Bab 48. Satu Demi Satu

1.9K 578 102
                                    

"Superfekundasi adalah kondisi ketika sel telur dalam siklus menstruasi dibuahi oleh dua sperma yang berbeda

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Superfekundasi adalah kondisi ketika sel telur dalam siklus menstruasi dibuahi oleh dua sperma yang berbeda."

Ankaa menaikkan alis. Dia jelas tahu apa arti istilah itu menurut medis, namun Ilman yang terlihat shock dengan situasi itu, menjelaskan istilah itu secara runut. Ankaa ingin bertanya mengapa Ilman harus susah payah menjelaskan sementara dia sudah tahu, tapi Ankaa nyatanya memilih diam ketika melihat Ilman benar-benar kelihatan shock.

"Pantas saja dari semuanya Kinanti normal." Ilman berbicara dan mendongak menatap Ankaa mencari persetujuan.

"Siapa yang bilang? Dia sakit secara mental. Dari delapan, dia paling parah."

Jawaban cepat dan telak Ankaa jelas membuat Ilman diam dan akhirnya mengangguk. "Kamu benar. Aku sering tertipu dengan pembawaan Kinanti. Dia kelihatan aslinya ketika dia secara tidak sadar meledak."

"Siapa yang tidak? Mbak Kinanti itu cantik dengan beberapa kelebihan kecantikan ragawi yang tidak dimiliki wanita lain."

Ilman mengangguk setuju. Kinanti terlihat tidak memiliki cacat apapun.

"Tentu saja karena dia juga Danurwendo dari sisi Ibunya karena itu dia memiliki kecantikan yang khas. Seperti Ibu Dian Agni dan Bonita Michiko."

"Kamu beruntung."

"Bagaimana sejatinya perasaan Mas Ilman pada Kiko?"

Pertanyaan yang membuat Ilman mendongak dan menatap Ankaa lekat. Dia seperti mendengar nada kecemburuan yang sangat pekat.

"Para pria memiliki hati yang bisa dipetakkan." Ilman menjawab sambil menarik sebuah kursi lalu menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi dengan kaki yang dia luruskan ke arah kursi yang baru saja dia tarik. Pria itu menatap Ankaa dan bersedekap.

"Aku mencintai Michiko sebagai adik tapi cintaku berbeda."

"Berbeda?"

"Cintaku disertai rasa khawatir dia tidak bahagia suatu hari nanti. Cintaku disertai kesiagaan penuh."

Ankaa yang juga bersedekap menaikkan alisnya.

"Kesiagaan penuh menghajar pria yang mencoba menyakiti dia." Ilman mendongak dengan tatapan menelisik. Dia jelas sedang mengamati setiap perubahan ekspresi wajah Ankaa. "Seperti kamu, yang tidak rela kalau aku mencintai Kakakmu. Aku juga merasakan hal yang sama. Aku tidak rela kamu berpacaran dengan adikku."

Itu jelas bukan perang. Tapi sebuah kejujuran dari mulut seorang pria ke pria lain yang juga bersikap jujur dalam tingkah lakunya yang dengan jelas menunjukkan rasa tidak setujunya akan sesuatu. Seperti Ankaa yang selalu menunjukkan gesture kalau dia tidak ingin Ilman mendekati kakaknya.

"Aku setuju Mas. Kita merasakan hal yang sama."

Sebuah tawa sumbang terdengar. Ilman melakukannya. Dan Ankaa yang membuang pandangannya ke arah jendela yang terbuka menegaskan bahwa mereka belum saling menyetujui apapun terkait hal yang mereka bicarakan tadi.

PINK IN MY BLUEWhere stories live. Discover now