Day 14

809 143 39
                                    

Terimakasih sudah meramaikan cerita ini dengan vote dan coment dichapter sebelumnya, tolong ramaikan lagi chapter ini dengan coment kalianMaaf kalau ada typo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terimakasih sudah meramaikan cerita ini dengan vote dan coment dichapter sebelumnya, tolong ramaikan lagi chapter ini dengan coment kalian
Maaf kalau ada typo

Happy reading

.

.

.

Pukul tujuh lewat dua puluh menit, Nana belum berniat untuk keluar dari kamarnya, ia sedikit takut untuk menemui Jeno hari ini. Semalam ia sudah berusaha senatural mungkin untuk menutupi perasaannya, saat dia sudah masuk ke dalam kamar barulah dia merasa lemas dan terduduk di belakang pintu

Pergolakan dihatinya semakin tidak terkendali, setiap kata kata Mark saat dibandara terus menghantui telinganya. Bagaimana jika benar dia jatuh cinta pada laki laki lain? Sanggupkah dia menjalani kehidupan pernikahannya? Atau bisakah dia melepaskan perasaannya? Dan bagaimana perasaan istri Jeno saat tau kalau ada wanita lain yang menaruh perasaan pada suaminya?

Pagi ini, Nana terbangun dari tidurnya yang hanya sebentar karena semua pikirannya yang berkecamuk, saat terbangun yang ada di otaknya hanya bagaimana caranya dia bisa melewati hari ini menghadapi Jeno tanpa lelaki itu menyadari bagaimana perasaan Nana yang kian hari semakin membuatnya ingin mengatakan kebenarannya

"Aku bisa!" kakinya sudah berdiri dari duduknya tapi pantatnya seakan memberat dan membuatnya terduduk lagi "aku tidak bisa" kepalanya tertunduk lesu

"Apa yang harus aku bicarakan saat bertemu dia, bagaimana kalau dia menyadari perasaanku? Aku wanita baik baik, aku tidak akan merebut milik orang lain"

Ia terdiam lagi di pinggir tempat tidur, membolak balik benda pipih yang ada di tangannya "apa sebaiknya hari ini aku tidak bertemu dia dulu? Tapi aku sama saja menyianyiakan satu hari hidup bebasku, entah kapan lagi aku bisa memiliki hari hari seperti ini"

Nana merasa seperti wanita jahat yang tega menaruh perasaan pada milik orang lain, ia tau fakta Jeno sudah beristri tapi perasaannya seolah tidak bisa dikendalikan dan semakin hari semakin membuat Nana terbebani

Setelah mengumpulkan tekadnya, Nana keluar dari kamar menuju restauran untuk menemui Jeno, ini sudah lewat dari jam pertemuan mereka, pasti laki laki itu akan mengomel dan mengatakan Nana terlalu lama mengeringkan siripnya. Nana menutup mulutnya dengan tangan agar tidak ada orang yang menyadari kalau dia tersenyum mengingat candaan Jeno tentang dirinya seorang putri duyung

Memasuki restauran ia tidak melihat Jeno dimeja biasanya dia menunggu, melihat sekeliling juga tidak ada bayangan sosok Jeno "mungkin dia sedikit telat, mungkin anaknya masih merindukan papanya" Nana pun berjalan menuju meja tempat biasanya, ia tidak berniat menghubungi Jeno lebih dulu takut mengganggu kebersamaannya dengan keluarganya, iya keluarga, bukan Nana

30 days in Bali (NoMinGS) ENDWhere stories live. Discover now