04

821 124 8
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

....

Xiao zhan segera masuk ke dalam rumahnya.

Di dalam sana hana tengah menata labu-labu yang berserakan seorang diri.

"Bibi..." Zhan berlari ke arah bibinya.

Hana menoleh, "xiao zhan.. kau akhirnya pulang. Kenapa begitu lama? Kau tak tersesat kan?"

Xiao zhan menunduk dan menggeleng di hadapan hana.

"Ak- aku memang sedikit tersesat tapi, aku bisa mengatasinya.."

Hana menarik sebelah alisnya, "apa maksud mu zhan? Apa terjadi masalah?" Hana khawatir.

Xiao zhan menggeleng, "ti- tidak hanya.."

"Xiao zhan bisakah kau lebih cepat?"

Hana dan xiao zhan sama-sama menoleh ke pintu masuk.

"Kau? Siapa?" Hana menunjuk pria cantik yang ada di hadapannya.

"Dia teman ku bi.. luhan." saut zhan

Hana menilik penampilan pria yang bernama Luhan tersebut. Seorang pria putih bersih, dengan setelan jas hitam yang terlihat rapi. Pegawai kantoran kah? Atau dia seorang pengusaha kaya? Batin Hana.

Luhan hanya menunduk hormat kemudian diam tak mengatakan apapun.

"Xiao zhan, aku tak ingat kau punya teman seperti dia" hana menoleh pada zhan.

Xiao zhan menegak salivanya, dia tak mungkin mengatakan bahwa dia harus menjadi budak di rumah Wang. Dia perlu luhan untuk membantunya berbicara pada bibinya.

"Bi- bibi.. maafkan aku. Mulai besok aku akan ikut teman ku bekerja di Wangs Mansion. Ga- gaji yang di tawarkan cukup besar. Dan aku sungguh berminat. Dan Luhan adalah orang sebelum aku yang lebih dulu bekerja di sana." zhan menunduk, dia terpaksa berbohong.

Hana melihat raut gugup xiao zhan, hana tau pasti ada sesuatu yang terjadi.

"Zhan, kau tak sedang berbohong pada ku kan?"

Xiao zhan mendongak dan menggeleng cepat, mencoba menyakinkan.

"Bibi, dia akan bekerja di mansion Wang, jangan khawatir. Dia bersama ku di sana." Luhan tersenyum manis.

Hana melihat senyuman Luhan cukup menyakinkan. Kemudian hana menoleh kembali pada zhan. Mungkin keponakannya ini ingin mencoba pekerjaan lain yang lebih bagus.

Hana akhirnya tersenyum. "Zhan, asalkan kau selalu memberi kabar pada ku, maka aku akan mengijinkan mu pergi"

Xiao zhan tersenyum, dia dengan cepat memeluk bibinya. Hana diam saja, keponakannya memang selalu manis.

"Bibi,, aku berjanji akan mengabari mu sesering mungkin. Jangan khawatir" zhan menyakinkan bibinya

Hana mengangguk saja, "aku tau, jaga kesehatan mu di sana"

Xiao zhan menjauhkan tubuhnya dan mengangguk pasti. Kemudian xiao zhan tersenyum ke arah Luhan, dalam senyumannya xiao zhan mencoba menyampaikan rasa terima kasihnya karena telah membantunya berpamitan pada bibinya.

"Bi, aku harus berangkat malam ini. Mintalah bantuan Acheng untuk mengurus kebun kita"

Hana sebenarnya sedikit berat, tapi dia harus mengatakan Iya karena merasa kasihan pada xiao zhan. Dia tak mau keponakannya hanya berkutat di antara labu-labu saja.

Akhirnya hana mengangguk, "pergi lah, bibi akan baik-baik saja" hana tersenyum.

Xiao zhan mengangguk, dia seger bergegas ke kamarnya untuk menyiapkan beberapa baju.

Di ruang tamu hanya tinggal luhan dan hana saja.

"Apa pekerjaan keponakan ku cukup bagus di sana?" Hana tak tahan ingin menanyakan ini.

Luhan tampak ragu mengatakan iya. Cukup bagus apanya, Xiao zhan harus merawat anak Singa yang cukup rewel dan Kejam.

Tapi kemudian Luhan mengangguk, "cukup baik bibi.." luhan tersenyum. Sekaligus mendoakan masa depan zhan di kandang singa itu.

Hana tersenyum lega. "Aku tak mengharap banyaknya gaji yang di tawarkan untuk zhanzhan, hanya saja aku berharap dia bisa bekerja dengan baik dan beradaptasi dengan baik. Keponakan ku cukup manja, tapi dia pekerja keras. Aku percaya pada mu, ku mohon, bantulah menjaga dia"

Luhan berkedip-kedip, kemudian dia tersenyum kaku. "Ah, emm.. tentu bi.."

Setelah beberapa menit xiao zhan keluar dengan Tas ranselnya. Setelah kembali pamit pada bibinya, xiao zhan kemudian pergi bersama luhan.

Di perjalanan, xiao zhan tak berbicara sepatah kata pun, dia tak pernah berniat meninggalkan bibinya. Hanya saja, karena kesalahannya xiao zhan tentunya harus bertanggung jawab.

Luhan menoleh ke arah xiao zhan yang sedari tadi melihat ke arah jendela mobil.

"Jangan terlalu cemas, kau beruntung karena tuan muda wang tak menghukum mu lebih banyak. Biasanya dia tak akan menego-kan masalah hukuman pada tersangkanya. Kau hanya di minta merawatnya selama 2 bulan. Dan setelah itu, kau bisa kembali pulang" ujar luhan.

Xiao zhan menoleh, "sebenarnya bukan itu satu-satunya yang ku pikirkan.." zhan menunduk.

Luhan menoleh "apa yang kau pikirkan lagi?"

"Emm,, ku bilang aku di tawarkan gaji besar. Tapi aku berkerja di sana secara suka rela. Bibi ku pasti berharap pada gaji ku. Aku hanya tak ingin dia sedih" zhan menunduk

Luhan terdiam, memang benar yang di pikirkan xiao zhan tapi luhan juga tak bisa berbuat banyak.

"Hah.. aku juga tidak berpikir kesana sebelumnya. Tapi, mungkin kau bisa mengatakan bahwa kau kecopetan dan uang Mu habis.."

Xiao zhan menoleh, "benar juga. Kenapa aku tak memikirkan itu sebelumnya?"

Luhan menepuk bahu xiao zhan, jangan putus harapan. Setelah 2 bulan terlewati kau bisa mencari pekerjaan yang lebih baik.

Xiao zhan tersenyum, dia mengangguk.

"Terima kasih. Kau telah membantu banyak hari ini.."

Luhan mengangguk, "tak masalah. Tapi, dia hadapan tuan muda wang, bersikap baiklah. Dia tak suka orang yang sembrono dan asal-asalan. Kau harus bersikap elegan meskipun kau seorang pelayannya. Juga jangan terlalu banyak bicara. Dia tak suka orang yang cerewet" luhan mengingatkan.

Xiao zhan mengangguk mengerti. "Aku akan mengingatnya. Ku harap aku bisa bertahan dengan semua aturan di sana"

....

Maret 29, 2023

Maret 29, 2023

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

...

Little pumpkinsWhere stories live. Discover now