Ucapan terima kasih

1.3K 160 5
                                    


Adel sedang berjalan di koridor sekolah, dia sengaja izin kepada guru yang sedang mengajar untuk ke toilet karena ia merasa mengantuk berat. Setelah selesai membasuh mukanya ternyata kantuknya tidak kunjung hilang, akhirnya ia berniat untuk bolos saja saat jam mapel tersebut.

"Del" panggil Ashel mengagetkannya.

"Apaan?"

"Jangan jutek-jutek kenapa, dari mana?" tanya Ashel penasaran.

"Mana kek bukan urusan lo" jawab Adel ketus.

Adel menghiraukan Ashel dan terus berjalan menuju taman belakang sekolah, tak sadar ternyata Ashel pun mengekorinya dari belakang.

"Astaga naga, lo ngapain dibelakang gue?!" Adel kaget saat menengok kebelakang ternyata ada Ashel.

"Aku bukan naga ya." ucap Ashel. Matanya kini melihat sekeliling taman itu, senyum lebar nan manis Ashel terukir di bibirnya.

"Waah aku baru tau ada taman bagus di belakang sekolah ini, sejuk lagi suasananya mirip di Bandung" ucap Ashel. Sementara Adel mengabaikan Ashel, ia langsung tiduran di bangku panjang taman, kedua tangannya ia lipat dan ditaruhnya di bawah kepala sebagai bantalan.

"Lo ngapain si di sini? Lo bolos juga?" tanya Adel.

"Engga, jamkos, bosen di kelas. Loh kamu bolos Del?" ucap Ashel, wajahnya kini berada di depan wajah Adel.

"Mundur gak! Muka lo terlalu deket, bau naga tau ga"

"Ish dibilang aku bukan naga"

"Terus apa kalo bukan naga?"

"Panda" jawab Ashel dengan senyum manisnya

Adel mendengar itu melirik sinis ke arah Ashel.

"Dih, ga ada mirip-miripnya. Lebih mirip naga" timpal Adel.

Ashel tidak menghiraukan perkataan Adel, ia kemudian duduk di sisa bangku yang Adel berbaring di atasnya. Ashel melirik ke arah Adel yang sudah menutup matanya karena niat Adel memang ingin tidur di taman itu sampai bel pulang. Kemudian Ashel hanya menikmati suasana di taman tersebut.

Tak disangka ternyata Adel membuka matanya, diam-diam ia memandangi Ashel yang sedang menikmati suasana taman. Sambil melihatkan senyum manisnya, Ashel menengok ke arah Adel yang sedang memandanginya. Keduanya pun saling memandang dalam diam, kemudian beberapa menit Adel tersadar dan langsung mengambil posisi duduk.

"Del, aku liat kamu jago main basket" Ashel memecah suasana dengan tanya-nya.

"Kata siapa?"

"Kata aku barusan. Aku liat pas kamu main basket tadi"

"Del mau ga ajarin aku main basket? Minggu depan mapel olahraga basket, aku gamau nilai aku anjlok banget" pinta Ashel.

"Lo gabisa main basket? sama sekali?" tanya Adel.

Ashel hanya menggeleng tanda ia membenarkan pertanyaan Adel. Lama menunggu jawaban Adel akhirnya ia menyerah. Ashel sudah punya pikiran sebelumnya pasti Adel akan menolaknya.

"Iya aku tau kamu ga akan mau, ga jadi deh aku latihan sendiri aja nanti" ucap Ashel, namun..

"Oke mau kapan? jawab Adel, kemudian yang tadinya membuat Ashel tertunduk lemas langsung bangkit, tangannya memegang bahu Adel.

"Hah? Kamu mau ajarin aku Del? seriusan?" tanya-nya tak menyangka.

"Mau kapan?, jawab atau gue berubah pikiran"

"Eh jangan gitu dong, mmm lusa gimana?"

"Oke" jawab Adel mengiyakan.

"Yes, makasih ya Del" ucap Ashel sembari memeluk Adel yang masih duduk di bangku.

Adel terkejut dan hanya mengatakan "lepas", kemudian Ashel melepaskan peluknya.

Adel bersikap seperti itu bukan karena ada maksud dan tujuan apa-pun, hanya saja saat Ashel memintanya untuk mengajarinya basket tadi, ia langsung mengingat kejadian di danau tempo hari. Ia pikir karena Ashel saat itu datang harinya jadi tidak terlalu buruk dan ia ingin memberikan rasa terima kasih, dan dengan menerima permintaan Ashel ini ia rasa rasa terima kasihnya sudah tersampaikan.


