Bab 18 Jejak Untuk Kembali

2.4K 659 262
                                    

Menggebu keinginan untuk tahu ada apa sesungguhnya di balik keanehan yang sedang terjadi, namun Kiko pada akhirnya menyadari bahwa dia tidak menyukai situasi sekarang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Menggebu keinginan untuk tahu ada apa sesungguhnya di balik keanehan yang sedang terjadi, namun Kiko pada akhirnya menyadari bahwa dia tidak menyukai situasi sekarang. Situasi dimana semua seakan menjadi lebih diam.

Kiko menatap beberapa gelas teh yang mengepul di meja. Mbak Giarti yang ikut kembali ke rumah Kaliurang baru saja menyajikan teh itu untuk menemani beberapa toples besar kue kering berbahan dasar oatmeal yang dia buat bersama Ibunya beberapa hari lalu.

Tempat duduk di halaman rumah yang terbuka. Tempat itu biasanya sangat hangat pada situasi seperti sekarang ketika banyak anggota keluarga berkumpul. Apalagi didukung cuaca yang cerah. Langit malam tanpa mendung sedikitpun.

 Langit malam tanpa mendung sedikitpun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Haikal, diminum tehnya Mas." Suara Ibu Dian Agni memecah sunyi. "Kamu juga Ankaa."

"Dalem, Bulik." Ankaa menyambut terlebih dulu dan meraih tehnya.

"Saya tidak setuju dengan apa yang diajukan oleh Ilman, Mbak."

Semua mata akhirnya tertuju pada Haikal yang sejak tadi duduk anteng di samping Mas nya, Banyu Biru. Pria itu menghela napas panjang ketika Banyu Biru menepuk pundaknya pelan.

"Bapak kamu punya pertimbangan khusus, Mas."

"Saya juga anak kandungnya. Dan saya belum diajak bicara."

"Kami juga belum memutuskan apapun, Mas. Besok kita bicarakan ini dengan kepala dingin." Banyu Biru tersenyum arif ke arah Haikal.

"Ada apa dengan anak itu? Apa sudah mati rasa kemanusiaannya sampai harus meminta hal yang bisa membantu hajat orang banyak?"

Selisih usia mereka adalah tiga tahun lebih. Haikal dan Ilman. Dan selama ini, mereka memiliki hubungan yang mesra sebagai kakak beradik yang menyandang gelar unik sebagai anak dalam posisi yang cukup rumit dalam hal silsilah. Tapi hal itu tidak pernah menjadi masalah untuk mereka. Haikal berlaku seperti Mas sesungguhnya untuk Ilman. Mereka bertemu di saat-saat tertentu dan berbincang dengan keseruan para pria. Mereka punya saat-saat khusus walaupun Haikal sudah berkeluarga dan memiliki dua anak yang sangat aktif.

"Tidak terkecuali. Mbak Dinda juga mau tidak mau harus hadir dalam pembicaraan besok."

Kiko menoleh ke arah Ibunya yang berbicara pelan. Dia lalu mendongak dan menatap Ankaa yang beranjak dan membantu Mbak Dinda menuruni tangga teras. Wanita cantik itu tengah hamil tua dan mengalami kenaikan berat badan berlebih karena kehamilannya. Ankaa membantu wanita itu duduk.

PINK IN MY BLUEWhere stories live. Discover now