🍓 44

6.8K 502 63
                                    

Gamau basa-basi,

ini part-nya panjang, di baca pelan-pelan, biar feelnya dapet, oke?




Enjoy!


[ 🍓 ]

Malam ini, Taehyung begitu panik saat melihat suhu di tubuh suaminya itu meningkat secara drastis.

Dia berlari se sigap mungkin untuk mencari kotak obat pribadi miliknya.

Tak lupa menyiapkan air hangat juga handuk kecil guna mengompres kening pemuda itu yang panas.

Memberikan banyaknya baluran minyak hangat ke area lehernya.

Taehyung juga tak lupa memasang infusan rumahan untuk Jeongguk karena pemuda itu kini terlihat pucat sekali.

Jeongguknya sakit.

Taehyung tidak terlalu panik, karena dia bisa mengatasi hal ini dengan keterampilan tangannya sendiri.

"Did you hear me?"

Jeongguk pun mengangguk lemah.

Walaupun begitu, Taehyung masih saja terlihat cemas.

Mengusap kedua tangannya, dan di bawanya dalam dekapan.

"Jangan terlalu banyak pikiran, ya? Bebaskan saja, sayang."

"—perihal masalah kemarin, biarkan jadi masalalu."

"Untuk sekarang, tolong sehat kembali, tolong segera pulih, jangan khawatir hm?"

"Karena saya akan selalu disini, bersama dengan kamu Jeongguk."

Ucapan demi ucapan itu membuat Jeongguk merasakan ada satu hal di dalam hatinya menghangat.

Tapi bohong juga jika Jeongguk bisa melupakan kejadian itu dengan cepat.

Tapi perkataan Taehyung baru saja, sedikit membuatnya cukup tenang seketika.

Mungkin, alasan Jeongguk bisa menjadi drop seperti ini karena pemuda itu terlalu memikirkan hal-hal yang sudah terjadi dan hal yang mungkin akan dan belum terjadi di depan sana.

Terlalu overthinking—itu lah penyebabnya.

"Jangan sakit, sayang." tutur Taehyung dengan lemah lembutnya.

"Tolong kuat ya? Demi bayi kita yang ada di dalam perutmu juga."

"Saya akan berusaha semaksimal mungkin, agar kamu bisa sehat dan pulih kembali."

"Tidak usah khawatir. Saya benar-benar akan menemani kamu disini."

Terasa olehnya, Taehyung mencium punggung tangannya dengan lembut. Juga ada tatapan kekhawatiran yang terlihat disana.

Jeongguk tersenyum lemah, tangannya meraba area pipi suaminya dan di usapnya lembut.

"Kamu ngga usah khawatirin aku segininya,"

"Aku ngga papa, kok."

"Mungkin karena emang lagi kecapekan aja, karena yah.. kamu tau sendiri perut aku sekarang udah besar banget."

"Bagaimana kalau untuk saat ini kamu tutup dulu toko bunga nya untuk sementara waktu?"

"Ini demi kesehatan kamu juga, sayang."

"Saya tidak mau, kamu terlalu kecapekan, sampai menjadi drop seperti ini."

Gelengan pun menjadi jawabannya.

"Ngga usah tutup toko, aku masih kuat kok buat ngelayanin pelanggan. Lagian aku masih harus kejar target pemasukan untuk di bulan ini juga, biar pendataannya lengkap."

Pak Dokter - taekook ☑Where stories live. Discover now