PROLOG

8.1K 279 6
                                    

Assalamualaikum

Sebelum mulai, baca bismillah dulu..
Btw kalian tau cerita ini dari mana?

Mau tanya dong, kalian suka gak si sama genre islamic-islamic gitu? Atau lebih suka genre yang geng motor?

Tandai typo yaa


°○Happy Reading○°

"PAPA MAMA HAURA LULUSS!!" Teriak Haura dengan raut wajah sangat bahagia.

Dia, Haura Rachilla Amaletha. Gadis cantik berkulit putih, rambut nya yang panjang dan lurus berwarna hitam pekat, alis yang cukup tebal, bulu matanya yang lentik, bibir berwarna pink alami, dan yang semua orang suka dari Haura adalah matanya. Ya, gadis itu mempunyai bola mata berwarna coklat. Cantik, sangat cantik.

Hari ini ia telah di nyatakan Lulus di sekolahnya. Meskipun Haura dikenal anak yang bandel di sekolah, tapi siapa sangka Haura mendapat nilai terbaik di sekolahnya.

"Astaghfirullah Haura! Kebiasaan ya kamu suka nya teriak-teriak" omel Della sambil berjalan ke arah Haura yang tengah duduk di ruang tamu.

Dellanda Amaletha. Itulah nama ibu dari Haura.

Devan yang melihat itu hanya bisa tertawa. "Ada apa sih pulang sekolah kok malah teriak-teriak, bukan nya salam" ujar Devan.

Devano Putra Anggara. Itulah nama ayah dari Haura.

Haura yang melihat kedua orang tua nya, langsung berdiri dari duduknya kemudia memeluk erat mereka.

"Kenapa sayang?" Ucap Devan.

"Pah, Mah, kalian tau gak? Haura lulus dengan nilai terbaik!!" Balas nya riang.

Devan tersenyum haru "alhamdulillah. Papa bangga sama kamu"

"Mama kira kamu gak bakal dapet nilai bagus, setara kamu kan bandel di sekolah" Della terkekeh pelan.

Haura mengerutkan bibirnya "ihh mama!! Kok gitu sih ngomongnya!"

"Mama bercanda sayangg! Anak mama kan pinter, ya meskipun kadang bandel dikit"

"Sudah-sudah, Haura mau hadiah apa dari papa?" Tawar Devan.

Haura mengetukkan jarinya di dagunya. "Haura gak mau apa-apa pah, tapi.. Haura harap keluarga ini akan selalu seperti ini ya"

Devan dan Della saling pandang "insyaallah."

***

Setelah makan malam selesai, Devan dan Della mengajak Haura untuk duduk di ruang keluarga.

"Ada apa pah, mah?" Tanya Haura.

"Haura, sekarang kan kamu udah lulus. Papa dan mama punya niatan untuk menjodohkan kamu dengan seseorang" jawab Devan.

Haura membulatkan matanya. "menjodohkan? Gak! Haura gak mau!!"

"Ini demi kebaikan kamu nak!" Suruh Della dengan lembut.

"Haura gak mau ma! Udah berapa kali Haura bilang, Haura gak mau di jodohin!! Biarin Haura nentuin pilihan Haura sendiri!!" Tolak Haura mentah-mentah.

"Haura, mama mohon kali ini Haura mau ya turutin kemauan papa sama mama! Ini juga demi kebaikan kamu sayang" Della sangat berharap jika putri tunggal nya menerima permintaan mereka.

Devan menggeser duduknya agar lebih dekat dengan Haura. "Benar kata mama kamu nak, mau ya terima perjodohan ini!" Tutur Devan dengan sangat lembut. Tanganya beralih mengelus pundak Haura.

"Papa yakin laki-laki pilihan papa sama mama itu laki-laki baik. Dan dia juga paham agama Haura! Bukannya Haura suka ya sama laki-laki yang paham agama?" Lanjut Devan membuat Haura bungkam. Pasalnya memang benar, jika laki-laki idaman Haura adalah laki-laki yang paham agama. Tapi bukan itu masalahnya.

Haura menoleh menatap Devan. "Tapi bukan itu masalahnya pah!"

"Gibran? Itukan masalahnya!" Bukan Devan yang menjawab, melainkan Della, mama Haura sendiri.

Della menghela napas kasar "Haura! Sudah berapa kali mama bilang, jauhin Gibran! Dia bukan laki-laki yang baik!!" Ujar Della sambil meninggikan suaranya.

Haura tersentak "enggak!! Gibran itu laki-laki baik, dia juga sayang sama Haura!! Mama jangan asal ngomong!" Balas Haura yang meninggikan suaranya.

"Kalo dia memang sayang sama kamu, seharusnya dia gak ngajak kamu untuk pacaran!! Ada laki-laki yang sayang sama perempuannya, tapi malah di ajak ke jalan yang sesat? Ada Haura? Gak ada!! Laki-laki yang baik itu, laki-laki yang mengajak perempuannya untuk menggapai ridho nya Allah. Dengan cara apa? Menikah!! Bukan pacaran!" Ujar Della panjang lebar, napas nya yang memburu, hatinya sakit melihat anak gadis nya keras kepala.

"CUKUP MA!! CUKUPP!!"

"Sampai kapan pun, Haura gak akan mau nerima perjodohan ini!" Pekiknya.

Setelah itu, Haura langsung pergi ke kamarnya begitu saja meninggalkan kedua orang tua nya. Mereka terkejut melihat sikap Haura yang semakin sulit di atur.

Devan kembali mendekat ke arah Della. "Udah gapapa, kita bicarakan lagi nanti ya" katanya sambil memeluk tubuh Della.

"Pah anak itu semakin hari semakin sulit di atur! Mama takut pah!" Della menangis dalam pelukan Devan.

"Sstt... udah mah, papa yakin Haura pasti mau menerima perjodohan ini! Mama tenang ya" ucap Devan yang terus menenangkan Della.




















Bersambung....

Segitu dulu prolog nya.

Gimana tanggapan kalian tentang cerita ini?

Kalian penasaran gak sama kelanjutan ceritanya?

Komen "iya" kalo kalian penasaran!

Jangan bosen koreksi aku yaa!!

Sekian terima bintang⭐⚠️

Cinta Seorang GusWhere stories live. Discover now