8

386 120 35
                                    

N. B. Finally, i got the right title.
#ScaraTeaserWhen

***HAPPY READING***

Watson menatap datar papan tulis yang beberapa menit lalu masih kosong, kini penuh oleh coretan kasus si Santa Maut. Tangannya beralih meletakkan spidol, perlahan mundur tiga langkah.

"Sudah kuduga. Ini benar-benar aneh."

Tak peduli sekeras apa Watson memikirkannya, dia tidak mengerti jalan pikir si pelaku. Alasan mengapa pelaku membutuhkan waktu 12 jam untuk membunuh Rani. Apa yang pelaku pikirkan?
Dia merancang TKP seperti itu... Apakah si Santa Maut hendak mencapai sesuatu? 

"Dan yang paling aneh..."

Watson menyalakan radio. Berita mengenai perkembangan pencarian pelaku pembunuhan di Desa Stupido. Kepolisian masih dalam tahap mengumpulkan clue.

Sherlock Pemurung itu tersenyum miring. Sungguh menarik. Bukankah kepolisian sudah mengumumkan tentang korban ke-9 pada publik? Kenapa tidak ada satu pun yang membahas itu di forum internet?

Watson menontonnya sendiri, di chapter pertama. Mayat remaja 16 tahun yang merupakan korban ke sembilan. Hohoho, sepertinya reporter bekerja lebih keras dibanding polisi hingga informasinya jebol.

Di samping itu, kalimat Raum benar-benar mengusik. Tentang warna daun garlan yang digunakan pelaku memiliki perbedaan. Andai Watson tahu data yang reserse sembunyikan. Itu pasti sangat penting.

Kondisi seperti ini, Violet bintangnya.

Tangan Watson yang ingin menghubungi nomor Violet seketika terhenti, menatap kosong ke depan. Ah... Bagaimana bisa dia lupa? Gadis itu kan sudah tiada.

Watson menoleh ke foto di atas meja.

"Kasus baru lagi?" Beaufort bersandar di dinding, bersedekap. Masuk tanpa ketukan. Beliau ini kurang taburan akhlak.

"Kurasa aku harus menghancurkan pintu itu besok karena tidak ada gunanya," dengus Watson mengatur mimiknya agar tetap datar biar tak ketahuan ngambek.

"Hoo, apa kamu sedang nyarkas pada pamanmu?" Beaufort menyeringai sinis.

"Ada urusan apa ke kamarku?"

Beaufort melempar sebuah botol pil. Watson gelagapan menangkapnya. "Minum itu jika kamu ingin lebih baik."

"Tapi, Paman... Vitaminku masih ada. Aku tak bisa meminum obat asing yang tidak kuketahui. Apa ini ada manfaatnya?"

"Bukankah kamu genius? Kamu pasti bisa menebak obat apa itu," ucapnya smirk.

Watson manyun, muka datar. Dahlah.

"Ngomong-ngomong aku harus pergi ke Sayazar besok. Apa paman mengizinkan? Paman pasti tahu tentang Santa Maut yang membunuh remaja-remaja di desa."

"Ah, tentang itu rupanya. Aku sudah dengar dari rekan-rekanku." Beaufort mengelus dagu, kemudian mengangguk. "Baiklah, kamu boleh pergi. Pastikan selalu berhati-hati. Musuhmu pembunuh remaja. Bisa jadi kamu masuk ke dalam list-nya."

Watson menghela napas. "Iya, aku akan hati-hati," ucapnya menampung tangan.

"Apa?" Beaufort mengernyit.

"Minta jajan." Watson tersenyum childish.

"Urusan jajan kamu nomor satu."

-

Desa Stupido terletak di Provinsi Sayazar, itu sangat jauh dari Moufrobi. Tergantung kemacetan, klub detektif Madoka bisa saja tiba di sana tiga atau empat harian. Maka dari itu mereka membawa koper. Gari sih katanya menyewa apartemen. Jadi dia tak perlu bolak-balik dari desa.

[END] Gari Gariri - Misteri HermesateWhere stories live. Discover now