Menuju ke Medan Perang

213 41 13
                                    

Setelah makan di restoran " Mad Ang " Ken dan Naruko pergi ke rumah sakit.

Dibawah bujukan Ken, Naruko dengan enggan diperiksa oleh seorang dokter.

" Setelah pemeriksaan ini aku akan membeli es krim, nak kamu pasti akan menyukainya " kata Ken yang melihat Naruko ragu-ragu untuk masuk ke dalam ruangan pemeriksaan.

Mendengar perkataan Ken yang membujuknya, Naruko yang tahu bahwa masalah ini akan menjadi lebih buruk jika ketahuan.

Luka yang dia buat dengan Dr. Z belum dihilangkan dan itu membuat Naruko ragu-ragu saat ini.

" Nak, aku menunggumu disini jadi jangan takut " kata Ken yang mendorong Naruko masuk ke ruang pemeriksaan lalu duduk ke kursi tunggu di depan ruangan itu.

' kamu tidak tahu berapa banyak masalah yang akan datang kesini ' kata Naruko yang didorong masuk oleh Ken.

Didalamnya terdapat banyak peralatan dokter, lemari-lemari yang berisi obat dan seorang dokter.

Dokter itu atau yang Naruko rasakan sebagai budak yang dia culik dilihat dari sayap hitam dibelakang punggungnya.

Malaikat jatuh itu terlihat sangat aneh karena disaat dia menggunakan seragam dokter, dia juga menggunakan syal untuk menutupi wajah dari pangkal hidung ke bawah.

Melihat Naruko masuk, dokter itu meletakan buku yang sedang dia baca lalu menggendong Naruko.

Naruko yang tiba-tiba digendong sedikit meronta.

" Kamu anak baik, jadi duduk dengan tenang ya " kata dokter itu.

Duduk dengan patuh di pinggir ranjang, Naruko melihat dokter itu mengambil stetoskop lalu menempelkannya ke dada Naruko.

" Sepertinya ada masalah pada jantungnya " gumam dokter itu.

Tiba-tiba pintu terbuka memperlihatkan seorang perawat masuk membawakan secangkir teh hangat dan sebuah toples kaca yang berisi biskuit.

" Eli, aku membawa teh dan biskuit " kata perawat yang masuk dengan riang.

Mendengar perawat itu Eli, dokter yang sedang menangani Naruko menoleh ke arah perawat yang tiba-tiba muncul.

" Akasi, sudah ku bilang berapa kali aku menginginkan kopi bukan teh " kata Eli kepada perawat itu.

" Tapi Eli, kamu tidak cocok minum kopi, kamu lebih elegan dan anggun saat meminum teh, seperti bangsawan di film-film " kata Akasi yang sedang membayangkan Eli seperti bangsawan.

" Jika tahu seperti ini aku tidak akan memperlihatkan wajahku kepadamu " kata Eli melihat wajah Akasi yang memerah.

Melihat keduanya sangat akur Naruko melihat bahwa Akasi adalah Bunshinnya yang merangkap menjadi perawat.

" Ayo nak, lepaskan sama jubahmu itu, tidak ada siapapun selain kita bertiga disini " kata Eli melihat Naruko yang menggunakan jubah lusuhnya.

" Eli, bukan seperti itu berbicara kepada anak kecil " kata Akasi yang mendengar Eli menyuruh Naruko melepas jubahnya.

" Seperti ini, nak ada ulat di jubahmu, cepat buka jubah itu kamu tidak mau ulatnya masuk ke pakaianmu " kata Akasi yang segera mengambil jubah milik Naruko yang tertegun.

" Lihat, seperti ini caranya " kata Akasi bangga memperlihatkan jubah yang telah terlepas dari pasien didepan ke arah Eli.

Dan Eli, menghiraukan ucapan Akasi karena melihat Naruko yang tidak memakai jubah.

Matanya melihat setiap inci tubuh Naruko lalu berhenti di satu tempat.

Mencondongkan tubuhnya ke tubuh Naruko, Eli melihat leher Naruko yang ditutupi oleh perban.

Minecraft system in another worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang