BAB 24: SELANGKAH LEBIH BERANI

1.3K 248 192
                                    

~ Happy Reading ~




Raline terbangun di sebuah kamar tamu di kediaman Wilsen. Dia benar-benar menginap di rumah Jerome. Awalnya dia ingin menolak tapi Jerome selalu berkata kalau Mama nya yang menyuruh dia untuk menginap.

Tapi saat dia tanya langsung ke Mama Siska, ternyata itu semua hanya bualan Jerome saja. Nyatanya Mama Siska sama sekali tidak pernah membahas tentang masalah menginap.

Jerome masih terus menyangkal kalau sebenarnya dia lah yang merencanakan acara menginap ini. Cowok itu terlalu gengsi kalau harus mengungkapkan bahwa dia lah yang memang menginginkan Raline menginap di rumahnya.

"Kenapa bawa-bawa nama Mama. Bilang aja kalau kamu mau ngajak pacar nginep di rumah. Nggak akan Mama marahin kok, Dek." kata Mama Siska.

Raline yang mendengar pacarnya di beri banyak wejangan pun hanya diam sambil menahan senyum.

Sungguh, dia sama sekali tidak menyangka kalau Jerome akan berubah se-drastis ini. Apalagi sekarang mereka sudah meresmikan perasaan mereka yang saling berbalas itu.

Mengingat nya hanya membuat Raline tidak bisa menahan buncahan rasa senang. Dia masih berpikir kalau ini hanya mimpi belaka.

Jerome benar-benar sudah mengungkapkan perasaan cintanya.

Tapi Raline tidak mau berlarut-larut dalam kebahagiaan nya. Dia akan bangun lebih pagi untuk membantu Mama Siska membuat sarapan atau sekedar membantu pekerjaan rumah tangga.

Dia keluar dari kamar setelah membersihkan tubuh. Langkahnya membawanya menuju ke arah dapur dan melihat sudah ada sosok Mama Siska yang sedang membuka kulkas.

"Tante mau bikin sarapan ya?"

"Astaga Tuhan!!" Mama Siska sepertinya terkejut dengan sapaan Raline. "Kamu bikin Tante hampir jantungan, Lin." lanjutnya.

Raline tertawa kecil sambil bergumam maaf. "Maaf, saya nggak bermaksud ngagetin Tante kok."

"Iya. Ini Tante mau masak sarapan. Karena ini weekend jadi Tante mau masak makanan yang lebih berat untuk sarapan."

"Saya bantuin ya, Tan."

Mama Siska menoleh ke arah Raline dan langsung mengerutkan keningnya merasa heran.

"Kamu udah rapi dan wangi banget, Lin. Mau kemana?" tanya Mama Siska.

"Nggak kemana-mana kok, Tan. Saya nggak enak kalau keluar kamar tapi belum mandi, apalagi sekarang lagi di rumah orang."

"Kalau gitu nggak usah bantuin Tante deh. Nanti kamu bau masakan loh."

"Gapapa kok. Saya emang mau bantu Tante masak, sekalian belajar bikin masakan kesukaannya Jerome."

"Oke deh, kamu boleh bantuin Tante masak."

Raline pun menanggapi nya dengan senyum lebar. Dia berjalan semakin mendekati area dapur dan dengan teliti memperhatikan setiap gerakan yang dilakukan oleh Tante Siska.

"Sebenarnya Jerome itu bukan tipe orang yang suka milih-milih makanan. Asal jangan pedas dan bersantan dia pasti suka." ujar Tante Siska menjelaskan sambil memotong-motong dada ayam menjadi bentuk dadu.

"Jerome punya penyakit lambung, Tan?" tanya Raline. Dia pun mulai menyibukkan diri membantu mencuci sayuran dan bahan masakan lain.

"Nggak kok. Dia dari kecil emang nggak suka makan pedas dan bersantan. Katanya perutnya langsung panas."

[2] HATI dan WAKTUDove le storie prendono vita. Scoprilo ora