Seperti Hari Ke-80

1K 125 53
                                    

"Si Kajevrian itu."

Hanara, perempuan cantik dengan rambut hitam panjangnya itu mengambil alih atensi Gavi dari bacaan ditangannya. Tiba-tiba saja datang lalu duduk tepat disebelah Gavi yang habiskan waktu dengan membaca sejak kedatangannya dikelas.

"Dia cuma bawa bola ke gawang, cetak gol yang jelas untuk buat kelasnya menang di class meet kemarin tapi secara tiba-tiba semua orang tergila-gila sama dia." wajahnya ditangkup dengan tubuh miring Hanara tatap Gavi disampingnya, "Ajaib, hari ini semua orang mau jadi pacarnya si Kajevrian."

"Hah?"

Hanara tertawa, merangkul Gavi yang kebingungan ditempatnya, "Iya, kantin hari ini ramai gosipin Kajevrian yang akhirnya masuk sekolah setelah kemarin absen dua hari."

"Demam kan, katanya?"

Hanara tidak terkejut akan fakta Gavi yang mengetahui Kajevrian mengalami demam dua hari lamanya, berita itu menyebar dikelas mereka. Tentu saja setelah kejadian Skyler yang mendorong Kajevrian hingga mengalami cedera, lelaki dari kelas sebrang itu menjadi pusat pembicaraan dikelas mereka.

"Tapi abis cidera, makin ganteng deh dia."

"Eyy." Gavi tertawa meletakan buku bacaannya kembali kedalam tas, tidak memungkinkan untuk membaca lagi disaat keberadaan Hanara mengambil alih seluruh atensinya, "Lo naksir Kajevrian ya?"

Mengangguk, Hanara tertawa melihat Gavi yang hanya menggelengkan kepala melihat jawaban yang ia beri, "Siapa orang yang gak akan jatuh hati sama Kajevrian? Dia ganteng, bertalenta, wangi, pintar di lapangan, pintar juga dikelas, dia juga kelihatan orang yang bakal ngelakuin banyak hal buat pasangannya."

"Kenapa bisa kepikiran kesitu?" merunduk, Gavi rapihkan seragamnya yang mulai kusut.

"Kelihatan kok dari cara dia memperlakukan orang lain."

"Lo kelihatan naksir banget."

"Kalo kamu?"

"Gimana?"

"Gak ada potensi buat kamu naksir Kajevrian kah?"

Terkekeh, Gavi alihkan pandangannya pada jendela kelas tatap apa saja asal bukan raut penasaran pada wajah cantik Hanara disampingnya, "Hm gak tau."

"Naksir dong, biar kita bisa gosipin Kajevrian bareng-bareng."

Aneh, Gavi tidak paham dengan apa yang Hanara pikirkan perihal suka menyukai, "Lo mau gue jadi saingan lo gitu?"

Kepalanya mengangguk hasilkan gelengan penuh tanda tanya pada Gavi, "Lucu kayanya kalo kita semua bersaing buat dapetin satu orang yang eksistensinya sekeren Kajevrian," helai rambut ditelinganya diselipkan, Hanara tersenyum kecil sebelum kembali melanjutkan bicaranya, "Puncak, mungkin rasanya seperti itu kalau aku menang."

"Ya, untuk orang yang seperti Kajevrian rasanya memang seperti itu."

Benar, Gavi rasa untuk dirinya yang pernah berada di posisi tersebut yang dikatakan Hanara memang memang betul adanya. Berada dipuncak, memandang banyak pihak yang mengalami kekalahan adalah hal paling menyenangkan. Melihat banyaknya pihak yang mengalami patah hati buatnya merasa hebat. Memamerkan kemenangan pada semua orang cukup dengan menatap mereka satu persatu sama hal seperti berteriak lantang 'Aku adalah pemenang, menjadi pemegang takhta tertinggi untuk Kajevrian yang kalian agungkan.' seperti itu, rasanya sehebat itu.

"Sebagai mantannya Kajevrian, seharusnya kamu bisa menyombongkan diri dihadapan semua orang termasuk aku kan, Gavi?"

+++

Linglung, kaki melangkah disepanjang koridor, Gavi pilih tinggalkan Hanara setelah perempuan itu mengenalkan diri kembali sebagai sepupu Heraldy, iya Heraldy teman Kajevrian di SMP. Sekarang satu orang sudah mengetahui rahasianya, besok mungkin akan ada lebih banyak orang mulai mengetahui siapa Gavi untuk Kajevrian sebab lelaki itu sekarang tengah menjadi topik utama.

Morosis • JaywonWhere stories live. Discover now