Hidup selama 26 tahun sebagai seorang anak yang penurut, Nana hanya minta 30 hari dari hidupnya untuk menjadi dirinya sendiri dan melakukan apapun yang dia inginkan sebelum akhirnya dia menikah
Apakah yang akan terjadi setelah 30 hari dia menjadi di...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Terimakasih sudah voment di chapter sebelumnya Maaf kalau ada typo
Happy reading
.
.
.
Mata sipit itu terbuka saat hidung mancungnya disapa oleh aroma harum yang membuat perutnya bereaksi, ah lapar itu pikirnya. Tubuhnya yang masih terasa berat karena lelah ia paksakan untuk berjalan menuju sumber aroma yang sudah membuatnya terjaga
Seperti biasa dipagi harinya ia akan mendapati sebuah bahu yang tidak selebar bahunya berada di depan kompor dengan berbagai macam bahan masakan yang di olah dengan lihai oleh tangan yang mempunyai tanda lahir di punggung tangan kanannya
Telinganya terpasang earphone bluetooht hingga tidak menyadari kehadiran makhluk lain yang kini sudah duduk manis dikursi yang berada di dekat dapur, mulutnya pun ikut bersenandung mengikuti lagu yang ia dengarkan dari alat kecil yang terpasang di lubang telinganya
Dahinya berkerut saat suara yang dihasilkan benda kecil itu berhenti, ia lalu menoleh dan mendapati Jeno yang memegang ponselnya tempat asal benda kecil di telinganya bisa berbunyi
"Ck. Kenapa dimatikan!" Kesalnya tidak suka dengan perbuatan Jeno
"Cepatlah aku sudah lapar!"
"Kau dan anakmu sama saja! Bangun tidur langsung meraung minta makan"
"Injunie, bau masakanmu membuat cacing diperutku meronta minta makan" Jeno menaik turunkan alisnya menggoda manusia dihadapannya saat ini
"Tunggu sebentar lagi!" Jeno menuju rak piring lalu mengambil piring dan sendok lebih dulu kemudian ia duduk rapi di meja makan "mandilah dulu Jeno!" Perintah Renjun
"Tidak mau, dingin!"
"Kau masih kedinginan? Mau ku buatkan air madu lagi? Atau air jahe?" Wajah yang imut itu langsung tampak khawatir saat Jeno mengatakan dingin
Pasalnya semalam saat pulang dari mengantar tamunya, badan Jeno menggigil kedinginan lalu Jeno bercerita kalau dia baru saja tercebur disungai saat berkunjung ke air terjun Tegenungan
"Tidak"
"Ya sudah sana mandi!! Menjijikkan!!"
"Kata Chenle, kita harus menghemat air agar.."
"Jangan dengarkan omongan adik sepupuku itu! Dia memang tidak suka mandi!" Jeno tertawa dengan melihat muka Renjun yang semakin imut saat marah