Confess

855 167 97
                                    

Terimakasih sudah voment di chapter sebelumnyaApa kabar kalian hari ini nominist?? baik baik saja kan??Saya cosplay jadi reog ponorogo😣Maaf kalau ada typo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terimakasih sudah voment di chapter sebelumnya
Apa kabar kalian hari ini nominist?? baik baik saja kan??
Saya cosplay jadi reog ponorogo😣
Maaf kalau ada typo

Happy reading

.

.

.

"Bajra Sandhi monument is a rectangular shape, and follows the architectural principles of the 'Tri Mandala' It consists of three parts

First, Utama Mandala, the main building in the center of the monumen.
Second, Madya Mandala, the inner courtyard surrounding the Utama Mandala.
Third, Nista Mandala, the outer courtyard surrounding the Madya Mandala

The main building, the Utama Mandala, has three floors. The ground floor, Nistaning Utama Mandala, contains administrative rooms, a library, and exhibition halls. In the center of the ground floor is a lake called the Puser Tasik. The first floor, Madyaning Utama Mandala, contains 33 dioramas, similar to those in the National Monument in Jakarta, but with a focus on the struggles of the Balinese people. The dioramas cover various incidents in the history of the Balinese, including the Balinese kingdom, the introduction of Hinduism, the Majapahit era, Dutch colonialism, and the struggle for independence. The second floor is a meditative space which provides a panoramic view of Denpasar"
*(Maaf copas langsung dari wikipedia, untuk memudahkan pekerjaan kkkkk)

Terang Jeno pada beberapa turis yang kini menjadi tamunya, dia sedang berada di monumen Bajra Sandhi yang berada di kota Denpasar, berkali kali ia menarik nafasnya dalam karena dadanya terasa sesak melihat setiap sudut monumen itu yang mengingatkannya pada Nana, terakhir kali dia pergi ke monumen itu adalah bersama dengan Nana

Walaupun semua terlihat menyakitkan untuk Jeno karena terus mengingat Nana tapi dia harus tetap bertahan untuk menghasilkan beberapa lembar uang untuk biaya hidupnya di Bali, mengisi kembali tabungannya yang sudah hampir habis karena menikmati waktu bersama Nana

Saat dia sudah selesai menjelaskan dan para turisnya sedang asik memerhatikan setiap benda seni yang ada di monumen itu, Jeno terdiam mengingat Nana hari itu dengan wajah takjubnya lalu mengambil gambar di setiap sudut monumen tersebut kemudian Jeno yang selalu siaga takut kalau Nana ceroboh karena terlalu fokus pada kameranya. Hal sekecil itu sanggup membuat dada Jeno semakin terasa sesak menahan rasa rindunya pada Nana yang semakin hari semakin membuatnya tersiksa

Ini baru satu tempat saja sudah membuat Jeno mati matian menahan sesaknya bagaimana dengan tempat yang lain, tempat tempat yang penuh dengan kenangan romantis, karena tidak sedikit tempat yang ia datangi bersama Nana, sanggupkah Jeno menjalaninya. Apa perlu Jeno mencari pekerjaan lain? Tapi itu pasti akan merepotkan karena Jeno bukan warga negara Indonesia

30 days in Bali (NoMinGS) ENDWhere stories live. Discover now