Chapter 13: First Prince

3 1 0
                                    

CHAPTER 13: First Prince

"Alanvino! kau sudah kembali " sapa Kaisar

"Saya kembali Yang Mulia " ia membungkuk

'Suaranya yang dalam dan serak-serak basah ini selalu mengangguku. Tiap melihat wajahnya, selalu membuatku marah'

Lizertia Berdiri dan menyapanya

"kakak~ sudah pulang yaa, lama tidak bertemu " ucap Lizertia dengan tersenyum dan menghampirinya

Dia hanya berdiam dan hanya menatap Lizertia

'jawablah sapaanku bodoh ! '

"ya, sudah lama tidak bertemu " jawabnya

'hoooo, dia menjawabku '

"apa semuanya sudah selesai ? " Tanya Kaisar

"iya Yang Mulia, saya bergegas kembali karena suasana yang berubah dan makhluk-makhluk aneh yang mulai muncul "

"Ohiya, kau memiliki saingan saat ini " ucap Kaisar dengan memegang pundak Pangeran pertama Alanvino

"ya? "

"Lizertia akan menjadi kandidat Putri Mahkota "

Deg-

Alanvino tiba-tiba menatap Lizertia dengan tatapan dingin. Mata birunya seakan-akan ingin membunuh Lizertia, dia seperti inign mengatakan

'kau menghalangi jalanku lagi, huh? '

Lizertia terdiam. Dia tidak terlihat takut, tapi tubuhnya bergetar saat melihat tatapan kakak pertamanya itu

"Baiklah ! kalau begitu, aku keluar dulu. Jika Para Pangeran dan Putri telah keluar, masukkan orang-orang ini kedalam ruangan bawah tanah "

"Baik Yang Mulia, Semoga Dewa Matahari memberkati anda " ucap orang-orang yang ada didalam Aula.

Alanvino menatap Lizertia dengan tatapan tajam, dan tentu saja Lizertia mengabaikannya

"kakak ! "

Dion dan Chloe berlari mendekati Lizertia

"apa kakak benar akan menjadi Putri Mahkota ?! " Tanya Chloe kepada Lizertia

"apa aku terlihat bercanda ? "

"ti tidak... "

"apa kakak yakin !? "

".... "

"tapi kak, lebih baik kakak tidak perlu melakukan itu, kakak hanya perlu – "

"Dion... kalau kamu menghalangiku lagi seperti waktu itu, aku benar-benar akan marah "

Lizertia menatap mata Dion dengan dingin, dapat dikatakan Lizertia terlihat mengeluarkan aura mengerikan yang hanya bisa dirasakan oleh Dion dan Chloe

"bu bukan seperti itu kak ! kakak saat ini saja sudah kelelahan, apalagi saat menjadi Putri Mahkota... tentu saja aku mendukung apapun pilihan kakak ! "

"pfft "

'anak-anak ini lucu juga'

Lizertia mengelus kepala mereka berdua

"baiklah ayo kem- "

Krghh-

"heh, kau lama-lama makin memuakkan ya "

Alanvino menarik Lizertia dan memegang lehernya, matanya yang membelalak menatap Lizertia, dan mencekiknya dengan tangannya yang kuat

"apa-apaan ini? " Lizertia menatapnya dengan tajam.

"apalagi yang kau inginkan kali ini ? "

"apa kau serius menanyakan hal itu kepadaku? "

"lebih baik kubunuh saja kau saat itu "

"kalau begitu bunuh saja aku sekarang "

'Ya tentu saja, Alan dari awal tidak pernah memiliki niat untuk membunuhku , karena kehidupanku sendiri adalah hal yang memuaskannya.'

"kau marah ya... "

"....."

