Day 17

812 164 56
                                    

Terimakasih sudah voment dichapter sebelumnyaMaaf kalau ada typo

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Terimakasih sudah voment dichapter sebelumnya
Maaf kalau ada typo

Happy reading

.

.

.

Pagi ini tak ada niat dari Nana untuk keluar dari kamarnya, ia sudah mandi dan berganti pakaian tapi kembali lagi ke tempat tidur dan membenamkan tubuhnya di bawah selimut, bertemu Jeno adalah hal terberat saat ini jadi dia memilih untuk tetap diam dikamar

Ponselnya sudah beberapa kali berdering menampilkan nama Jeno sebagai pemanggil, sekali lagi tak ada niat untuk menjawab panggilan tersebut, ia hanya terus melihat layar ponselnya yang terus menampilkan nama Jeno

Beberapa saat kemudian berganti pintu kamarnya yang terdengar diketuk sedikit tidak sabar. Pelakunya adalah Lee Jeno yang khawatir karena Nana tidak menjawab panggilan teleponnya, ada beberapa pikiran negatif yang sempat mampir di otak Jeno itu yang membuatnya semakin khawatir terjadi sesuatu pada Nana

Cklek..

Terpaksa Nana membuka pintu karena takut Jeno mengganggu tamu yang lain karena bisa dibilang ketukan Jeno sangat ribut seperti orang sedang menagih hutang yang belum dibayar selama lima tahun

"Kenapa tidak menjawab teleponku!" Sergah Jeno seketika saat pintu terbuka, kesabarannya pagi ini sudah setipis tisu kering yang siap sobek jika di beri guyuran air

"Aku ingin kembali ke Korea saja hari ini, bisa kau membantuku mendapatkan tiket pesawat?"

"Kenapa?" Tanya Jeno dengan suara tegas

"A-aku takut, aku takut mendengar t-teriakanmu" lirih Nana sambil menundukkan kepala "dari kemarin kau terus saja meneriakiku, kau pikir aku tuli? Kau tidak mau menjadi orang jahat tapi kau marah saat aku menjaga jarak darimu. Maumu apa? Apa kau juga akan memaki aku kalau aku ingin kembali?"

Jeno membawa tubuh Nana yang terlihat bergetar kedalam pelukannya, rasa emosinya yang sempat naik tadi langsung menurun saat ia tahu kalau Nana ketakutan karenanya "maaf" pelan pelan Jeno membawa tubuh Nana masuk kedalam, ia tidak mau menjadi bahan tontonan orang yang lewat, sejak tadi mereka memang masih berada didepan pintu

Dalam pelukan tubuh tegap itu Nana mengeluarkan semua airmatanya yang belum bisa mengering sejak semalam, mata indahnya semakin bengkak karena terus dibuat bekerja untuk menghasilkan airmata

"Sampai kapan kau akan menangis?" Ujar Jeno setelah 15 menit berlalu dan tidak ada tanda Nana menghentikan tangisnya "maaf, aku tadi sangat khawatir karena kau tidak bisa dihubungi" Tangan kekar itu terus mengusap punggung Nana yang masih bergetar dengan lembut

30 days in Bali (NoMinGS) ENDKde žijí příběhy. Začni objevovat