12

679 100 12
                                    

Wang yibo menarik tubuh xiao zhan masuk ke dalam kamarnya.

"Yak... Yak... Pelan tuan wang...kaki ku sakit.." pekik zhan, jelas saja sakit dia seorang laki-laki yang tak biasa memakai high heels. Dia harus berjalan pelan dan bahkan ukuran sepatu yang di berikan Luhan terlalu kecil di kakinya, hingga kakinya lecet.

Wang yibo menghentikan langkahnya, mungkin dia terlalu kasar.

"Ck, masuklah"

Xiao zhan segera membuka heels-nya dan berjalan pelan.

"Duduk.." perintah yibo.

Xiao zhan duduk di sofa kamar wang yibo.

Wang yibo membuka jas-nya dan meraih kotak hitam kecil di dalam lemari kaca.

Wang yibo berjongkok di depan xiao zhan.

"Tuan.." xiao zhan hendak berdiri tapi lengan xiao zhan di tahan, hingga tubuhnya kembali duduk.

Wang yibo menarik kaki xiao zhan ke atas paha-nya. Di lihatnya kaki putih mulus itu sedikit lecet dan memerah.

Wang yibo menyunggingkan bibirnya samar, bahkan xiao seorang laki-laki tapi kakinya putih mulus seperti seorang perempuan.

Xiao zhan mengigit bibir bawahnya pelan, berada di posisi ini terlalu risih untuknya. Salah satu kakinya berada di atas paha wang yibo yang berjongkok di depannya. Xiao zhan bagai seorang gadis yang tengah menggoda seorang laki-laki.

"Kaki mu sedikit bengkak. Luka lecetnya mungkin terlalu parah. Biar ku obati" wang yibo mengambil salep untuk luka memar, kemudian mengolesinya sedikit.

"Aaah.." zhan meringis saat salep dingin itu menyapa kulit kakinya.

Wang yibo mendongak, tapi justru kedua matanya beradu tatap dengan manik xiao zhan yang berwarna coklat karena softlens, bahkan helaian rambut palsunya menutupi sebagian wajahnya.

Wang yibo mengangkat tangannya dan menyibak rambut xiao zhan ke belakang telinganya.

Xiao zhan membulatkan mata, sekali lagi wang yibo menyibak rambutnya. Padahal sedang tak ada siapapun di dalam sana.

"Tu-tuan muda wang.."

Wang yibo tersadar, dia segera menjauhkan tangannya "ah, itu rambut palsu mu hampir masuk ke mata mu"

Xiao zhan berkedip, "oh,.."

Srak

Xiao zhan menarik wig di kepalanya dan membuangnya ke arah samping.

Kini tersisa xiao zhan dengan gaun yang masih melilit apik di tubuhnya sedang bagian atasnya tampa Wig, hanya tersisa rambut pendek acak-acakan bekas wig yang di pasang.

Wang yibo tekekeh, "kau terlihat semakin lucu" kemudian kembali mengoles salep di kaki xiao zhan.

Xiao zhan melihat senyuman di wajah wang yibo, tunggu dulu apa wang yibo diam-diam terpesona oleh sosok cantik Sean?

Apakah mungkin?

Cukup lama xiao zhan memikirkan hal itu, hingga wang yibo telah selesai mengobati lukanya.

"Kenapa kau diam?"

Xiao zhan tersadar. Dia segera berdiri.

"Ak- aku, biarkan aku berganti baju" zhan merasa tugasnya telah selesai.

Wang yibo menahan lengan xiao zhan, kemudian dia ikut berdiri.

"Xiao zhan, emm.. bisakah kau terus membantu ku sampai ayah ku benar-benar yakin? Ah, aku.. aku hanya tak suka dengan semua perjodohan yang dia lakukan, aku ingin menjadi diri ku dengan bebas memilih calon pendamping ku sendiri. Ayah ku terlalu berambisi, aku tak bisa menuruti seluruh keinginan tak wajarnya. Jadi.. ku mohon pada mu, bantulah aku." Wang yibo menampakkan raut wajah memohon.

Xiao zhan sejujur ya tak ingin ikut campur masalah keluarga wang yibo, tapi saat melihat mata sendu wang yibo yang memohon padanya, ada rasa kasihan juga. Tapi, jika dia mengiyakan, itu artinya xiao zhan juga harus siap dengan segala konsekuensi yang harus dia hadapi termasuk kemarahan seorang Tuan Leung.

"Ak- aku.." zhan ragu.

"Hanya sampai ayah pergi, mungkin dia akan pergi setelah 1 minggu di mansion. Ku mohon, aku akan memberikan mu upah dengan membantu ku"

Xiao zhan menggaruk belakang kepalanya, sebenarnya bukan masalah upah. Dia hanya tak ingin nyawanya melayang sia-sia.

"Tapi, bagaimana jika tuan Leung tahu? Dia akan marah dan bisa+bisa aku di bunuhnya"

Wang yibo menggeleng, "tidak, aku berjanji akan menjaga mu dari kemarahan ayahku. Saat semua terbongkar, maka akan ku jamin aku yang akan menanggung semuanya tampa menggores apapun dalam tubuh mu" wang yibo meyakinkan.

Xiao zhan menghela nafasnya, dia tak punya pilihan juga. Dia masih berhutang 5 minggu lagi di mansion wang.

"Baiklah, tapi berjanjilah akan membela ku di hadapan ayah mu nanti"

Wang yibo tersenyum dan mengangguk, "tentu, aku akan membela mu sayang.."

Xiao zhan menarik sebelah alisnya, "apa kau bilang? Apa aku salah dengar?"

Wang yibo menggeleng, "kita harus membiasakan panggilan sayang satu sama lain, agar terlihat lebih natural"

Xiao zhan tampak berpikir, tapi masuk akal juga.

"Emm baiklah, terserah saja. Ah, sial. Badan ku sudah mulai gatal karena gaun ini. Aku pergi ke kamar ku. Terima kasih telah mengobati ku" xiao zhan menarik gaun panjangnya, menyingkapnya agar memudahkan dia berjalan. Wig-nya di apit di ketiaknya.

Wang yibo terkekeh geli, "dia terlalu menggemaskan"

...

"Kau yakin?"

Luhan mengangguk, pagi ini dia mendadani xiao zhan lagi.

"Aku berkata sebenarnya, masa lalu tuan muda memang tak seindah yang orang lain lihat. Sejak kecil hidupnya sudah di penuhi aturan dan norma. Dia di paksa menjadi orang yang tegas dan berwibawa. Bagi Tuan Leung kehormatan mereka adalah segalanya" terang luhan, saat menceritakan masa lalu seorang wang yibo.

Xiao zhan mengangguk angguk mengerti. Kasihan juga nasib wang yibo, apakah seluruh orang kaya seperti itu? Mengekang seluruh keturunannya agar bisa hidup terhormat?

"Ck, untung saja tuan leung tak memiliki putra seperti ku, jika aku terlahir seperti putranya maka aku yakin dia akan-"

"Sayang, apa kau telah siap?"


.

.

Little pumpkinsWhere stories live. Discover now