CSG - 51

2.7K 148 58
                                    

51. Ngidam

Tidak ada hal yang lebih indah selain melihat senyuman yang terukir dibibirmu, humaira—

Muhammad Azzam Al-Fath

Setelah menunggu kurang lebih 30 menit, Haura pun keluar dengan membawa selembar kertas berwarna putih. Kertas itu adalah bukti kelulusan yang baru saja Haurs terima. Dengan senyum yang lebar, Haura berjalan mendekati Azzam.

"Mas," panggil Haura sambil duduk disebelah Azzam.

"Eh, udah keluar? Gimana hasilnya?" Tanya Azzam seraya tersenyum.

"Coba kamu tebak, aku lulus atau enggak?" Perintah Haura.

Azzam pura pura berpikir, "emm... kayak nya sih jelas lulus. Soalnya gak mungkin istri saya gak lulus, dia kan wanita cerdas." timpal Azzam sambil terkekeh.

Haura tersenyum lalu memperlihatkan satu amplop putih didepan wajah Azzam. Azzam tahu isi dari amplop itu, dengan bibir yang masih melengkung, Azzam meminta untuk melihat isi amplop itu.

"Boleh saya lihat?" Tanya Azzam.

"Boleh dong, nih" jawab Haura seraya menyodorkan amplop itu pada Azzam.

Azzam menerima amplop putih itu. Kemudian dia membuka nya perlahan, terlihat selembar kertas disana. Azzam mengambil dan mulai membaca isinya.

GREEN LIGHT UNIVERSITY
__________________________________________

SURAT PERNYATAAN LULUS

Nama : Haura Rachilla Amaletha
TTL : 4 Februari 2002
Nomor Mahasiswa : 08762214
Fakultas : Manajemen
Jenjang : Strata 1 (S1)

TELAH DINYATAKAN LULUS

Tertanda

An. Dekan
Ketua Jurusan

Azki Bramata, S.M.,M.E., Psikologi

Setelah membaca, Azzam kembali memasukan selembar itu kedalam amplop. Netranya kembali menatap wajah cantik istrinya, senyum nya kembali terbit.

"Mas, ke kantin yuk. Aku lapar" ajak Haura.

"Lapar? Mau makan di kantin atau diluar?" Tawar Azzam.

Mata Haura melirik ke arah samping, terlihat banyak mahasiswa yang datang. Suasana kampus terlihat lebih ramai, karena memang hari ini adalah hari pengumuman kelulusan, jadi banyak mahasiswa yang mengajak keluarganya untuk ikut. Oleh karena itulah kampus mendadak ramai.

Sedetik kemudian, pandangan Haura kembali teralih menatap Azzam. "Diluar aja deh, mas. Kayaknya kantin disini ramai, tuh kamu lihat orang nya aja banyak banget, aku sampai pusing ngelihatnya." Keluh Haura pada Azzam.

Melihat itu ekspresi wajah Azzam berubah, terdengar kekehan kecil dari mulutnya. "Ya sudah, mau makan dimana? Cafe? Restoran? Atau dimana? Kamu ngidam gak pengin makan  dimana?" Cerocos Azzam membuat Haura menggeleng heran.

"Tanya nya satu satu dong mas, aku kan jadi bingung!" Sahut Haura kesal.

Azzam menarik napasnya dalam, "Mau makan dimana, sayang?" Tanyanya dengan suara yang sangat lembut.

Cinta Seorang GusWhere stories live. Discover now