05

1K 147 7
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

....

Pagi ini seluruh pengawal wang yibo telah berdiri berjejer rapi menyambut tuan mereka. Pakaian serba hitam dengan sepatu warna senada yang mengkilap di bawah sinar matahari.

Wang yibo keluar dan menuju meja makan untuk sarapan.

Di Ruang makan tersebut wang yibo hanya makan seorang diri. Tak ada siapapun kecuali para pengawal yang setia di belakangnya.

Hingga seluruh makanan di atas piringnya hampir tandas. Pandangan wang yibo tak sengaja melihat seorang pria berpakaian lusuh dengan sandal jepit hampir rusak di sudut ruangan. Terlihat pria itu berdiri cukup jauh dan menunduk, sambil meremat pinggiran bajunya.

"Kau.." wang yibo menunjuk dengan pisau roti di tangan kirinya.

Seluruh pengawal menoleh, dan mendapati xiao zhan tengah berdiri dengan Gugup.

Luhan yang sedari tadi diam segera memberi kode pada zhan agar mendekat.

Xiao zhan dengan pelan berjalan ke arah wang yibo yang duduk dengan santai di meja makan.

"Pagi Tuan Muda.." sapanya pelan.

Wang yibo menarik sebelah alisnya, "kau tidak lupa tugas mu bukan?"

Xiao zhan mengangguk. "Ten- tentu saja tidak tuan.." zhan segera mendekat dan meraih piring makan yibo.

Seluruh pengawal melihat cemas, tuan mereka paling tak suka jika orang lain menyentuh miliknya.

Dengan hati-hati zhan meraih garpu yang tadi di gunakan wang yibo dan menusuk roti itu dengan tangannya yang sedikit bergetar gugup.

"Sa- saya akan mulai dengan menyuapkan makanan pada anda.." tangan zhan bergetar tapi dia harus melakukannya.

Wang yibo mengerutkan keningnya karena tindakan tidak sopan zhan yang dengan berani meraih tempat makannya.

Wang yibo melirik ke arah luhan.

Luhan yang mengerti segera menahan pundak zhan agar tak meminta tuannya membuka mulut layaknya bayi.

"Zh- zhan.. kau tak perlu menyuapi tuan muda."

Xiao zhan menghentikan gerakan tangannya dan kembali meletakkan piring itu dengan hati-hati.

"Ma- maaf tuan.. sa- saya hanya ingin bersikap baik. Maaf.." zhan menunduk dan mundur selangkah.

"Aku tau tangan ku cedera, tapi aku masih bisa makan dengan tangan ku yang lain. Apa kau tak melihatnya bahkan makanan itu hampir habis saat aku memakannya tadi?" Tatapan tajam yibo hampir membunuh xiao zhan jika saja zhan tidak menunduk.

"Maaf.." hanya itu yang bisa zhan katakan.

Wang yibo menarik punggungnya, "baiklah, kita bicarakan tugas mu di rumah ini. Tugas mu adalah membersihkan kamar, mengganti perban luka ku, membawa setiap pakaian kotor ku ke laundry bawah, membawa yang bersih dan merapikannya. Dan lagi, membuatkan ku kopi pada saat aku selesai bekerja, dan mematikan lampu tidur saat aku sudah terlelap. Kau akan berada di kamar maid ujung koridor kamar ku. Agar memudahkan ku untuk memanggil mu jika aku butuh. Dan ingat semua tugas mu baik-baik. Aku tidak ingin kau abai, atau kesepakatan pertama akan berlaku pada mu.."

Glub.

Xiao zhan menegak ludahnya kasar. Ternyata singa di depannya ini masih ingat tentang gigi di balas gigi dan mata di balas mata. Sial sekali zhan.

"Ah, ba- baik.. saya akan melakukan tugas saya dengan baik.."

Wang yibo berdiri dari duduknya, "jangan mengacau di kamar ku, aku tidak menggunakan mesin untuk seluruh ruangan ku. Lakukan secara manual" kemudian wang yibo pergi.

Xiao zhan melihat punggung tegap itu pergi menjauh. Akhirnya xiao zhan bisa bernafas lega.

"Hah... Jantungku, hampir saja meledak.." zhan mengusap dadanya.

Luhan mendekat dan menghela nafasnya, "hah, hampir saja. Sudah ku katakan jangan berbuat sembrono. Kau harus berhati-hati. Hah, ku katakan pada mu, tuan wang tak suka jika miliknya di sentuh orang lain"

Bibir xiao zhan mempout, "maaf, aku lupa dan aku gugup lu."

Luhan memutar mata, "karena itu kau harus berusaha mengingatnya mulai saat ini."

Xiao zhan mengangguk.

"Aku akan mengantar mu pada kamar mu yang baru. Ikut aku.." luhan berjalan di depan. Xiao zhan mengikuti.

Semalam karena masih tak punya kamar, xiao zhan menumpang di kamar Luhan. Beruntung ranjang luhan berukuran 140x200 dan mereka sama-sama bertubuh kurus. Jadi mereka bisa berbagi ranjang

Setelah menaiki lift ke lantai 3, mereka tiba di sebuah koridor panjang yang di terangi lampu-lampu dinding yang cukup banyak.

Hingga mereka sampai di sebuah pintu kayu yang terlihat sederhana.

Luhan membuka pintu, "ini kamar mu. Tidak terlalu luas, tapi juga tidak kecil. Cukup untuk menampung mu"

Xiao zhan memperhatikan sekitar kamar.

"Ini bagus, cukup untuk ku.."

Luhan mengangguk juga, "ya, laki-laki tak butuh kamar yang besar" ujar luhan. "Oh iya, selama kau di sini lakukanlah tugas mu dengan baik,. Jangan membuat masalah"

Xiao zhan mengangguk. "Aku akan mengingatnya. Perkejaan ku hanya membersihkan kamar bukan? Tidak masalah.." xiao zhan tersenyum kecil.

"Kau yakin tak masalah?"

Xiao zhan menoleh dan melihat luhan yang tampak ragu.

"Memangnya kenapa? Bukankah memang hanya membersihkan saja?"

Luhan terkekeh kecil, "ayo ikut aku, aku akan mengantar mu ke dalam kamar tuan muda Wang"

Xiao zhan mengikuti luhan yang berjalan di depannya, mereka berjalan kembali melewati koridor yang mereka lewati tadi. Hingga mereka berdiri di sebuah pintu berukiran kepala singa di daun pintunya.

"Hanya ada satu kamar Utama di lantai 3, dan itu kamar tuan muda Wang. ah tidak juga, ada kamar lain yaitu kamar maid yang kau tempati saat ini. Mulai saat ini di sinilah kau akan bekerja sukarela" luhan membuka pintu.

Xiao zhan melangkah masuk dan kedua matanya terbelalak lebar.

"Ya tuhan, luhan.. kau yakin ini kamar?"

 kau yakin ini kamar?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Maret 29, 2023..

...

...
TQ :-)

Little pumpkinsWhere stories live. Discover now