Bertemu Kembali

2.5K 261 20
                                    

"Menurut lo di ulangan semester kali ini gue bakal dapet chairmate pinter, biasa aja atau malah bego?"

"Kenapa? Lo berharap bakal dapet contekan?"

Gavi membuka lembar halaman baru pada buku yang dibacanya. Mengabaikan eksistensi Skyler yang terus mengganggu waktu membaca buku sosiologinya sejak tadi.

"Gue gak suka mencontek!" Skyler berseru tak terima.

"Yang lo harapkan dari chairmate lo itu yang otaknya modelan seperti apa?" buku sosiologinya dimasukkan kembali kedalam ransel, minat bacanya sudah hilang sebab terus diganggu oleh ocehan Skyler tidak kunjung berhenti.

"Ya kalo bisa yang berotak pinter."

"Biar apa?"

"Biar gue bisa mencocokkan jawaban gue sama dia." tawa Skyler menguar saat mendapat delik kan tajam dari manik bulat Gavi. "Bercanda, terakhir gue dapet chairmate bego kertas ujian gue dicontekin."

"Nasib lo terlalu jelek."

"Sekarang lo mulai bicara soal nasib?" Skyler bicara, tubuhnya bergerak mendekat pada Gavi yang lebih kecil.

"Stop bicara, semua materi sosiologi di kepala gue bisa hilang kalo terus-terusan dengar ocehan lo." Gavi mendengus. "Dan stop himpit-himpit badan gue!"

Skyler tertawa, tawanya keras hingga dapat didengar hampir kesegala penjuru gedung sekolah. Gavi dibuat malu, jadi ia putuskan berjalan lebih dulu dengan kepala tertunduk enggan menunjukan entitas nya pada beberapa tatap yang mengarah pada Skyler. Sepanjang jalan menuju kelasnya Gavi jejalkan telinganya dengan earphone putihnya, putar lagu dari playlist andalannya, meninggalkan Skyler dengan agendanya menyapa beberapa teman dari belahan kelas lain.

Nomor kartu ujiannya ia keluarkan dari dalam saku seragam putih yang membalut tubuhnya. Gavi lupa nomor berapa ruang ujiannya. Dia juga tidak tahu letak ruangannya, jadi dia menepi pada sisi tembok salah satu kelas menunggu akan kedatangan Skyler. Selama bersekolah di SMA Gavi tidak pernah sekalipun berkeliling di area sekolah, ia jadi tidak mengetahui denah lokasi sekolahnya saat ini.

"Gavi ngapain?"

Hanara, wakil ketua dia kelasnya. Gavi berikan senyum tipis sebelum menjawab pertanyaan yang Hanara layangkan. "Nungguin Skyler."

"Skyler masih ngobrol sama anak kelas 11, ayo bareng sama aku, kamu ada diruangan 09 kan?"

Gavi mengangguk, membaca ulang kartu ujiannya. Berdehem untuk hilangkan serak di lehernya. Menunggu Skyler datang jelas akan memakan waktu. Gavi perlu menghabiskan waktu empat puluh tiga menitnya dengan membaca materi sosiologi yang kemungkinan akan keluar di soal ujiannya nanti. Dengan canggung Gavi mengangguk, berjalan di sisi Hanara dengan keheningan yang mengisi sepanjang jalan.

"Kamu orangnya emang tipe yang kaya gini ya?"

"Gimana?"

"Banyak diam, kamu bahkan gak pernah keliatan berbaur sama anak kelas yang lain selain Skyler."

Gavi menggaruk tengkuk belakangnya, langkahnya sedikit diperlambat untuk menyamai dengan langkah Hanara yang sedikit lebih pelan. "Gue belum bisa terlalu akrab sama yang lain aja, tapi nanti gue kayanya bisa sedikit demi sedikit dekat sama yang lainnya juga."

"Gak boleh kayanya, harus dekat." Hanara tersenyum. "Kita bakal jadi keluarga selama tiga tahun kedepan, kita harus lebih dekat untuk bisa jalin tali kekeluargaan."

"Akan gue usahakan." Gavi berujar pelan.

"Secepatnya ya? Yang lain udah nungguin kamu buat gabung."

"Iya, Hanara."

Morosis • JaywonHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin