39

240 41 6
                                    

Walau tubuhnya masih dalam masa pemulihan, Sherly tidak ingin ketinggalan kelanjutan sidang Gatot yang disiarkan secara langsung di salah satu stasiun TV swasta dengan agenda menghadirkan saksi-saksi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Walau tubuhnya masih dalam masa pemulihan, Sherly tidak ingin ketinggalan kelanjutan sidang Gatot yang disiarkan secara langsung di salah satu stasiun TV swasta dengan agenda menghadirkan saksi-saksi. Ditemani Sarah yang menyuapinya sepiring bubur tim dari pihak rumah sakit, bola mata Sherly tertuju pada layar sebesar 32 inci tersebut. Sandra bercerita kalau saat putusan sela, nota keberatan dari tim kuasa hukum Gatot ditolak dan menganggap surat dakwaan penuntut umum sudah sah. Sherly mencibir jika semua itu hanyalah akal bulus mereka yang ingin mengulur waktu bahkan mencari letak kesalahan demi batal hukum.

Suara tegas seorang pembawa berita yang mengenakan kacamata kotak menyebutkan hari ini penuntut umum menghadirkan tujuh orang saksi terkait penggelapan dana mantan direktur PT. Asa Sehat yang bekerja sama dengan rumah sakit Sejahtera. Di antara mereka sebagian besar adalah orang-orang yang bergelut di bidang pengadaan barang rumah sakit Sejahtera, sisanya dari perusahaan alkes Asa Sehat. Sherly jadi penasaran dengan nasib si whistleblower, apakah akan diikutkan menjadi saksi kunci nantinya. Sisi lain dalam diri Sherly membantah, mungkin pihak JPU tidak semudah itu mengeluarkan kartu mati tersebut dengan alasan keamanan. Di salah satu berita yang pernah didengar Sherly, ada salah satu saksi kunci tewas dibunuh oleh sekelompok orang tak dikenal saat ada kasus pencucian uang.  

Kini, saksi-saksi itu disumpah sesuai agama dan kepercayaan sebelum memberikan keterangan yang sebenar-benarnya. Sherly jadi bertanya-tanya apakah Gatot akan menyerah saat menerima fakta-fakta yang bakal memberatkan nanti atau justru melempar serangan balasan. Dia menggeleng lemah, mengaku kalah bukanlah gaya Gatot. Pasti lelaki serakah dan ambisius itu akan mencari jalan keluar sesulit apa pun. Termasuk dokumen yang disimpan Sherly di kediaman Benedict. Berkas-berkas berisi semua aliran dana yang diterima Gatot kemudian ditransfer ke beberapa orang yang mau ikut andil memperkaya diri. Namun, salah satu file yang dicari oleh kawanan Gatot juga berisi tentang beberapa bukti tentang jual-beli jabatan di kalangan rumah sakit.   

Salah satu anggota hakim yang punya tahi lalat di bawah hidung mengajukan pertanyaan kepada salah satu saksi dari rumah sakit Sejahtera. "Apakah saat pengadaan barang alkes, Saudara yang mengusulkan alat-alat yang dibutuhkan dan harga pembanding untuk dikirim ke distributor?"

"Benar, Yang Mulia. Saya mendapatkan daftar permintaan alat dari setiap ruangan, mulai rawat inap, ICU, UGD, farmasi, gizi, hingga ruangan rawat jalan. Yang mengajukan alat-alat tersebut adalah kepala ruangan yang sudah diberi surat perintah dari pimpinan rumah sakit," terang lelaki berpakaian batik. "

"Oke. Apakah benar Anda mendapat telepon dari saksi Eka bahwa anggaran alkes tersebut sekitar lima belas milyar rupiah?" sahut hakim ketua. 

"Betul, Pak," jawab lelaki itu. "Saya menerima informasi tersebut melalui telepon Bu Eka, selaku pejabat Yankesmas di Dinkes Jakarta. Sehingga saya berkonsultasi bersama pimpinan rumah sakit untuk menulis rekapitulasi daftar prioritas alat kesehatan yang tadinya sekitar 40 milyar untuk 212 alkes jadi 15 milyar untuk 100 alkes."

Hard Desire (END)Where stories live. Discover now