CAAPA || 5

9.5K 619 13
                                    


Happy reading ^_^

****

"Ndo !!" Panggil Alya saat masuk kekamar Ando. Ando menoleh dan meliriknya sinis.

"Apa2 an lo ? Ha ? Asal main setuju aja ! Lo setuju mama nikah lagi ? Gila lo ? Lo ngak inget Aba ?" Ujar Ando emosi.

Alya menggeleng. "Aba gak akan pernah terlupakan !"

"Terus apa2 an tadi ? Lo bilang lo setuju kalo si bule anthony itu nikain mama !"

"Itu harus ndo !"

Ando menoleh tak mengerti. Kedua tangan nya ia letakkan di pinggang seolah menantang. "Apa maksud lo ?! Harus ngebiarin mama nikah lagi gitu ?!"

"Iya !" Sahut Alya tegas. Ando menggeleng sembari tersenyum remeh. "Mama gak mungkin terus2 an ngebiayain kita sendirian ndo. Kita tu bertiga! Apa lo gak kasian sama mama ?! Kalo mama menikah. Seenggaknya kan ada yg bantu mama biayain kita ndo !"

Ali menyusul masuk ke kamar. Ia langsung saja berjalan ke ranjang dan berbaring disana, sambil membaca buku. Membuat Ando melirik ke arahnya.

"Udahlah ndo. Kita hargain aja keputusan mama ! Biarin mama nikah sama Mr. Anthony. Kalo itu buat mama bahagia kenapa kita harus menghalangi ?!" Lanjut Alya.

Ando masih melirik Ali yg terlihat sibuk membaca bukunya. "Li... apa lo juga ikut setuju sama keputusan mama ?! Apa lo juga ikutan mau lupain Aba seperti Kaia sama mama ?"

Ali menutup bukunya. "Ndo, mama emang mau nikah lagi. Tapi bukan berarti mama lupa sama Aba. Aba tu gak akan pernah bisa terlupakan. Dia selalu ada di sini !" Ali menunjuk hatinya. "Kita harusnya bersyukur karna masih ada orang yg peduli sama keluarga kita. Anthony sayang sama mama begitu sebaliknya. Jadi apa yg salahnya dari itu ?!" Tanya Ali.

Ando menggeleng pelan. "Gila semua nya!"

"Udahlah ndo. Mungkin dengan menikahnya mama sama Anthony. Ini akan menjadi awal yg baik lagi untuk kita semua!" Imbuh kaia.

Ando melayangkan sebelah tangannya. "Terserah...! Yg jelas gue gak pernah setuju sama pernikahan ini!" Katanya yg kemudian melempar diri di ke samping Ali. Ia berbaring tengkurap.

"Seenggaknya lo gak ngehalangi mereka!" Kata alya mengimbuhi.

Ando tak menjawab lagi. Ia menutup kepalanya dengan bantal. Dan dengan itu Alya keluar meninggalkan si kembar disana.

____ ______ _______

To Macan Ku : dimana Can? (Send)

Sudah beberapa hari ini Ando benar2 tidak betah berada di rumah nya. Melihat sang mama rasanya ia ingin sekali marah. Ditambah lagi adanya Anthony yg selalu datang karna sibuk menyiapkan Pernikahan mereka.

Tak lama handphone nya berbunyi, menandakan adanya sebuah pesan masuk.

From. Macan Ku : di rumah. Kenapa Gak ?!

Ando segera membalasnya dengan cepat.

To. Macan Ku : Lagi butuh lo nih. Bisa kita ketemu. Kalo bisa gue tunggu di taman biasanya?! (Send)

Dan dengan itu Ando keluar kamar. Di ambang pintu kamarnya, ia Melihat sang mama yg sedang berbincang dengan beberapa orang. Entahlah, mungkin itu orang2 yg mengurusi pernikahan sang mama. Dan Ando tidak peduli. Ia langsung neloyor pergi tanpa menghiraukan pertanyaan2 yg terlontar dari mamanya.

Ando menengok kekanan dan kekiri mencoba menemukan Macan_nya. Tapi sepertinya dia belum datang. Ando putuskan untuk menunggunya.

Dalam diam ia melamun, membayangkam masa2 bersama sang Aba. Mereka berlima sering menghabiskan waktu dengan bercanda, walau kadang sang Aba sering sekali marah. Mungkin karna capek atau karna mereka sendiri yg memancing kemarahan Aba.

Cinta Antara  "Ali, Prilly dan Ando"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang