Sakit

1.8K 190 4
                                    


Marsha berlari dengan cepat ke arah Zee yang sudah terduduk lemah di atas tanah.

"Kak Zee, Kak Zee kamu kenapa?" Tanya Marsha khawatir.

"Marsha, kenapa kamu ada di sini?" bukan menjawab, Zee malah bertanya balik kepada Marsha. Matanya seketika melihat sekeliling mencari keberadaan seseorang.

"Aku sama Adel kak, tapi dia pergi saat tau ada kakak di sini". Jawab Marsha.

Zee hanya menunduk, kemudian melihat nisan sang mama dan berkata "Maafin Zee ma, karena Zee gabisa jadi kakak yang baik buat Adel"

"Kak Zee jangan ngomong gitu" Marsha yang melihat itu hanya bisa mengelus lembut bahu Zee.

"Kak aku izin doain tante ya" izin Marsha ke Zee. Marsha memejamkan matanya seraya mendoakan mendiang mama dari teman-temannya itu.

"Hai tan, ini Marsha. Tante ga lupa kan sama Marsha? Anak kecil yang tante tolongin jatuh dari sepeda depan rumah tante dulu. Tante sekarang tenang aja ya tan, Adel dan kak Zee udah jadi anak-anak yang baik tan, walaupun rada ngeselin (bisik Marsha saat ucapan tersebut)"

Zee seketika melirik Marsha. Dan Marsha melanjutkan kalimatnya. Saat ini Marsha benar-benar mengecilkan suaranya dan berbisik sekali lagi. Entah apa yang diobrolkan Marsha kepada sang mama, Zee tetap tidak bisa mendengarnya.

Zee dan Marsha berjalan pulang dan melewati sebuah taman kecil. Zee yang merasa lelah mengajak Marsha untuk istirahat sebentar di taman itu.

"Makasih ya Sha udah dateng dan doa-in mama. Mmm tapi aku penasaran tadi apa yang kamu obrolin ke mama sampe bisik-bisik gitu" tanya Zee penasaran.

"Kak Zee muka kamu kok pucet gitu, are you ok? Kita pulang langsung yuk" Marsha mengabaikan pertanyaan Zee.

"Aku gapapa Marsha, I'm ok" jawab Zee dengan lemah.

"Adel sebencinya itu sama aku ya Sha?" Zee berkata sembari melihat Marsha yang duduk di sampingnya dengan wajah yang terlihat pucat.

Saat sedang menunggu jawaban Marsha, tiba-tiba tubuh Zee jatuh ke arah Marsha. Kepalanya sudah berada di pundak Marsha.

"Kak Zee, kak Zee kamu kenapa??!" Marsha panik saat Zee tidak sadarkandiri dipelukannya.


(Di rumah Zee & Adel)

"Biar aku aja yang kompres kepala kak Zee bi" ucap Marsha kepada bi Ida yang tengah membawa lap bersih dan juga baskom kecil berisi air hangat.

"Iya non ini hati-hati, non kalo bibi tinggal sendiri gapapa?"

"Iya bi gapapa kok, biar aku yang jagain kak Zee"

Dengan telaten Marsha mulai mengompres kepala Zee berharap demamnya segera hilang.

"Kak Zee cepet sembuh, aku ga tega liat kak Zee sakit gini" ucap Marsha pelan.

Setelah mengompres kepala Zee, Marsha memandang lekat wajah Zee yang sedang tertidur itu.

"Tadi aku minta bantuan ke tante supaya bisa buat kamu sama Adel akur lagi. Aku sedih ngeliat hubungan kamu sama Adel yang sekarang sangat renggang. Aku tau kamu peduli dan sayang ke Adel dan Adel pun juga sama, tapi ego kalian masing-masing yang buat jadi begini. Satu lagi, Adel ga benci kok sama kakak" Marsha menyampaikan jawabannya atas pertanyaan Zee di taman tadi.

Sesaat Marsha ingat Adel. Dia memutuskan untuk keluar dari kamar Zee dan bermaksud untuk ke kamar Adel berharap ia ada di sana.

"Kak Zee, sebentar ya aku harus cari Adel" ucap Marsha sembari mengelus lembut rambut Zee sebelum keluar dari kamar.

Zee sudah seperti kakak untuk Marsha. Sejak kecil tepatnya setelah kejadian jatuh dari sepeda di depan rumah keluarga Zee, Marsha mulai akrab dengan Adel yang seumuran dengannya begitu juga dengan Zee.





Note : Buat kalian yang sudah mampir, membaca, nge-vote, dan menunggu part selanjutnya dari cerita ini, saya ucapkan, makasih, makasih, makasih, RAWRRRR.

DENIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang