Melangkah bersama jejakmu

6.4K 944 60
                                    


"Bukti cinta sejati adalah janji yang ditepati."

Now Playing ; somewhere only we know by rhianne

"Karena kamu temannya, saya percaya bahwa kamu bisa menjaga anak saya sebagaimana temanmu menjaga dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena kamu temannya, saya percaya bahwa kamu bisa menjaga anak saya sebagaimana temanmu menjaga dia. Bukannya lebih baik begitu? Karena selama ini saya tau kamu dan teman-temanmu dengan suka rela meluangkan waktu untuk menjaga Kara, anak saya dan cucu saya Miko. Ini bukan tentang mengapa harus kamu, Nak. Anggap saja kamu melanjutkan perjuangannya."

Kalimat itu mungkin terdengar begitu tulus. Narda juga tahu bagaimana laki-laki yang rambutnya sudah mulai memutih tersebut menyelipkan kepercayaan besar pada salah satu pundaknya, lewat tepukan ringan yang bagi Narda begitu menyakitkan, memar menjalar melalui sela-sela syarafnya hingga menyebar ke seluruh hati dengan seenaknya.

Tapi satu hal yang ingin Narda katakan, ia hanya ingin memberi tahu padanya bahwa ia tidak sebaik Haikala dalam hal apapun. Menjadi teman bukan berarti kita bisa menjadi dia. Apakah semua orang mengerti apa maksudnya? Semua orang bahkan punya masing-masing tempat di hati seseorang begitupula Narda dan Haikala bagi Kara. Bagaimana perempuan itu menempatkan mereka berdua dihatinya, jelas tidak diruangan yang sama.

Sejak hari itu, Narda belum sama sekali mengunjungi Kara dan Miko. Ada beberapa alasan yang ia buat saat jadwal menjemput ia alihkan pada Rendra. Entah mengapa, ia tidak ingin bertemu dua orang itu, tidak ingin bicara, tidak ingin menatap mata mereka berdua. Entah mengapa, hatinya berat.

Nanti malem nginep dirumah, gue mau ngomong sesuatu. Tenang, bukan tentang perjodohan sialan lo itu.

Narda mematikan ponselnya setelah ia membaca pesan yang dikirim Mahesa beberapa menit yang lalu. Ia tak punya tenaga hanya untuk menulis balasan pesan, tapi selagi ia sudah membacanya- Mahesa pasti mengerti. Laki-laki itu tidak sebocah Jonathan yang sampai hari ini masih menghindarinya, juga tidak serewel Cakra yang sampai detik ini mengingatkannya untuk menolak perjodohan itu bahkan sampai menawarkan untuk membantu mencarikan dana pengobatan untuk ibunya. Yah, kalian pasti tahu koko-koko China Indo hampir semuanya orang berpunya, lebih dari sekadar punya, orang kaya yang terlahir sebagai pemilik sendok emas. Dua dari teman sejiwanya adalah bagian dari itu, tapi sungguh jauh dari lubuk hati Narda yang paling tulus, ia tak akan pernah memanfaatkan kekayaan teman-temannya meskipun itu untuk kebaikan semua orang.

"Lo marah sama gue, Kal?" Tanya Narda sambil mengusap batu nisan berwarna putih yang beberapa minggu lalu menjadi rumah baru untuk Haikala. Diatasnya ada rumput Jepang yang tumbuh, memenuhi lubang pusara. Di sebelah batu dimana nama Haikala terukir disana, tumbuh subur pohon Kamboja berwarna merah muda. Sebab dibanding bunga matahari kesukaannya, Kara bilang kamboja lebih berumur panjang dan siap menemani suaminya lebih lama.

"Gue mau tau seandainya lo ada disini dan tahu fakta bahwa gue bakal gantiin lo untuk jaga mereka. Apa yang bakal lo lakuin ke gue?"

Kata Om Devan, Haikala akan bahagia karena tugasnya bisa diemban oleh orang paling ia percaya. Sedangkan kata Bang Mahesa, Haikala akan kecewa karena orang yang ia percaya telah mengambil semestanya. Narda tahu mengapa Mahesa bilang begitu. Ia paham sekali. Mahesa terlalu mengerti bagaimana sesak hatinya kala Kara dipaksa berpindah tangan pada laki-laki lain, tempat dimana Mahesa ketahui adalah sebuah ruang yang begitu familiar, tempat dimana ia pun kadang kala berkunjung kesana. Bagaimana suatu hari Mahesa bercerita tentang keadaan hatinya pada Narda, bahwa seandainya Kara bukan direbut oleh Haikala, Mahesa tidak akan sehancur ini. Maka kini Narda yang kembali dihadapkan pada kenyataan bahwa dialah yang kini menggantikan beratnya cobaan yang pernah Haikala tanggung dahulu. Dan lebih berat sebab kini seseorang yang harus ia hadapi untuk meminta izin tak akan pernah menjawab apa-apa. Ia bisu dan tuli, ia mati.

2. Antariksa Berkelana [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang