CSG - 44

2K 172 65
                                    

44. Mimpi Buruk

2381 kata! Kalau masih bilang dikit aku teror.

Tolong kalau membaca itu urut, dari part 1 sampai selesai, jangan loncat loncat, biar kalian paham sama alurnya!

Ambil baiknya, buang buruknya!

Sebaik-baiknya takdir, adalah takdir Allah. Takdir yang saat ini terjadi adalah yang terbaik, karena sesungguhnya Allah tidak pernah salah dalam menentukan takdir, belajarlah menerima semua dengan ikhlas dan sabar, karena sesungguhnya kesabaran dan keikhlasan yang kalian tanam akan berbuah manis dikemudian hari

-Muhammad Azzam Al-Fath-

-HAPPY READING-

"ENGGAK!!"

"GAK MUNGKIN!!"

"GUE GAK MAU CERAI SAMA AZZAM"

"NGGAKKK!! GUE GAK MAU!!"

Jderr

Haura terbangun dari tidurnya. Jadi, tadi hanya mimpi? Benar kan hanya mimpi?

Disampingnya, Azzam memasang wajah khawatir karena sedari tadi istrinya terus mengigau.

"Kenapa, hei?" Tanya Azzam sambil menatap Haura. Napas perempuan itu tidak beraturan, keringat dingin bercucuran diwajahnya, sungguh Azzam begitu mengkhawatirkan istrinya saat ini.

"Haura, kenapa?" Tanya Azzam lagi.

Bukannya menjawab, Haura malah menangis. Azzam bisa merasakan punggung Haura yang bergetar, oleh karena itu Azzam semakin mendekatkan dirinya ke arah Haura. Lalu, menarik tubuh Haura kedalam pelukannya. Haura dengan senang hati menyenderkan kepalanya didada milik Azzam.

Disaat itu juga, tangis Haura pecah, ia semakin mengeraskan tangisannya. Melihat itu, dada Azzam mendadak sesak, sebenarnya apa yang membuat istrinya itu menangis?

Azzam menghela napas pelan, "hei, kenapa nangis? Mimpi buruk ya?" Terkanya.

Haura mengangguk sebagai jawaban. Perempuan itu masih belum membuka suaranya.

"Haura mimpi apa, kok sampai nangis gini?" Tanya Azzam lembut, tangan kanan nya terangkat mengusap kepala Haura.

"A-aku.. mi-mimpi kita cerai, mas" jawah Haura lirih. Entah kenapa rasanya berat mengatakan hal itu pada Azzam.

Azzam mengernyit heran"cerai?"

"Iyaa, Syeira yang minta. Dia minta kamu buat ceraiin aku karena... karena itu permintaan terakhir dari syeira" lanjut Haura sembari terisak.

"Astaghfirullahaladzim, hei liat mas!" Dengan lembut, Azzam menangkup kedua pipi Haura hingga akhirnya mereka menatap satu sama lain.

"Jangan nangis lagi, ya. Itu cuma mimpi, mimpi itu bunga tidur jadi Haura ga boleh percaya." Tutur Azzam lembut. Disaat Haura kembali meluncurkan air matanya, saat itu juga Azzam bergegas menghapus menggunakan kedua tangannya.

"Tapi, kalau misalkan itu terjadi gimana? Aku gak mau pisah kamu" Haura menatap Azzam sendu.

"Gak akan, sayang. Mas janji ga bakal ninggalin haura." Timpal Azzam dengan senyuman.

"Jaminannya?"

Azzam berpikir sejenak, mengedarkan pandangannya, tiba-tiba terlintas pikiran jahil diotaknya. Azzam kembali menatap Haura dengan bibir yang masih melengkung sempurna.

"Jaminannya, kalau misalkan mas ingkar kamu boleh cium mas sepuasnya" jawab Azzam sambil tersenyum kuda.

Raut wajah Haura seketika berubah. Mengapa suaminya ini suka sekali bercanda, bahkan disaat seperti ini.

Cinta Seorang GusWhere stories live. Discover now