15

625 85 6
                                    


Xiao zhan mengedipkan mata saat wajah Wang yibo telah berada tepat di depan wajahnya.

Dengan sukar xiao zhan menarik wajahnya sendiri ke belakang, "haha.. apa yang kau katakan tuan wang, mengagumi anda? Tentu saja tidak" elaknya.

Wang yibo terkekeh kemudian menarik wajahnya juga, "mengagumi pun tak apa, kau termasuk orang yang beruntung bisa berada di dekatku dan mendengar sedikit banyak kisah ku, percaya atau tidak, bahkan di mansion ini beberapa orang rela bertaruh agar tau sisi lain dari seorang wang yibo"

Xiao zhan hampir tersedak, apa? Tuan mudanya tau bahwa dia adalah bintang Utama dalam setiap event taruhan yang para bawahannya mainkan?

Ck, xiao zhan harus mengatakan ini pada luhan, agar pria itu berhati-hati. Takut-takut nanti luhan kena amukan tuan mudanya.

Oh tidak, bukankah xiao zhan juga salah satunya? Dia bahkan tertarik pada hadiah yang di tawarkan hingga dia diam-diam mencoba untuk mencari tahu juga?

Sial, apa yang akan wang yibo lakukan jika tau xiao zhan juga terlibat? Jantung xiao zhan berdegup cepat, antara gugup dan takut.

Wang yibo yang merasa keheningan terjadi di antara dirinya dan xiao zhan menoleh ke samping, tapi yang di lihat wang yibo ternyata keringat dingin yang turun dari pelipis xiao zhan.

"Apa kau sakit?"

Xiao zhan tersentak tapi dia segera tersadar dan mencoba tenang.

"Ah, oh.. anu, itu saya baru ingat kalo saya punya janji dengan luhan gege," zhan kikuk.

"Ada apa dengan bahasa mu? Kau terkadang berbicara Formal, kadang berbicara dengan bahasa santai, apa yang sedang mengganggu mu?"

Xiao zhan menggeleng dan tersenyum kecil "haha...tidak tuan wang, aku hanya baru mengingatnya saja. Kalau begitu aku pergi dulu. Bye"

"Hey tunggu," wang yibo menghentikan dengan meraih lengan xiao zhan.

Xiao zhan menoleh saat lengannya di tarik, "i-iya?" Gagapnya.

Wang yibo menggigit bibir bawahnya, "itu, jangan lupa, selama ada ayah ku di rumah ini. Tetaplah pakai pakaian perempuan. Aku tau ini menyakiti perasaan mu, tapi aku-"

"Aku mengerti tuan muda, tenang saja" xiao zhan tersenyum dan mengerlingkan sebelah matanya pada yibo dan itu sukses membuat jantung wang yibo jedag jedug.

"Ah.. i-.. emm terima kasih"

Iris xiao zhan membulat, "hah? Terima kasih? Oh tidak perlu tuan muda, bukankah aku di bayar, akulah yang harusnya mengucapkan terima kasih"

Wang yibo mengangguk saja, "emm, pergilah"

Xiao zhan segera beranjak pergi, meninggalkan ruangan besar yang 10x lebih besar dari rumahnya sendiri.

Wang yibo kini sendirian di balkon kamarnya, senyuman kecil menghiasi wajahnya yang biasanya kaku, sepertinya setelah ada xiao zhan otot-otot bibirnya akan terbiasa seperti ini nantinya.

"Sangat manis.." gumamnya seorang diri.

...

Xiao zhan dalam mode Sean, berlarian ke seluruh mansion, sesekali dia menarik ke atas payudara palsunya yang entah di isi apa oleh luhan pagi tadi.

"Ck, sial dimana lulu?" Matanya menelisik ke seluruh ruangan, tapi tak ada siapapun. Padahal xiao zhan ingin menyampaikan prihal taruhan itu pada luhan. Yah benar, xiao zhan berada di fase panik seorang dirinya.

"Sean.."

Deg

Jantung xiao zhan berdetak cepat, xiao zhan ingat suara dengan Tone tajam itu milik siapa. Saliva xiao zhan terasa tercekat di tenggorokannya karena terasa gugup. Perlahan tubuh mungil xiao zhan berbalik ragu-ragu.

Dan benar saja Wang Leung tengah berdiri di belakangnya dan memandangnya dengan tatapan tajam seperti biasa.

"Tu- tuan besar" sapa xiao zhan gugup.

Wang leung memperhatikan penampilan xiao zhan siang ini, alisnya sedikit terangkat.

Pagi tadi wang leung masih ingat dengan jelas, setelan yang di gunakan kekasih yibo sangat casual dan elegan. Tapi kenapa siang ini mendadak berubah?

Celana jins, sepatu cats, dan kaos putih sederhana. Yah, memang sangat sopan, tapi ini berbeda dengan style yang dia gunakan pagi tadi. jika tadi pagi xiao zhan berpenampilan seperti wanita yang sangat elegan dan manis, maka Siang ini kekasih yibo seperti wanita tomboi.

Ada apa dengan designer yang di pilihnya? Apa memang begini style anak muda jaman sekarang? Batin wang leung.

"Apa yang sedang kau cari?" Wang leung melihat sean menoleh ke kanan dan ke kiri.

Xiao zhan menggaruk tengkuknya yang basah karena keringat dingin.

"Anu, itu.. saya.. emm" zhan bingung dia blank, tak tahu harus membuat alasan apa.

Wang leung melihat guratan wajah gugup kekasih yibo.

"Kemana wang yibo?" Tanya-nya lagi.

Xiao zhan mendongak, "tu- ah, maksud ku wang yibo sedang berada di kamarnya tuan" jelas zhan.

"Ada yang ingin ku bicarakan dengan mu, ikut aku" wang Leung berjalan lebih dulu, xiao zhan merasa ini sangat mendadak, tapi mau tak mau dia tetap harus ikut karena percuma kalaupun lari, nanti malah akan menjadi masalah untuknya juga yibo pikirnya, jadi lebih baik dia mengikuti saja.

Mereka berjalan menuju ruang kerja tuan leung, tuan leung duduk di sofa hitam khusus miliknya, sedang xiao zhan duduk di hadapannya menunduk.

"Jangan terlalu gugup, aku tidak akan menanyakan prihal pribadi diri mu dan wang yibo" terangnya.

Jangan gugup? Bagaimana bisa begitu? Andai saja ada speaker aktif di dekat xiao zhan, dan mic itu di arahkan ke dadanya, maka xiao zhan yakin orang seluruh mansion akan mendengar irama detak jantungnya yang hampir meledak.

Dengan tenang xiao zhan mencoba tersenyum, cepat atau lambat ini pasti akan terjadi, wang Leung akan bertanya sendiri padanya. Dan sialnya, wang yibo belum menceritakan skenario apa yang harus dia katakan di hadapan wang leung.

Bagaimana jika nanti keterangannya berbeda dengan wang yibo? Aduh, bisa di kubur hidup-hidup dirinya nanti.

"Ap- apa ada yang tuan ingin tanyakan?" Gagap zhan.

Wang leung menekan interkom di meja sampingnya.

Tut

"Kirim dua cangkir teh ke dalam ruangan ku"

Kemudian pandangan wang leung kembali kepada xiao zhan, "santai saja, aku hanya ingin berbincang santai dengan mu"

Glup

"Astaga, ya tuhan.. apa yang akan tuan leung tanyakan nanti?"

Little pumpkinsTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon