83 Hari

4.5K 291 22
                                    

"Kajevrian Bratadikara, kelahiran 2002."

"Apa?"

Kajevrian memandang lurus. Netra berwarna hitamnya memandang tanya pada Gavi Bwana yang berdiri tegak dengan senyum kecil terulas pada bibir tipis merekahnya. Matanya menelisik menatap lebih dalam pada dua bola mata Gavi yang terlihat sembab, ada jejak air mata yang tertinggal di pipi chubby dengan rona merah alami yang selalu dilihatnya setiap hari.

"90 hari masa percobaannya, ayo akhiri hari ini."

"Masih ke sisa 7 hari sebelum tenggat waktu yang kita sepakati."

Gavi mengangguk, membenarkan atas apa yang dikatakan Kajevrian. "Gak apa-apa, gue bosen sama permainan konyol ini lama-lama, jadi ayo akhiri ini dihari ke 83."

"Kasih gue alasan logis kenapa lo mau permainan '90 hari jadi pacar Kajevrian' yang lo buat ini berakhir sebelum tenggat waktu yang udah lo janjikan sebelumnya!"

Riak air sungai didepan mata buat Gavi merasa tuli, untuk sementara waktu Gavi merasa jika otaknya tidak dapat ia gunakan untuk berpikir. Kepalanya hanya dipenuhi oleh keinginan untuk menyelam memasuki riak air deras dihadapannya, buat basah tubuhnya sendiri dengan air yang memiliki warna keruh itu. Namun Gavi jelas tidak boleh melakukan keinginan bodoh yang disimpan kepalanya, dia bersama dengan teman-teman seperkemahannya perlu untuk kembali pulang ke sekolah selama kurang lebih tiga puluh dua menit lagi.

"Gue bosen, apa masih kurang logis buat lo?"

"Ya." Kajevrian lipat tangannya didepan dada. "Kasih gue alasan yang lebih logis."

"Gue bosen, gue capek, selama 83 hari ini lo sama sekali gak menunjukan ketertarikan sama gue atau sama permainan yang gue buat ini." senyum bodohnya Gavi ulas, kerikil kecil dibawahnya ditendang hingga terlempar masuk kedalam riak air keruh, sebagai ganti keinginannya yang harus dia pendam. "Jadi sebelum gue melakukan usaha yang sia-sia lagi selama 7 hari kedepan, lebih baik gue akhiri hari ini. Lumayan buat mengurangi beban sebelum UAS."

"Kenapa lo baru sadar setelah 83 hari?"

"Lo tau kan yang barusan lo tanyakan itu bisa buat gue tersinggung?"

"Bukan urusan gue?"

Tertawa. Benar, Gavi tahu seharusnya ia terus membuat dirinya sadar jika semua perlakuan menyebalkan Kajevrian untuknya sama sekali tidak akan buat lelaki antagonis itu merasa bersalah. "Alasannya udah cukup logis kan? Jadi, permainan konyol yang gue buat ini udah benar-benar berakhir ya."

"Kalo itu yang lo mau."

"Tumben lo gak protes sama kemauan-kemauan gue yang selalu lo bilang aneh dan buang-buang waktu?"

"Lo mau gue protes?"

Gavi tertawa dengan suara tawanya yang terdengar ringan, setitik air mata pada sudut matanya diusap dengan cepat. "Bakal jadi aneh kalo lo protes." matanya menatap netra hitam Kajevrian. "Makasih ya, walau lo ogah setengah mati terima permainan konyol yang gue buat selama 83 hari ini, lo tetap berhasil buat keinginan gue buat jadi pacar lo ini terlaksana. Sekarang gue bisa pamer sama semua orang kalo gue ini mantan pacar Kajevrian selama 83 hari."

"Ya."

"Sorry buang banyak waktu lo."

"Ya."

"Lo gak mau bilang apa-apa gitu sama gue selain ya?" Gavi protes, dihari terakhir saja Kajevrian tetap jadi antagonis yang menyebalkan.

"Memangnya apa yang mau lo dengar dari mulut gue?"

Menggeleng, Gavi mengulum bibir bawahnya. "Gak ada."

"Udah selesai bicaranya kan? Gue pergi."

"Lo boleh buang atau kembaliin gelang yang ada ditangan lo itu."

"Ya."


End of 83 hari;-

berhubung REASON sama dua ceritaku yang lainnya udah dan mau tuntas aku buat cerita baru HEHE jangan bosen-bosen ya baca ceritaku <3

Morosis • JaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang