BAB 35: PERUSAK

794 211 453
                                    

~ Happy Reading ~





Kabar pertunangan Jerome dan Raline yang akan di gelar bulan depan sudah menyebar sampai ke seluruh penjuru kampus. Dari sudut manapun tidak ada yang tidak mengetahui tentang kabar itu. 

Ucapkan terima kasih kepada mulut ember Lili yang dengan senantiasa menyebarkan kabar pertunangan itu sampai bibi kantin pun ikut mengetahui nya juga. 

Semua persiapan sudah hampir selesai. Cincin tunangan juga sudah di beli. Venue, katering, dekorasi, dan baju sudah siap 90%. Restu dari keluarga Raline juga sudah di urus dengan baik oleh Jerome.

Ngomong-ngomong tentang restu, perlu di ketahui kalau Jerome dan keluarga nya datang langsung ke Surabaya untuk mengunjungi keluarga Raline sekaligus meminta restu untuk bertunangan.

Awalnya ayah dan ibu Raline sangat terkejut karena rencana pertunangan ini terkesan dadakan dan terburu-buru. Tapi untung saja pihak Raline menyetujuinya dan akan datang ke Jakarta saat acara tersebut di gelar.

Persiapan pertunangan sudah hampir selesai. Proses skripsi Jerome juga sedang berjalan. Sekarang tinggal mengurus tentang BEM yang sempat jadi problematika pikiran Jerome.

Sisa masa jabatan Jerome sebagai ketua BEM masih ada empat bulan lagi. Tapi cowok itu merasa tidak akan sanggup membagi waktu di saat dia sedang fokus mengerjakan skripsi. Jadi dengan kebimbangan yang menyulitkan, Jerome memutuskan untuk mundur dari jabatan nya.

Banyak yang tidak terima dan seolah-olah melarang nya untuk mundur. Dosen dan teman-teman nya yang lain pun selalu meyakinkan nya untuk tetap bertahan di BEM sampai masa jabatan nya habis.

Tapi Jerome merasa kalau dia tidak akan sanggup mengurus semuanya. Dia ingat kata-kata Raline untuk jangan memforsir sesuatu apabila tidak sanggup untuk menyelesaikan nya. Dari pada tercecer lebih baik di lepas.

Sekarang Jerome sudah menjadi cowok yang nurut sama pacar loh. Kalau di tanya orang kenapa dia selalu menuruti kata-kata Raline, Jerome selalu menjawab, "Ucapan calon istri tuh biasanya tepat sasaran. Jadi gue mending nurut daripada kena sial."

Dan entah sejak kapan, Jerome jadi lebih sering menyebut Raline sebagai 'calon istri' kepada setiap orang yang menanyakan tentang gadis itu. Kata dia sih karena terbawa suasana mau tunangan.

Saat ini Jerome dan Raline sedang ada di sekre BEM. Rencana nya hari ini Jerome akan mengadakan acara perpisahan karena resmi hari ini dia sudah bukan ketua BEM lagi.

Banyak sekali anggota BEM lain yang menyesali keputusan Jerome tersebut. Mereka merasa kehilangan ketua yang memiliki visi dan misi kerja baik. Buktinya selama di ketuai oleh Jerome, BEM jadi banyak perubahan ke arah yang lebih baik. Entah siapa yang mampu meneruskan kinerja Jerome yang sebaik itu di BEM nanti.

"Ah lo mah nggak seru deh, Bang. Ngapain sih harus mundur dari jabatan lo? Padahal yang di butuhkan BEM sekarang ya orang-orang kayak lo ini." ujar Cahya dengan nada kecewa.

"Bener atuh. Kenapa harus mundur sekarang, bang? Padahal sisa empat bulan doang. Kumaha sih ieu mah." sahut Haekal.

"Ya sorry. Gue ada kesibukan lain yang jauh lebih di prioritaskan. Kalau masih megang BEM takutnya malah nggak beres nanti. Kan kasihan kalian juga sebagai anggota yang bakal nanggung kerjaan gue yang nggak disiplin."

"Padahal kita seneng loh kerja dibawah pimpinan lo, Jer. Jarang ada ketua BEM yang punya visi dan misi kerja kayak lo. Entahlah siapa yang sanggup nerusin BEM setelah lo nanti." keluh Dika.

"Sorry guys. Gue bener-bener nggak bisa lanjut BEM. Skripsi gue butuh perhatian lebih."

"Skripsi apa kak Raline yang butuh di perhatiin lebih sih, Kak." celetuk Yessi membuat semua orang yang ada disana langsung tergelak tawa nya.

[2] HATI dan WAKTUOnde as histórias ganham vida. Descobre agora