BAB 21: PERJUANGAN JEROME

1.7K 262 307
                                    

Siap lihat Jerome berjuang sambil nahan cemburu?

Btw kayaknya chapter ini bakal panjang banget. Semoga kalian gak bosen ya.



~ Happy Reading ~




Setelah memutuskan untuk break sementara selama beberapa waktu. Baik Jerome ataupun Raline sama-sama tidak saling menghubungi satu sama lain. Mereka juga memilih untuk memberi jarak agar bisa saling introspeksi diri demi kelanjutan hubungan mereka nanti.

Sebenarnya bukan tidak saling menghubungi, tapi karena kontak Jerome di block oleh Raline, mereka jadi tidak punya sarana untuk berkomunikasi. Padahal beberapa hari terakhir ini Jerome berusaha mencari celah agar bisa bertemu atau sekedar menyapa Raline.

Belum ada seminggu tapi Jerome sudah uring-uringan karena mengeluh merindukan sang pacar.

Mama Siska sampai bingung sendiri melihat tingkah putra semata wayang nya yang sebelumnya tidak pernah begini. Bahkan saat putus dari Abigail, Jerome tetap bersikap seperti biasanya, hanya saja cowok itu jadi banyak diam.

Tapi saat break dengan Raline, Jerome seperti orang yang tidak dikasih makan. Dia banyak mengeluh karena merindukan Raline.

"Kamu nggak mau kuliah, Dek? Udah jam delapan nih." ujat Mama Siska saat melihat anaknya masih berbaring malas sambil memainkan ponsel dengan wajah cemberut.

"JEROME! Kamu denger Mama ngomong nggak sih? Ini udah siang." Mama Siska saja sampai heran melihat kelakuan anaknya yang sangat jarang dia lihat.

"Ma, calon mantu Mama ke Butik nggak hari ini?" tanya Jerome dengan nada suara yang tidak bersemangat.

"Raline? Dia kan udah nggak magang di butik Mama lagi."

Terdengar helaan nafas malas dari mulut Jerome. "Coba dong Mama undang Raline ke butik."

"Mau ngapain?"

"Aku mau lihat dia, Ma. Kalau di kampus jarang bisa lihat dia kalau nggak dia yang nyamperin aku. Apalagi sekarang dia di jaga ketat sama temen-temen nya yang masih sentimen ke aku."

"Nggak ah. Itu derita kamu, suruh siapa bikin calon mantu Mama nangis. Tanggung sendiri resiko nya. Masih untung Raline nggak langsung mutusin kamu. Nyesel kan kamu sekarang? Syukurin!"

"Ah Mama malah begitu sama anaknya. Please bantuin aku dong. Aku pengen lihat Raline nih. Udah seminggu lebih nggak lihat dia."

Mama Siska menggeleng. "Mama nggak mau ngerepotin dia. Raline lagi sibuk praktek di kampus nya."

"Kok Mama bisa tau?"

"Iya lah. Kan Mama chattingan terus sama dia dari kemaren."

Jerome langsung bangun dari rebahan nya dan menatap Mama nya dengan tampang berharap. "Mama sering kirim chat sama Raline?"

"Iya dong. Kemaren malah sampai vcall-an karena Raline butuh mentor Mama buat bantuin tugas praktek dia hari ini."

"Kapan vcall nya?"

"Kemaren, habis makan malem."

"Kenapa adek nggak dikasih tau kalau Mama teleponan sama Raline? Padahal aku kan lagi ada di rumah."

"Sengaja. Kalau kamu tau yang ada malah bikin Raline nggak fokus sama praktek nya."

Jerome mengerang sambil mengacak-acak rambut nya yang berantakan karena habis bangun tidur. "Kenapa Mama nggak mau bantuin anaknya sih? Katanya mau calon mantu kayak Raline, seharusnya Mama bantuin aku biar bisa cepet baikan sama dia."

[2] HATI dan WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang