CSG - 43

1.9K 186 112
                                    

43. Janji Yang Salah

Hai, apa kabar?

Maaf ya, lama.

Vote & Komen!

°•Happy Reading•°

Setelah mendapat kabar bahwa Syeira pingsan, mereka pun langsung membawa nya ke rumah sakit terdekat. Suara ricuh terjadi di area pondok, melihat Syeira yang sudah tergeletak lemah, wajahnya yang pucat, bibirnya putih, dan suhu tubuh yang dingin.

Sesampainya mereka dirumah sakit, Haikal bergegas memanggil suster untuk membawa Syeira ke IGD.

"Silahkan tunggu diluar" ucap Suster itu seraya menutup pintu IGD.

Nazwa terduduk lemas disana, air matanya terus berjatuhan. Kepalanya terasa pusing, disini yang tahu soal penyakit Syeira hanya Nazwa! Apa ia harus memberitahu semuanya sekarang?

Azzam duduk dengan pandangan kosong. Diluar, Azzam mungkin terlihat tegar dan kuat tapi sebenarnya pria itu juga lemah. Syeira, kini istri keduanya sedang terbaring lemah dirumah sakit, dan dia seperti ini akibat hukuman yang dilaksanakannya.

Azzam merasa bersalah dalam semua ini! Andai saja Azzam tidak memperbesar masalah ini, pasti semua tidak akan terjadi.

Tapi, bukan kah orang seperti Syeira layak mendapat balasan? Dia berhak bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan!

Disebelahnya, ada Haura yang sedang mengamati dirinya. Haura melihat jelas kekhawatiran diwajah Azzam, pria itu pasti sangat terpukul atas apa yang telah terjadi. Dari awal inilah yang Haura takutkan, ia takut jika nantinya Syeira terluka. Dan yang lebih Haura takutkan, jika nanti Azzam lebih peduli dengan Syeira dibandingkan dirinya.

Haura mengusap punggung Azzam, "Mas.. maafin aku, ya?" Ucap Haura sedikit takut.

"Gara-gara aku Syeira jadi masuk rumah sakit." Lanjut Haura.

Azzam menoleh menatap mata sendu milik Haura. Tersirat rasa bersalah disana. Tangan Azzam terangkat mengelus puncak kepala Haura, "ini bukan salah kamu, Syeira masuk rumah sakit karena takdirnya memang seperti ini."

"Tapi...kalau Syeira kenapa-napa, gimana?" Ujar Haura dengan rasa takut.

"Syeira bakal baik-baik aja, percaya sama saya." Jawab Azzam dengan senyum tipis.

Kemudian, Haura mendekat, memeluk tubuh Azzam. Mungkin dengan pelukan ini keduanya bisa saling kuat. Azzam membalas pelukan itu, meletakan dagunya diatas kepala Haura, dan mengusap kepalanya lembut.

Mungkin jika Haura yang terbaring disana Azzam akan lebih rapuh bahkan hancur. Karena baginya, Haura adalah segalanya. Jika Haura hancur, maka dunia Azzam pun hancur. Dan jika Haura pergi, maka dunia Azzam ikut pergi.

***

"Pah, Haura gimana? Udah ada kabar?" Tanya Della khawatir.

Setelah dua hari lalu Haura tidak pulang bahkan tidak ada kabar sama sekali. Devan sudah mencoba menghubunginya, tapi tidak ada jawaban. Bahkan sekarang Haura tidak bisa dihubungi.

Mereka tidak tahu kalau sebenarnya Haura ada dirumah Haikal, dan Haura mungkin lupa untuk memberi tahu orang tuanya dimana dia sekarang.

"Belum, mah" sahut Devan yang masih fokus pada layar ponselnya.

"Haura dimana ya, pah?" Tanya Della membuat Devan menoleh.

"Apa mungkin Haura lagi sama Azzam, mah?" Tebak Devan.

Della mengernyit heran, "gak mungkin pah! Bukannya kemarin mereka lagi berantem?"

Cinta Seorang GusWhere stories live. Discover now