16

360 68 4
                                    

Wang leung mendorong cangkir teh ke hadapan xiao zhan.

"Jangan terlalu tegang, minumlah"

Xiao zhan meraihnya dengan ragu-ragu sebelum menyesapnya sedikit untuk menghormati sang tuan rumah.

"Terima kasih.." ujar xiao zhan pelan.

Wang leung memangku kaki di hadapan xiao zhan, "jadi, sudah berapa lama kau berhubungan dengan putra ku?"

Glub

Xiao zhan lupa, berapa angka yang wang yibo katakan semalam.

Dengan ragu-ragu, xiao zhan menjawab.

"Ka- kami baru dekat beberapa bulan yang lalu, dan.. dan baru bersama sejak bulan lalu"

Wang leung menaikkan sebelah alisnya, "benarkah?"

Xiao zhan mengangguk ragu, "benar" sial, xiao zhan benar-benar gugup.

Wang leung mengangguk anggukkan kepalanya, "jadi, dari mana kau berasal? Dan kedua orang tua mu?"

Xiao zhan mendongak, orang tua? Apa yang harus dia katakan? Dia bukan dari keluarga terpandang, dan dia tak tahu harus dari keluarga mana yang bisa dia sebutkan.

"Ak- aku, akan menjawab jujur soal keluarga ku. Aku hanya seorang yatim piatu yang tinggal bersama bibi ku, dia mengasuh ku sejak kedua orang tua ku tiada. Aku bukan dari kalangan keluarga bangsawan seperti anda tuan. Ak- aku, hanya orang miskin. Semua yang aku kenakan adalah pemberian wang yibo, dia tak ingin aku di pandang rendah oleh orang lain, karena itu dia mendadani ku seperti ini. Maaf, telah mengecewakan mu, tapi aku tak ingin berbohong lebih banyak" zhan menunduk, biarlah kebohongan hanya ada pada genre dan hubungannya dengan wang yibo, karena jika dia juga berbohong tentang kedua orang tuanya, dia takut mereka akan marah di surga sana.

Wang leung menghela nafasnya, dia menghargai kejujuran sean, meskipun itu berat.

"Jangan berkecil hati, aku tidak memandang hubungan berdasarkan warna darah. Aku sudah punya segalanya, Harta tidak masuk dalam ukuran ku mencarikan jodoh untuk putra ku" ujar wang Leung.

Xiao zhan hanya tersenyum kecut, ada rasa bersalah karena telah membohongi tuan leung, tapi dia di hadapkan dengan keadaan yang cukup sulit saat ini.

"Ma- maafkan aku" entahlah, xiao zhan hanya ingin mengatakan ini.

Wang leung menghela nafasnya, dia berdiri dari duduknya dan memandang lurus ke arah jendela membelakangi xiao zhan

"Aku memang bukankah seorang ayah yang sempurna untuk putra ku wang yibo, sejak ibunya meninggal. Kami hanya hidup berdua saja. Ada alasan kenapa aku begitu menekannya agar mengikuti aturan ku, aku hanya tak ingin dia tersesat di kemudian hari. Mencarikan pasangan yang baik juga sepadan, adalah janji ku pada mendiang ibunya. Kami tak punya putra lagi selain yibo, istri ku sudah menanggung sakit sejak wang yibo lahir karena di rahimnya tiba-tiba tumbuh kista hingga menjadi kanker. yibo anak yang mandiri, meskipun dia berada di bawah tekanan ku, dia selalu mampu melewatinya. Karena itu, aku tak ingin putra ku mendapat istri yang tidak seharusnya. Aku ingin menyeleksi sendiri siapa kelak yang seharusnya menjadi pendampingnya" terang leung.

Ada perasaan yang lega saat leung mengungkapkan isi hatinya, yah sebagai seorang ayah siapa yang tak ingin hidup putranya bahagia dan mendapatkan pasangan yang cocok untuknya. Selain harkat dan martabat keluarga, warisan dan aset wang haruslah tetap berada di garis keturunan wangs itu sendiri. Ya benar, istrinya harus bisa hamil, bukan wanita yang mandul atau wang yibo harus menikah lagi dan memberikan keturunan yang kelak bisa mewarisi seluruh harta mereka. Katakanlah dia adalah orang yang egois, tapi semua harta yang mereka dapatkan di masa lalu bukan dengan mudah keluarganya dapatkan, karena itu keturunan selanjutnya haruslah menjaga garis besar Wang tetap Ada.

Wang leung ingin keluarga calon besannya nanti jelas, yang tersusun rapi bibit bobotnya. Dan lagi, wang leung tak ingin menantunya kelak dari keluarga yang tidak jelas asal-ususlnya seperti pelacur atau apalah itu. Karena bagi leung, wanita semacam itu tidak masuk kwalifikasi nya sama sekali. Jahat? Ya benar, tapi untuk sebuah masa depan wang yang tetap cemerlang, wang leung tentu saja tak enggan mencabut duri.

Harapan wang leung terhadap putranya sangat tinggi, beragam impian di masa depan tersusun rapi di benaknya. Wang yibo tetap harus meneruskan garis besar wang.

Jangan kalian pikir sedari tadi xiao zhan mendengarkan apa yang di katakan wang leung.

Sedari tadi, ah tidak, sedari xiao zhan masuk ke dalam ruang kerja tuan leung, payudaranya sudah terasa gatal. Entah apa yang di sumpalkan luhan di sana, xiao zhan belum melihatnya sejak dia mengubah penampilannya menjadi sederhana.

Ingin rasanya xiao zhan menggaruk dadanya yang terasa gatal sedari dia masuk, tapi karena dia sedang bertatap muka dengan wang leung dia tentu saja tak bisa melakukannya.

Dan momen terbaiknya adalah saat wang leung berbalik memunggunginya untuk menceritakan alasannya yang entah apa, xiao zhan tak mendengarnya karena sibuk menggaruk dadanya yang terasa gatal.

Ya benar, saat tuan leung berbalik, tangan xiao zhan dengan segera masuk kedalam bajunya. Mencoba menggaruk bagian dadanya yang terasa gatal. Beruntung leung bercerita cukup lama, hingga xiao zhan bisa leluasa menggaruk dadanya yang terasa gatal.

"Astaga apa ini?" Gumam xiao zhan seorang diri karena tak sengaja dia menarik benda kenyal seperti karet atau silikon dari sana.

Matanya masih menelisik benda semacam Squeezy yang lembut dan kenyal itu, bahkan xiao zhan meremas-remaskan karena gemas. Astaga dia terkekeh dalam hati, ternyata benda karet ini yang luhan masukkan kedalam bajunya.

"Jadi sean-"

Sraak

"Iya tuan" tangan xiao zhan berada di balik badannya.

Tuan leung berbalik tiba-tiba, hingga karet sintetis yang xiao zhan pegang dia sembunyikan di balik punggungnya.

Melihat tingkah xiao zhan yang mendadak terkejut membuat alis wang leung terangkat.

"Ada apa?" Tatapan penuh selidik di layangkan tuan leung padanya.

Glub

'mati aku' batin xiao zhan

.
.
.

18-02_24

Little pumpkinsOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz