Hari kesedihan

1.7K 161 3
                                    


Di meja makan sebuah rumah yang terbilang mewah terasa atmosphir yang sangat canggung, hanya terdengar suara sendok dan garpu yang saling beradu dikala seseorang itu tengah asik memakan makanannya.

"Bibi aku udah selesai, aku langsung berangkat ya ke Sekolah, terima kasih buat nasi gorengnya bi." ucap Adel sembari beranjak dari meja makan.

Zee yang berada dihadapan Adel masih dengan kunyahan dimulutnya hanya melihat Adel bangkit dari meja makan.

"Del, hari ini aku tunggu. Kamu ingat kan hari ini hari apa?." Zee memulai obrolan.

Adel hanya melihat ke arah Zee tanpa berkata satu katapun, dan sekejap pergi dari pandangannya. Zee menghela napas panjang, terlihat kesedihan diraut wajahnya.

"Aduh udah jam berapa nih, masa aku baru seminggu sekolah disini udah telat si." cemas Ashel yang berada di taxi menuju sekolah.

Saat taxi melintasi jalan yang di kirinya terdapat danau yang cukup luas, Ashel melihat ada anak yang memakai baju seragam yang sama dengannya sedang duduk menatap danau.

"Itu siapa ya kok dia malah di danau bukan berangkat sekolah?." Ashel mencoba menegaskan siapa sebenarnya anak itu.

"Adel?." Ashel yang menyadari bahwa anak itu Adel langsung memberhentikan taxinya.

"Pak berhenti pak, saya turun di sini saja." Ashel segera turun dari mobil setelah memberikan uang taxinya.

Sementara Adel yang sedang di danau

"Ma, Adel kangen.." Lirih Adel dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

"Adel." Terdengar suara yang memanggil namanya dari arah belakang.

Adel reflek menengok ke arah sumber suara tersebut, ya benar itu Ashel. Ashel terdiam saat Adel menoleh ke arahnya dengan air mata yang membasahi pipinya.

"Adel kamu kenapa?" Tanya Ashel cemas.

Adel tanpa berkata apapun langsung berdiri dari duduknya, menyeka air mata dari pipinya, dan langsung beranjak pergi meninggalkan Ashel begitusaja.

"Del mau ke mana?" Ashel reflek menarik lengan Adel.

"Lepasin tangan gua" Teriak Adel.

"Del kamu kenapa ? kamu dijahatin orang? Kenapa di sini? " Tanya Ashel yang masih memegang lengan Adel.

"Lo siapa? Gausah ikut campur urusan gue!" Bentak adel.

Mendengar bentakan Adel, bukannya melepaskan lengan Adel, Ashel malah langsung memeluk Adel. Adel terkejut tidak percaya berusaha melepaskan pelukan Ashel.

"Lepas" Ucap Adel.

"Tenangin diri kamu Del, aku di sini sama kamu" Ucap Ashel sembari mengelus lembut punggung Adel dalam pelukannya.

Adel pun luluh dan mulai merasakan sedikit ketenangan dari pelukan itu. Pelukan itu berlangsung lumayan lama, hening, hanya terdengar suara angin di sekitar danau.

Ashel perlahan melepaskan pelukannya. "Kamu udah lebih tenang sekarang?"

Adel hanya menunduk. Ashel melihat jam di lengannya yang menunjukan 15 menit lagi bel pelajaran pertama akan segera dimulai.

"Shel, tolong jangan kasih tau kesiapapun tentang kejadian ini". Ashel hanya tersenyum melihat Adel dan mengangguk tanda dia setuju. Ashel melihat lekat wajah Adel yang nampaknya sudah mulai lebih tenang dari sebelumnya.

"Del, 15 menit lagi bel sekolah, aku gamau bolos sekolah, ayo kita pergi sekarang ke sekolah" Ashel segera menarik tangan Adel berjalan, pergi dari danau itu.


(Di kelas 11 IPA 1)

Terlihat dari arah pintu masuk ruang kelas Ashel berlari menuju mejanya dengan napas yang terengah-engah.

"Huuh akhirnya sampai juga"

"Shel kamu tumben mepet gini masuknya?" tanya Christy.

"Iya Christy tadi aku ada urusan sebentar" jawab Ashel.

"Minum dulu Shel" ucap Zee yang daritadi memperhatikan kedua temannya itu dari mejanya.

"Iya Zee. Zee kamu.." belum selesai Ashel berbicara, guru sudah masuk ke kelas dan langsung memulai pelajaran pertama. Zee hanya mengangkat alisnya ke arah Ashel, dan Ashel hanya melambai tangan tanda tidak jadi/nanti saja.


(Di kelas 10 IPA 1)

"Del kantin yuk, laper nih" ajak Marsha.

"Males ah Cha"

"Ih emang kamu ga laper?"

"Engga"

Tanpa basi-basi Marsha langsung menarik lengan Adel, tapi Adel tetap menolak.

"Cha aku bilang aku ga laper, kamu sendiri dulu deh ke kantin, aku ngantuk" Marsha hanya melihat Adel yang mulai memangku wajahnya dengan kedua tangannya di atas meja.

"Yaudah deh aku ke kantin sendiri" ucap Marsha dan pergi meninggalkan Adel.


(Di kantin)

"Siomay-nya dua ya pak, yang satu pakein tahu yang satunya lagi ga usah" pinta Marsha kepada penjual siomay.

"Marsha" panggil seseorang dari arah samping kanan Marsha.

"Eh kak Christy, kak Zee, kak Ashel" tengok Marsha ke ketiga orang di sampingnya.

"Kok sendirian Sha? Adelnya ke mana?" tanya Christy penasaran.

"Di kelas kak, lagi males ke kantin katanya" jawab Marsha.

Ashel yang mendengar itu hanya berkata dalam hatinya, "apa dia masih sedih ya?"

Sementara Zee hanya terdiam mendengar obrolan Marsha dan Christy.

DENIALWhere stories live. Discover now