Rindu

1.5K 152 2
                                    


Hari itu Christy dan Ashel berniat untuk mengajak Zee hangout, tetapi karena Zee sedang sakit, Christy dan Ashel memutuskan untuk hangout berdua dan membiarkan Zee untuk istirahat sehingga dapat memulihkan kembali tenaganya. Begitupun dengan Marsha, dirasa Zee sudah mulai membaik akhirnya ia putuskan untuk pulang.

Zee sedang berada di taman belakang rumahnya, ia merasa membutuhkan udara yang bagus untuk tubuhnya. Tiba-tiba Adel datang dengan membawa makanan ikan di tangannya, ya Adel ingin memberikan makanan itu untuk ikan yang ada di kolam taman belakang. Melihta Zee ada di sana dia hanya cuek mengabaikannya.

"Del, aku mau ngomong sebentar" ucap Zee dari sebrangnya.

"Lo ga liat, gue lagi kasih makan ikan" jawab Adel datar.

Zee menghampiri Adel lebih dekat.

"Makasih buat sandwich-nya, kata Christy enak" ucap Zee di belakang Adel.

"Sama-sama" ucap Adel masih dengan nada datarnya.

"Del, udah 5 tahun kepergiaan mama, kamu masih gabisa maafin aku?" Zee mulai membuka pembicaraan yang sedikit berat.

"Del, mama mungkin sedih kalo tau kita kayak gini" lanjut Zee.

Adel yang mendengar itu langsung berbalik menatap Zee.

"Apa yang lo harapin dari gue yang sakit kehilangan orang yang paling gue cintai di dunia ini karena lo!" ucap Adel sedikit membentak.

"Ga cuma kamu yang sakit, sedih, merasa kehilangan, aku juga Del, aku juga" saut Zee dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Tapi mama bakal sedih kalo liat anaknya ga akur kayak gini. Del, plis, aku rindu adik aku, aku rindu bermain dengannya, aku rindu bernyanyi bersamanya. Maafin aku, maafin aku Del." Zee berkata dengan kedua tangannya mencengkram erat bahu Adel, tidak sadar air matanya pun sudah jatuh dari pelupuk matanya.

"Aku tau kamu anggap kejadian itu adalah salah aku, tapi kamu harus tau aku juga gamau semuanya terjadi Del, aku sayang mama, dan aku juga sayang adik aku, aku sayang kamu" ucap Zee.

Adel yang melihat dan mendengar kakaknya mengungkapkan semua yang ia rasakan itu hanya mematung di hadapan Zee. Pikirannya membawanya kembali ke masa pada 5 tahun lalu saat kejadian yang membuat ia berpisah selama-lamanya dengan orang yang paling dicintainya itu.

"Gue masih gabisa maafin lo" ucap Adel pelan dan pergi meninggalkan Zee sendiri.

Zee mendengar itu masih terus menangis dan berkata "sekarang Zee harus gimana lagi ma.."


(Di kamar Adel)

Adel masuk ke kamar, mengambil bingkai foto yang terpajang di atas meja samping kasurnya, diusapnya foto itu dengan air mata yang mengalir di pipinya.

"Ma.. maafin Adel. Apa Adel udah salah selama ini ke kak Zee?,. Mama bisa ga ada di sini lagi? Kalo bisa, aku ga akan diemin, cuekin, dan marah ke kak Zee lagi. Sini ma bareng kita lagi. Atau.. Adel yang samperin mama? Adel kangen mama.." lama, Adel meluapkan semua isi hatinya, berbicara dengan foto mendiang mamanya itu, dan tak terasa dia tertidur dengan foto mamanya yang ia peluk.

"KAK ZEE.. huaaaa KAK ZEE.." teriak anak yang sudah tersungkur jatuh dengan kaki yang berdarah dari atas sepeda. Ia hanya bisa berteriak sambil menangis memanggil kakaknya dengan memegangi kakinya yang berdarah.

"ADEL!!!" teriak Zee dari atas sepedah yang sedang ia kayuh kencang di belakang Adel.

"KAK ZEE.. sakit... " ucap Adel yang sudah dipeluk Zee.

"Udah aku bilang jangan terlalu ngebut, kan jadinya jatuh kamu" ucap Zee sembari mengelus-elus kepala Adel.

Zee membawa Adel menuju rumah dan mengobati luka Adel.

"AAAKH sakit!, aku gamau pake ini kak Zee" teriak Adel saat obat tetes antiseptik itu mulai mendarat dilukanya.

"Tahan bentar Del, emang harus pake obat ini dulu abis itu kakak tutup lukanya" ucap Zee meyakinkan Adel.

"Jadi aku yang kalah dong, hmmm" ucap Adel dengan muka cemberut setelah Zee selesai mengobati luka Adel.

"Engga, kamu yang menang kok, aku yang kalah, kan kamu yang di depan aku tadi" melihat Adel yang terlihat kecewa dengan hasil perlombaan sepeda antar dia dan dirinya lantas membuat Zee tidak tega.

"Aku yang menang?? Beneran kak??" tanya Adel senang.

"Iya kamu pemenangnya, lagian juga kamu kan ada di depan aku tadi" jawab Zee.

"Tapi lain kali harus lebih hati-hati ya, ga boleh terlalu ngebut, nanti jatoh lagi" lanjut Zee.

"Iya-iya maafin Adel ya kak Zee udah buat kak Zee repot" jawab Adel.

"Iya adik aku emang selalu ngerepotin" ucap Zee sambil mencubit pipi Adel.

"Ih kak Zee. jadi ga ikhlas nih aku menang?" saut Adel dengan muka ngambeknya.

"Haha bercanda Del bercanda" Zee langsung mengelus lembut kepala Adel.

"Aku sayang kak Zee, jangan jauh-jauh dari aku ya kak" ucap Adel sambil memeluk Zee.

TOK.. TOK.. TOK.. terdengar suara ketokan pintu yang membangunkan Adel dari tidurnya.

"Non Adel sudah jam 6 nanti telat sekolah, non Adel udah bangun?" tanya bi Ida dari balik pintu kamarnya.

"Aku udah bangun bi, nanti aku turun" saut Adel.

Adel yang masih terbaring di atas kasurnya melihat lagit-langit kamarnya, ia mengingat-ingat kembali mimpinya dengan Zee semalam.

"Kak Zee.." ucap Adel pelan.

DENIALWhere stories live. Discover now