04 : Fireworks over me

52 9 3
                                    

MESSAGE

Yeonjun : kau pulang sekolah tadi mau ke mana? Aku melihatmu bersama Minjeong berjalan ke arah halte bus?

Juhee : oh, pulang sekolah tadi? Aku ke toko buku membeli novel lalu membelikan komik untuk Minjeong.

Yeonjun : 👍

Yeonjun : pukul delapan malam nanti kau senggang tidak?

Juhee : hmmmm, senggang. Memangnya ada apa?

Yeonjun : di dekat rumahku sedang ada festival kembang api, mau ikut?

Juhee : festival kembang api? Tentu saja aku ikut!

Yeonjun : baiklah aku akan menjemputmu jam delapan malam.

Juhee : sampai bertemu nanti, Yeonjun! 🥰

Aku mematikan ponsel, lalu lanjut memandangi buku novel dengan sampul buku yang di dominasi dengan warna jingga. Novel yang alam aku berikan pada Soobin pada hari senin. Soobin sudah sering membicarakan buku ini, dia begitu menyukainya tapi karena harganya yang memang cukup membuat dompet menjerit jadi ia—Soobin— memilih untuk tidak membelinya. Dan karena aku yang memang memiliki tabungan yang cukup banyak aku memilih untuk membelikannya.

Tidak ada yang salah untuk memeberikan seseorang sebuah barang yang sangat berarti baginya bukan? Bukan bermaksud lain.

Dari atas ranjang dengan posisi terlentang kepalaku tertoleh untuk melirik jam dinding, pukul setengah delaapan. Aku lalu memilih untuk bangkit dan meletakkan novel tersebut di atas meja.

Dengan antusias aku membuka lemari pakaian, memilih pakaian yang sangat indah untuk aku kenakan malam ini. Bila aku ingat-ingat, ini untuk pertama kalinya aku keluar bersama Yeonjun pada malam hari, maka dari itu aku begitu antusias.

Setelah sekitar hampir tiga menit mengacak-acak seisi lemari, barulah aku menemukan si primadona. Si dres putih dengan renda.

── ⋆⋅☆⋅⋆ ──

SONG JUHEE

Mesin mobil berhenti berderu ketika Yeonjun selesai memarkirkan mobilnya di area parkir. Ia melirik jam tangannya yang telah menunjukkan pukul 20.10 sudah sedikit terlambat sebenarnya Yeonjun berkunjung ke salah satu gedung apartemen yang berada di seputaran, tapi ia yakin si penunggu akan menerima alasan keterlambatannya.

Cuaca dingin yang mulai menusuk di awal November, membuat Yeonjun sedikit bergidik begitu keluar dari mobil. Ia merapatkan jaketnya untuk menghalau udara dingin yang membelai tengkuknya. Setelah mengatakan tujuannya pada salah seorang satpam yang berjaga dan mendapat persetujuan dari pemilik apartemen yang ditujunya, Yeonjun pun mendapat akses masuk ke dalam gedung apartemen yang sangat dijaga ketat itu. Ia langsung memencet tombol bertuliskan angka sembilan begitu masuk ke dalam lift. Tak butuh waktu lama untuk Yeonjun sampai di lantai Sembilan, kakinya lalu melangkah keluar lift dan mencari apartemen bernomor 553. Bunyi bel terdengar saat Yeonjun memencet tombol di samping papan nama pemilik apartemen.

"Ya, sebentar!" suara yang menjawab di intercom adalah sebuah suara nyaring yang begitu familiar di telinga Yeonjun.

Yeonjun menunggu dengan tenang, sembari memikirkan apa yang dikerjakan si pemilik apartemen saat ini.

"Maaf, jadi menunggu lama." seorang gadis dengan rambut tergerai panjang sedikit bergelombang menyapa ketika pintu terbuka. Sedikit membuat dunia Yeonjun seakan dihantam begitu hebatnya oleh seorang gadis bernamakan Song Juhee tersebut. Paras keindahannya berhasil membuat Yeonjun tidak berkedip saat melihatnya. "Hei? Aku aneh, ya?"

dear sunshine, soobin ✓Where stories live. Discover now