12

323 118 23
                                    

"Jika kalian mengharapkan hostel yang mewah, Stupido bukan tempatnya. Karena kalian Detektif Madoka yang tersohor itu, aku sudah berbaik hati memberikan kamar terbaik yang kami punya pada kalian."

Etto... Padahal mereka berlima tidak komplain apa pun mengenai penginapan yang mereka kelola lho. Kenapa adminnya mendumal tidak jelas? Hari yang panjang.

"Kami tepat di sebelah kalian. Jika menemukan sesuatu, segera lapor. Jeremy, awasi Dan. Dia anaknya rada-rada."

"Siap, komandan!" Jeremy hormat selagi Watson mengerjap menunjuk dirinya bingung. Rada-rada apa maksud Aiden?

Mereka masuk ke kamar masing-masing.

"Batu, gunting, kertas!"

Yak, seperti yang diharapkan. Watson kalah. Jadilah yang mandi pertama Dextra, lalu Jeremy, baru dia terakhir. Andai penentuan 'siapa mandi dulu' bukan berupa suit, pasti Watson yang menang.

Jeremy bersenandung mengepak kopernya, senang mendapat urutan kedua. Siapa yang tidak bahagia mengalahkan si genius tiada tanding alias si Sherlock Pemurung. Hal ini menjadi prestasi besar bagi Jeremy.

"Ngomong-ngomong Watson, sekarang apa yang akan kita lakukan? Diskusi?"

Tadinya memang itu rencananya. Tetapi, diskusi mereka kurang jika hasil autopsi belum keluar. Watson membutuhkan data Belorio sebelum mulai menyimpulkan.

"Sebenarnya, bagaimana kondisi tubuh seseorang ketika sudah meninggal? Kenapa badan Rio berakhir seperti itu?"

Watson dan Jeremy menoleh. Dextra sudah selesai mandi. Anak itu penasaran.

"Baiklah, anggap saja ini kursus forensik singkat." Watson mengangguk, mengatur posisi duduknya supaya nyaman. "Ketika seseorang meninggal, perubahan yang paling kentara terlihat pada tubuh terjadi pada 15-20 menit setelah kematian. Tubuh akan terlihat jauh lebih pucat karena darah telah berhenti beredar pada pembuluh kapiler (halus). Suhu tubuh pun mulai turun sekitar 0.8 derajat per jam.

"Proses kaku mayat atau kerap disebut Rigor Mortis, terjadi dalam 2-6 jam setelah kematian. Proses ini menyebabkan badan menjadi kaku dan kehilangan fleksibilitas yang dimiliki. Hal ini disebabkan karena terbentuknya kaitan antara aktin dan miosin di otot. Ah, aktin itu filamen tipis yang berinteraksi dengan miosin untuk menciptakan ketegangan otot.

"Dalam waktu 58 jam, bakteri yang berada dalam usus manusia akan mulai menyebar ke organ lain seperti hati, limpa, jantung, dan otak. Bakteri ini mencerna organ dan jaringan lainnya melalui pembuluh kapiler yang tersebar di dalam tubuh manusia.

"Menyeramkan, bukan? Maka dari itu tak segelintir warga yang mendaftarkan diri ke 'bank donor'. Setidaknya walau mereka sudah mati, organ mereka bisa membantu orang lain yang punya umur panjang daripada membawa mati organ yang telah rusak dan berakhir membusuk di tanah.

"Tahapan pembusukan pada jenazah baru akan terjadi beberapa hari setelah kematian. Pemecahan karbohidrat, protein, dan senyawa lainnya, yang disebabkan oleh bakteri serta larva serangga, menghasilkan gas yang membengkakkan perut dan akhirnya merusak kulit.

"Akan tetapi, semua tahapan itu akan terhenti jika cadaver (mayat) disuntikkan zat formalin. Cairan ini akan memperlambat proses pembusukan. Secara umum teknik embalming (membalsam) dapat mengawetkan mayat hingga sekitar satu minggu, selanjutnya proses pembusukan akan tetap berjalan meski lebih lamban dibandingkan secara alami.

"Pelaku terus menerus memberikan suntikan formalin ke tubuh korban. Zat itu perlahan memenuhi badan Rio hingga pada akhirnya mengeluarkan aroma menyengat. Tidak mau mengambil resiko yang berpotensi ketahuan, pelaku pun merubah metode pengawetan yaitu dengan memasukkan tubuh korban ke kotak pendingin lalu dibiarkan terletak di dalam sana berhari, berbulan, sampai bertahun lamanya. Aku takkan terkejut jika Forensik membutuhkan waktu untuk menentukan tanggal kematian korban. Kurasa itu takkan selesai dalam satu hari."

[END] Gari Gariri - Misteri HermesateOnde as histórias ganham vida. Descobre agora