bapa!"

"Kutunggu sore ini di rumahku ya sayang :*"

Gila! Bu Indah memang benar-benar tidak waras. Dia cantik dan bisa punya pacar tampan, namun kenapa dia memilihku.

Akhirnya aku benar-benar bingung dan memutuskan bersikap seperti biasa.

"ding dong ding dong...", suara bel menandakan pelajaran berakhir.

"Aku harus segera menyelesaikan ini dengan Bu Indah.", batinku.

Lalu aku pergi meninggalkan ruang guru yang masih ada Aldi disana.

Dia memang tampak keheranan dengan sikapku, tapi saat ini aku sedang ada masalah dan tak mungkin kuceritakan ini kepada Aldi.

Sesampainya di rumah Bu Indah, aku langsung minta penjelasan kepadanya.

Dia hanya tersenyum, kemudian dia mengatakan "sudahlah Pa Egi, jadilah milikku"

Aku kaget dan berkata tidak mau, namun dia mengancam akan menyebarkan foto dan video ini ke khalayak ramai termasuk istriku.

Bu Indah menyuruhku masuk dan dengan terpaksa aku harus masuk.

"Apa yang kamu mau?", tanyaku geram.

"Tubuhmu seutuhnya", jawabnya.

"Sepenting apakah aku untukmu?", tanyaku lagi.

"Penting banget, karena aku hanya untukmu dan kamu hanya untukku", jawabnya.

"Tapi aku tidak bisa, aku sudah punya istri dan 5 anak. Tidakkah kau punya hati nurani?", tanyaku mendesak agar dia menyerah.

"Saya punya! Tapi saya juga punya keinginan untuk menikmatimu, Egi", jawabnya yang mmebuat aku semakin kesal.

"Hapus semua galeri itu! Dan aku akan mencoba mencintai kamu", jebakku.

"Tidak mungkin! Aku tidak sebodoh yang kamu kira!", jawab Bu Indah.

Cih... Bu Indah tidak bisa didesak dengan kata-kata. Aku harus memikirkan apa lagi untuk terbebas dari semua ini.

"Pa Egi... Sekarang aku ingin menikmati tubuhmu, mau kah? Atau foto dan video ini akan kusebar!", ancam Bu Indah.

Ternyata semua terpusat di HP Bu Indah, maka satu-satunya cara adalah aku harus bisa merebut HP Bu Indah demi keselamatan aku di masa depan.

Tapi, berarti aku harus mengikuti alur mainnya Bu Indah.

Aku harus memutar otak agar tidak salah melangkah, karena ini berkaitan dengan harga diriku dan martabat keluargaku.

"Baik, tapi untuk saat ini tidak bisa, karena aku harus pulang cepat", tolakku halus.

"Tidak bisa! Saya mau tubuhmu Pa Egi!", teriak Bu Indah.

"Baik, baik, saya akan menciummu di kening saja untuk hari ini, kan masih ada hari-hari esok untuk menikmatiku seutuhnya, walau aku masih belum bisa mencintaimu", aku mengeles.

"Tapi berjanjilah kau tidak akan menyebarkan foto dan video ini", pintaku.

"Baik, tapi untuk sekarang cium di kening dan di bibir!", paksa Bu Indah.

"Aduh, maafkan istriku, aku harus berciuman dengan perempuan lain.", batinku memberontak.

Akhirnya bibirku mendarat di kening Bu Indah dan mendarat di bibirnya untuk pertama kalinya dalam keadaan sadar.

Ternyata dia melumat bibirku dan tangannya Bu Indah merangkul ke pundakku.

Bu Indah yang jago memainkan lidahnya, membuat aku sulit mengontrol tubuhku, terlebih sudah beberapa hari ini aku tidak mendapat kepuasan dari istriku.

"Mmmmuuuaachhhh", suara ciuman kami.

Bermenit-menit kami berciuman hingga aku lupa diri bahwa aku sudah memiliki istri dan 5 orang anak. Hingga kontolku sudah tegang maksimal.

Bu Indah pun memegang kontolku dan berkata,

"Ini yang aku inginkan dan Pa Egi sepertinya sudah menginginkannya, mari sudah saatnya kita memadu kasih".

Aku yang mendengar itu tiba-tiba tersadar dan langsung berkata,

"Maaf Bu Indah, sudah saatnya saya pergi", pamitku.

"Besok kamu harus kesini loh, aku masih belum puas!", pinta Bu Indah.

"Lah, besok kan saya izin tidak ke sekolah, karena harus menjenguk mertua bersama istri dan anak-anak selama 2 hari", jawabku.

"Hmm... Tapi nanti kita laksanakan memadu kasih kita ya sayang?", manja Bu Indah walau terlihat kecewa.

Aku mengangguk dan tidak menjawab sepatah kata apapun dan langsung bersiap-siap untuk pergi, tiba-tiba...

"Mmmuuuaaach...", Bu Indah mencium bibirku lagi.

Sontak aku kaget dan hampir tenggelam untuk yang kedua kalinya, namun aku memutuskan untuk langsung pergi.

Akhirnya aku langsung melaju dengan motorku, kemudian tak jauh dari rumah Bu Indah aku memeriksa pesan Whatsapp yang masuk sejak aku pergi dari sekolah, diantaranya ada pesan dari Pa Aldi.

"Pa Egi ada apa? Sepertinya Bapak ada masalah dengan Bu Indah ya? Barangkali aku bisa bantu Pa Egi. Sini main ke kosanku!"

Sejenak kumerenung, apakah aku harus menceritakan ke Aldi atau tidak, namun martabat, harga diri, dan bahkan mungkin karirku bisa hancur kalau begini. Akupun sudah mengenal Pa Aldi dengan baik, maka aku percaya dia.

Akhirnya aku membalas, "Iya sepertinya saya butuh cerita ke kamu, saya berangkat sekarang ya!"

Dan di senja hari ini, akhirnya aku memutuskan kembali lagi ke arah sekolah demi menyelesaikan masalahku dengan Bu Indah melalui Pa Aldi.

Apakah Pa Egi akan berhasil menyelesaikan masalahnya? Atau mungkin Pa Egi malah dijebak oleh Aldi? Duh, author sebenarnya udah ga kuat membayangkan jadi Pa Egi hehe...

Jangan lupa vote ya!

Kisahku Dengan Suami OrangWhere stories live. Discover now