(Di kelas 10 IPA 1)

"Loh Marsha ke mana? Kok ga ada?" tanya Adel sendiri.

"Marsha udah pulang Del tadi pas bel bunyi langsung keluar dia, gue duluan ya Del" saut teman sekelas Adel yang masih berada di kelas dan pergi meninggalkan Adel sendirian.

"Hah tumbenan pulang duluan, mana ga nungguin gue lagi" batin Adel. Diambilnya handphone di sakunya, dicoba menghubungi Marsha tapi tidak ada jawaban. Akhirnya Adel memutuskan untuk pulang.


(Di kelas 11 IPA 1)

"Zoy jadi gimana? Kamu besok jadi ikut ga?" tanya Christy sembari memasukan buku-bukunya ke dalam tas.

"Gatau Toy masih bingung" jawab Zee.

"Pegangan kalo bingung. Ikut ajalah Zoy, nyanyi dan bermain gitar kan emang kesukaan kamu, ga ada salahnya kamu tuangin minat kamu di grup band sekolah kita" dukung Christy.

"Ntar aku pikir-pikir lagi deh di rumah. Yuk deh kita pulang Toy" ajak Zee.

"Eh bentar Ashel dari tadi ga balik-balik ke mana deh dia?" tanya Christy heran.

"Zee.. Christy.. udah mau balik ya? Yuk balik" tiba-tiba Ashel muncul di kelas dengan suasana gembira.

"Kamu dari mana Shel?" tanya Zee penasaran.

"Taman belakang Zee. Yaudah yuk kita pulang" jawab Ashel sekaligus menggandeng lengan kedua temannya itu dan membawa mereka ke luar kelas.


                                                                                       *****


"Jreng..." terdengar petikan suara gitar listrik dari kamar Zee. Di depannya tertempel poster rekruitmen anggota band yang tadi diberi laki-laki di kantin. Zee memetikan gitar listriknya menghasilkan sebuah suara yang harmonis didengar dan dia pun mulai bernyanyi.

"Aku jadi berpikir bahwa kamu sungguh indah"

Terdengar satu bait terakhir dari lirik lagu yang dinyanyikan Zee. Kemudian ia menatap kembali poster tersebut dihadapannya.

"Oke" ucapnya sambil mengangkat 1 jempolnya ke depan wajahnya.

Adel yang kamarnya tidak berada jauh dari kamar Zee bisa mendengar walau samar suar gitar listrik yang tengah Zee mainkan.


*Flashback*

"Gua pengennya vokalis band kita tuh cewek biar keren gitu, tapi siapa ya yang bisa ngisi" ucap laki-laki yang bernama Angga.

"Kalo gitu kita bikin poster aja, kita rekrut orang yang mau gabung di band ini" saut laki-laki lainnya.

"Kalo nanti semua cowok yang daftar gimana?"

"Ya mau gimana lagi, kalo ga ada cewek di sekolah kita ini yang bisa nyanyi plus main gitar, apa boleh buat"

Saat mereka sedang berdiskusi mengenai band tersebut, Adel lewat di depan mereka.

"Hei, nama kamu siapa? Sorry-sorry udah lancang tiba-tiba berhentiin kamu mendadak" ucap Angga.

"Jadi gini.. eh sebelumnya kenalin gue Angga"

"Adel" jawab Adel datar.

"Ada apa? Gue gabisa lama-lama" lanjut Adel.

"Oke to the point aja kalo gitu, lo bisa nyanyi ga?, kebetulan gue lagi nyari vokalis buat grup band kita, dan gue maunya vokalisnya cewek biar lebih keren" jelas Angga pada Adel.

"Sorry gue gabisa nyanyi, cari yang lain aja" jawab Adel dan berlalu meninggalkan Angga. Tapi langkahnya terhenti, dan balik memutar tubuhnya menghadap Angga.

"Zee anak kelas 11 IPA 1, mungkin dia mau" ucap Adel, dan tidak lama meninggalkan Angga yang masih berdiri melihat ke arahnya.

Angga tersenyum dan memutuskan mencari tahu siapa Zee yang disebut Adel itu.

DENIALWhere stories live. Discover now