CSG - 2

2.1K 88 0
                                    

2. Harapan

Seperti biasa budayakan baca bismillah...

Tandai typo!

°•Happy Reading•°

Benar saja, saat ini Haura sedang berada di rumah Alin. Ia sengaja pergi dari rumah untuk menenangkan pikirannya yang berantakan.

"Minum dulu Ra" ucap Alin seraya memberikan segelas air putih untuk Haura.

Haura menerima minuman itu, dan langsung meminumnya. Sungguh dirinya lelah, berjalan sekitar kurang lebih 1 km karena memang jarak antara rumah Alin dan Haura lumayan jauh. Kebiasaan nya Haura pergi ke rumah Alin menggunakan mobil nya, tapi karena saat ini dalam keadaan darurat Haura tidak sempat membawa mobilnya.

"Lo sebenernya ada masalah apa sih Ra sampe kabur-kabur gini?" Tanya Alin.

Haura menatap Alin "gue mau di jodohin Lin!" Alin terkejut bukan main.

"WHATT??"

"Gimana ceritanya?"

"Panjang kalo gue ceritain!"

"Ya udah intinya aja" Haura pun mengangguk, setelah itu ia menceritakan tentang dirinya yang akan di jodohkan. Alin yang mendengarkan cerita Haura hanya bisa mengangguk, dan ya Alin juga merasa kasihan. Mungkin jika dirinya yang ada di posisi Haura, akan melakukan hal yang sama.

Meskipun Haura tidak menjelaskan secara detail, tapi Alin mengerti maksud Haura.

"Jadi gitu ceritanya" ucap Alin yang di angguki Haura.

"Kalo misal lo sama Azzam nikah.. terus Gibran gimana?" Pertanyaan Alin membuat Haura bingung.

"Itu dia yang jadi problem nya Lin! Gue gak mungkin ninggalin Gibran gitu aja, lagian gue juga gak suka sama Azzam. Ya, meskipun gue suka sama cowok yang paham agama, bukan berarti gue mau nerima perjodohan ini!"

"Gibran udah tau kalo lo bakal di jodohin?" Tanya Alin.

Haura menggeleng lemah "belum! Gibran gak tau sama sekali soal ini"

"Saran gue mending lo kasih tau Gibran deh Ra, soalnya kalo misal Gibran tau kabar ini dari orang lain, pasti Gibran mikirnya lo nutupin masalah ini dari dia" tutur Alin.

"Tapi gue takut Lin" cicit Haura.

"Gue takut kalo misal Gibran malah mikir yang aneh-aneh" lanjut Haura.

Alin menggeser duduk nya agar lebih dekat dengan Haura, tangan terulur memegang pundak Haura. "Gibran bakal mikir aneh-aneh kalo lo gak ngasih tau kabar ini ke dia! Percaya sama gue Ra!"

"Oke gue bakal coba bicarain masalah ini sama Gibran! Dan apapun jawaban Gibran nanti gue bakal terima!" Ujar Haura dengan sangat yakin.

"Ini baru besti gue" jawab Alin dengan bangga.

***

"Assalamualaikum, Haura pulang" ucap Haura sambil memasuki rumah mewah nya.

Raut wajah Haura terlihat sangat lelah! Dari mulai bawah matanya yang terlihat hitam, bibirnya yang pucat, dan tubuhnya terlihat sangat lemas.

"Waalaikumsalam" balas Devan menghampiri Haura. Devan mengulurkan tangannya, kemudian Haura pegang dan menciumnya.

"Haura pasti capek ya, makan dulu yuk abis itu mandi terus istirahat" suruh Devan dengan lembut. Itulah yang Haura suka darinya, ia beruntung memiliki seorang ayah yang sangat perhatian terhadap dirinya! Bahkan selama ini, Devan tidak pernah membentak atau bahkan memukul Haura.

Cinta Seorang GusWhere stories live. Discover now