03

911 151 14
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

....

"Jodoh untuk Ku?"

Luhan mengangguk saja.

Sementara xiao zhan yang sedari tadi berdiri merasa lelah dan kebas di kakinya. Tapi dia tak berani bicara, hanya keringatnya yang sesekali jatuh di atas lantai.

Wang yibo menutup matanya dengan nafasnya yang dia telan perlahan.

"Hah.. kenapa masih berusaha keras" gumam yibo. Tampa ada yang menjawab gumamnya.

Wang yibo kemudian kembali menatap lurus ke arah pria di hadapannya.

"Ganti rugi seperti apa yang bisa kau tawarkan untuk ku?"

Glub.

Xiao zhan menelan salivanya, kepalanya menunduk dengan kedua matanya yang berkedip kedip ke arah lantai. seolah dia ingin meminta tolong pada bayangannya sendiri saat ini. Bayangan yang bahkan juga terlihat gugup.

"Ak- aku hanya orang miskin Tuan. Aku tidak punya apapun selain kebun labu yang bahkan buahnya telah habis di panen musim ini" zhan menunduk dengan kedua tangannya yang meremat pinggiran baju.

Wang yibo menaikkan sebelah alisnya.

"Kau pikir aku peduli? Kau tahu hukum alam? Gigi di balas gigi dan mata di balas mata"

Tes

Keringat xiao zhan kembali jatuh ke atas lantai marmer yang terlihat mengkilap di bawahnya.

Tidak mungkin bukan, orang yang ada di depannya saat ini, juga ingin melakukan hal yang sama? Apakah mungkin dia akan mematahkan lengannya?

Xiao zhan mengusap lengannya yang terasa ngilu, bahkan saat masih membayangkannya saja.

"Tuan, maafkan saya.. maafkan saya.." xiao zhan duduk memohon dengan tubuh yang gemetar menahan tangis. Ada bibinya yang perlu bantuanya di kebun, tak mungkin jika tangan xiao zhan cedera dia bisa membantu bibinya.

Pria bermarga wang itu menaikkan sebelah alisnya, "maaf? Apa kau pikir itu cukup?"

Xiao zhan menggeleng, tanda tak tahu. Tapi dia benar-benar tak bisa membayar apapun ganti ruginya.

Little pumpkinsWhere stories live. Discover now