CSG - 49

1.8K 141 7
                                    

49. Ngidam

Rumah Sakit Gemilang.

Setelah menyadari bahwa Haura pingsan Azzam langsung bergegas membawanya ke rumah sakit terdekat. Azzam panik bukan main, dia juga sempat berteriak memanggil kedua orang tuanya.

Sesampainya dirumah sakit, Azzam langsung meminta suster untuk menangani Haura. Setelah mendapat penanganan, Azzam dan juga kedua orang tuanya menunggu didepan ruangan.

Azzam mondar mandir sedari tadi, ia benar benar mengkhawatirkan istrinya. Azzam takut Haura sakit, Azzan takut Haura terluka lagi.

"Zam, tenang nak" ujar Haikal lembut.

"Gak bisa bi! Azzam gak bisa tenang, Azzam takut Haura kenapa-napa." Jawab Azzam lirih.

Haikal mengelus pelan pundak Azzam, "Haura gak bakal kenapa napa, Zam. Percaya itu! Dia perempuan kuat" ucap Haikal lagi.

Azzam menghela napas nya gusar, dalam hati ia terus bersholawat dan meminta agar istrinya baik baik saja.

Setelah menunggu hampir setengah jam, akhirnya pintu ruangan itu terbuka. Menampakkan dokter dan suster yang melangkah keluar.

"Bagaimana keadaan istri saya, dok? Dia baik baik aja kan?" Ujar Azzam dengan cepat.

Sedangkan Haikal, pria itu langsung mengusap punggung Azzam, bermakud menenangkannya.

Dokter itu tersenyum menatapnya. "Tenang, pak. Istri bapak baik baik saja, dia hanya butuh istirahat yang cukup."

Dokter itu menyodorkan amplop putih kepada Azzam. Sontak Azzam mengernyit bingung.

"Apa ini, dok?"

"Baca pak!"

Dengan rasa penasaran sekaligus takut, Azzma membuka amplop putih itu. Isinya selembar kertas, Azzam mulai membaca dari kalimat pertama hingga akhir.

Matanya membulat saat membaca dipertengahan kalimat. Netranya langsung beralih menatap dokter.

"Dok ini..."

Dokter itu mengangguk seraya tersenyum, "betul, pak. Selamat ya, istri bapak positif hamil."

Deg

Azzam terharu mendengarnya, satu tetes air matanya jatuh. Ia benar benar bahagia mendengar berita ini.

"Saya tidak salah dengar kan, dok?" Tanya Haikal memastikan.

"Tidak, pak!"

"Alhamdulillah! Umi, sebentar lagi kita punya cucu" ucap Haikal bahagia. Dia langsung memeluk Nazwa.

"Iyaa, bi. Alhamdulillah" timpal Nazwa haru.

"Kalau gitu saya permisi, pak, buk." Pamit Dokter itu.

Setelah dokter itu pergi, Azzam langsung bergegas masuk. Senyumnya terbit saat melihat Haura yang sedang terbaring diatas brankar.

Azzam mendekat ke arah Haura. Ia langsung memeluk erat tubuh istri kecilnya, menumpahkan air mata bahagia disana.

"Terima kasih, sayang. Terima kasih" ucap Azzam lirih.

"Terima kasih kembali, mas" balas Haura seraya memeluk Azzam.

Azzam merenggangkan pelukan itu, "saya janji akan menjaga kamu dan anak kita dengan baik."

"Iyaa, mas"

Dibelakang ada Haikal dan Nazwa yang berjalan mendekat. Kemudian mereka bergantian memeluk Haura.

"Selamat ya, nak"

"Iyaa, umi"

***

Malam harinya Haura masih belum di izinkan pulang. Kata dokter itu Haura bisa pulang esok hari. Sebetulnya Haura sudah muak dirumah sakit, padahal belum sampai 24 jam disana, tapi rasanya benar benar tidak enak.

Cinta Seorang GusWhere stories live. Discover now