Pengumuman

1.2K 140 2
                                    


"Kenapa kita hidup?

Ku tak mengerti

Aku ingin lepas dari semua

Tuhan, maafkan aku"

Zee sedang bercermin di kamarnya, dipandanginya tubuhnya dari atas sampai bawah. Hari ini ia sudah siap untuk mengikuti rekrutmen anggota band. Semangatnya terlihat meletup-letup, walau sedikit gugup dia meyakinkan pada dirinya sendiri akan memberikan yang terbaik untuk penampilannya nanti.

"Zee keren, wish me luck!" ucapnya kepada dirinya sendiri dicermin sembari memasang pose oke jempolnya.


(Di kelas 11 IPA 1)

"Wedeh-wedeh ada yang mau tampil nih nanti" ucap Christy kepada Zee yang sedang meletakan gitar listriknya di samping mejanya.

"Deg-degan Toy" ucap Zee sambil mengetuk-ngetuk kecil dadanya.

"Semangat Zoy, kamu pasti bisa. Nikmatin permainan kamu dengan santai, gausah gugup" Christy memberi semangat.

"Ya, wish me luck, Thank's Toy" ucap Zee.


(Di kelas 10 IPA 1)

"Sha, kamu kemana aja? Aku nyariin kamu loh kemarin. Kenapa ninggalin aku? Tumben-tumbenan. Are you ok ?" Adel memburu pertanyaan pada Marsha yang baru datang.

"Satu-satu dong kalo nanya. Aku ga kemana-mana, sorry banget kemarin ninggalin kamu gitu aja aku harus buru-buru karena kemarin aku ikut casting"

"Kamu jadi casting? Terus gimana?"

"Mmm ga lolos Del, yaudahlah emang bukan rejeki aku dan bukan bakat aku di dunia peran kayak gitu" ucap Marsha.

"Yaudah gapapa Sha, seenggaknya kamu udah nyoba dan nanti bisa dicoba lagi kan kalo ada casting lagi, jangan nyerah di sini" Adel memberikan semangat kepada Marsha.

"Iya" jawab Marsha singkat.

Walaupun dia mencoba untuk bersikap biasa saja namun kenyataannya ia mengalami kesedihan yang tidak bisa dijelaskan. Sebelumnya ia sangat berekspetasi kalau ia akan lulus casting dan nantinya akan punya uang lebih untuk bisa membayar SPP dan membantu kedua orang tuanya, tapi kenyataan ternyata jauh dari apa yang ia harapkan.

"Apa aku harus melakukan itu" batin Marsha.


(Bel pulang pun berbunyi)

Zee bersiap menuju ruang band yang berada di pojok ruang lantai 1.

"ZEEMANGAT!!!" teriak Christy dan Ashel kompak kepada Zee yang sudah berlari menuju ruang band.

Zee hanya melihatkan tanda jempol oke-nya kepada mereka dari kejauhan. Larinya terhenti saat melihat Marsha yang baru keluar dari ruang guru di depannya dengan wajah yang menunduk lesu.

"Marsha" sapa-nya. Tanpa disadari keberadaan Zee di sana, Marsha hanya meneruskan jalannya melawati Zee begitu saja. Zee kebingungan dengan sikap Marsha.

"Marsha" panggilan kedua, kali ini Zee dengan menarik tangan Marsha. Tersadar akhirnya Marsha menengok ke arah Zee.

"Eh kak Zee" ucap Marsha kaget karena tangannya yang ditarik oleh Zee.

"Aku panggil-panggil dari tadi loh, kamu ga denger?" tanya Zee heran.

"Maaf kak Zee, aku ga denger" ucap Marsha dan ia melihat Zee yang sedang menenteng gitar di tangan sebelahnya.

DENIALWhere stories live. Discover now