"lepaskan tanganmu, nanti tanganku memiliki bekas cengkeraman tanganmu " ucap Lizertia dengan tatapan dingin dan nada tegas kepadanya

"haha- lama tak melihatmu marah, tapi... akan lebih baik jika aku melihatmu marah sambil menangis "

Dia melepaskan tangannya dari leher Lizertia dan berjalan menuju keluar

"haruskah aku membunuh seseorang lagi agar kau marah lalu menangis ? " ucap Alan dengan menuju kearah depan

'dasar gila '

"kau mengatakan hal itu dengan mudah, seakan-akan kau tidak pernah bersedih saja " ucap Lizertia dengan sedikit tersenyum

"untuk apa aku bersedih "

"haa—aku jadi teringat saat itu... ibumu, yang meninggal... kalau tidak salah, Kaisar membuhnya karena apa? Ah, selingkuh... saat itu ia juga menjadi Permaisuri bukan? Tapi bisa-bisanya, dengan beraninya ia berselingkuh dengan seorang Ksatria... " Lizertia berbicara dengan sedikit tertawa

"..."

"kenapa kau diam saja kak? Apa karena itu fakta? Tunggu... apa karena kau sekarang sedang sedih ? "

"..."

"Kenapa kau bersedih? Bukankah kau bilang dengan percaya diri ' untuk apa aku bersedih ', kau kecewa dengan ibumu ya? Hummm, ya itu juga terjadi secara tiba-tiba. Dan juga itu juga merupakan fakta bukan, bahwa permaisuri pertama adalah ' Aib bagi Kekaisaran ' " Ucap Lizertia dengan sedikit tersenyum dan mendekatkan wajahnya kepada Alanvino.

"Heh" tiba-tiba Ekspresi Alanvino yang tadi mengejek Lizertia berubah menjadi marah. Matanya melotot dan memerah.

Aku yang melihat ini juga terkejut. Terkejut bukannya takut, melaikan tersenyum

"ooh- kau bisa membuat ekspresi seperti itu juga ternyata "

"apa kau sudah selesai berbicara ? " Tanya Alanvino

"hum, sepertinya sudah. Ahh aku lelah, aku akan kembali "

"sampai jumpa kak "

"dan, aku berharap jika kau menjadi kaisar, berhati-hatilah saat memilih permaisuri. Karena, ia bisa saja se-ling-kuh " Ucap Lizertia dengan berbisik ke telinga Alanvino

"Chloe, Dion, ayo pergi " Lizertia meninggalkan Aula bersama kedua adiknya

Aku menatap ke mereka yang berada dibawah dengan senyuman

'tenang saja, aku akan menghampiri kalian ' ucap Lizertia tanpa suara dengan menatap mereka

Lizertia, dan kedua adiknya telah meninggalkan ruangan. Hanya ada Alanvino, para ksatria dan juga 9 orang yang duduk dibawah dengan diikat

"HAHAHAHA !!! " Alanvino tertawa dengan keras

"Chris, kau lihat tadi ? Hahahaha ! "

"Iya, Yang Mulia. Ternyata Tuan Putri lebih berani dari apa yang Saya Kira " ucap Chris, Ksatria pribadi sekaligus tangan kanan Alanvino

"sudah lama aku tidak pulang, ternyata dia makin gila daripada yang aku duga "

"membiarkannya sampai sekarang, memang keputusan yang tepat "

DEG-

Eungyeom yang ada dibawah terkejut dan secara tidak sadar memelototi Alanvino, matanya pun ikut memerah

"Eungyeom ah. "

"ha... baik,maafkan aku "

Jaehyun mencegah Eungyeom untuk melakukan hal yang cerboh

"masukkan mereka ke tempat yang di perintahkan ayah tadi, aku akan pergi "

"Baik Yang Mulia ! "

Jaehyun dan kedelapan temannya pun dibawa ke tempat bawah tanah. Yang tak lain adalah penjara, tapi untung saja, ada kasur dan juga tempat cuci di dalam, sehingga itu tidak terlalu buruk

Survive: I'll Make it Sure to be a Happy EndingWhere stories live. Discover now