Day 24

928 168 21
                                    

Terimakasih sudah voment dichapter sebelumnya, maaf kalau seandainya ada koment yang ngga kebales bukan ngga mau bales tapi itu karena aku nggak tau notifnya, udah ketumpuk sama notif yang lain

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terimakasih sudah voment dichapter sebelumnya, maaf kalau seandainya ada koment yang ngga kebales bukan ngga mau bales tapi itu karena aku nggak tau notifnya, udah ketumpuk sama notif yang lain.
Maaf kalau ada typo

Happy reading

.

.

.

'Selamat pagi duniaku' mungkin seperti itulah yang ingin Jeno katakan saat pagi ini dia membuka mata kemudian mendapati Nana terlelap dalam pelukannya, bulumata lentik itu tampak cantik menghiasi kelopak mata yang masih tertutup rapat, hembusan nafas Nana seolah udara sejuk pagi menyegarkan pori pori kulitnya

"Bisakah kau tetap disini Nana, bisakah aku memilikimu selamanya" dalam bathinnya Jeno selalu mengharapkan hal semacam itu beberapa hari ini

Seperti punya ikatan bathin Nana yang masih terlelap tiba tiba mengeratkan pelukannya pada tubuh Jeno, senyum pun tersungging dibibir itu karena merasa Nana mengerti apa yang ia pikirkan, tubuh Jeno pun otomatis membalas mempererat pelukannya pada tubuh Nana

"Dingin?" Nana yang samar samar mendengar pertanyaan Jeno hanya menganggukkan kepalanya "Tidurlah, ini masih terlalu pagi untukmu bangun" Jeno rapikan selimut yang menghalau dingin agar tak menyentuh tubuh mereka

Mata itu sebenarnya masih terasa berat untuk terbuka tapi enggan untuk kembali tertutup melanjutkan tidurnya, Jeno ingin menikmati setiap detik yang terlewati saat dia bersama Nana dipelukannya. Ia belai rambut halus Nana agar perempuan itu semakin lelap dalam tidurnya, agar Nana terus berada dalam pelukannya. Cukup lama Jeno mempertahankan posisi itu walaupun tangannya sedikit terasa kesemutan karena sudah menjadi bantal untuk Nana sejak semalam

"Jeno..." suara parau itu akhirnya menyapa indera pendengaran milik Jeno

"Tidurlah lagi, kita check out jam sepuluh ini masih jam enam" ujar Jeno setelah melihat jam di ponsel Nana

"Tapi aku lapar.."

Jeno terkekeh, ia ingat semalam mereka berdua melewatkan makan malam karena asik berpelukan di atas tempat tidur "masih ada satu bungkus mie instan, kau mau?" Nana mengangguk dalam pelukan Jeno

Tubuh kekar itu akan beranjak dari pelukan si cantik tapi Nana semakin mengeratkan pelukannya lagi "nanti saja kalau begitu, aku masih ingin seperti ini" rengeknya

"Kau bilang lapar?"

"Iya tapi aku masih ingin berpelukan, kau hubungi saja pihak pengelola rumah bambu ini untuk mengirim sarapan lebih cepat.."

"Ponselku mati"

"Kenapa?"

"Aku tidak ingin ada yang mengganggumu tidur" Jeno menangkup sebelah pipi Nana lalu mendongakkan wajah cantik itu dan memberinya kecupan di bibir

30 days in Bali (NoMinGS) ENDWhere stories live. Discover now