CAAPA || 30

7.1K 546 35
                                    

....

"Kita lihat nanti...." balas Ando.

Mendengar jawaban dari ando yang tidak sesuai dengan keinginannya. Prilly langsung memutuskan untuk tidur. Ando tersenyum saja melihat hal itu, dan memfokuskan diri untuk menyetir hingga 2 jam kemudian mereka sampai di sebuah perkampungan di daerah bandung.

Ando menghentikan mobilnya di salah satu rumah sederhana.

"Prill,, bangun.... kita udah sampai..." katanya sembari menggoyang - goyangkan lengan Prilly. Ia terbangun.

"Aliii... kasar banget sih..." rengeknya. Ando mengernyit.

"Apa'an sih masak pelan gitu dibilang kasar..." balas Ando sedikit terkekeh. "Ayo turun..." Ando segera merangkak turun meninggalkan Prilly disana. Prilly menatapnya kesal dengan alis menukik. Belum beranjak dari sana.

Ando yang menyadari hal itu pun membungkuk mengintip dari kaca mobil. Mengetuknya dan Prilly pun membukanya. "Kamu mau didalem aja?! Sini turun..." katanya dimana hal itu membuatnya semakin kesal. Ia pun menyusul turun.

Ando tersenyum. "Sini sayang..." ia mengulurkan tangan bermaksud mengundang. Prilly melangkah mendekatinya dan di saat Prilly telah berada di sampingnya, dia mendaratkan lengan besarnya di atas pundak prilly, membuat Prilly sedikit terkejut. Karna itu adalah hal yang tak biasa di lakukan Ali dalam kondisi seperti ini. Ali pernah, tapi tidak akan sekasar itu. Selain itu, Ali akan lebih sering merangkul sisi lengannya atau pinggangnya dari pada pundak. Tapi nampaknya Prilly mengabaikan hal itu.

"Kamu tau kenapa aku ajak kamu kesini?!" Tanya Ando.

"Kenapa?!"

"Karna besok pagi aku akan ajak kamu ke bukit cinta..."

Prilly terkikik dan merasa tertarik. "Bukit cinta?!"

Ando tersenyum yakin. "Iya. Tapi besok. Pagi - pagi sekali..."

"Terus malam ini kita tidur dimana?"

"Di situ..." Ando menunjuk sebuah rumah. "Kita akan tidur dirumah itu malam ini..."

Prilly menghela nafas dan bola matanya memutar."Ini bukan Apartement kita Li, kita gak bisa seenaknya tinggal bareng disitu..."

"Itu bukan apartement kita. Tapi rumah bibik ku..."

"Bibik?!"

Ando mengangguk. "Apa aku belum pernah cerita?!" Prilly menggeleng. "Masak sih?!"

"Serius, emang kamu gak pernah cerita..."

Ando mengangguk - angguk. "Okey, itu gak penting karna kamu udah tau kan?! Sekarang ayo kita masuk!"

Masih dengan posisi yang sama, Ando menarik Prilly berjalan beriringan mendekati pintu rumah itu.

"Assalamualaikum...."

"Waalaikumsalamm...... eh? Ando?" Sapa wanita paruh baya yang berbondong mendekat. Sapaan wanita itu benar - benar membuat Ando menegang. Prilly menatapnya aneh.

"Saha eta, ndo?"

"Ini pacar Ali bik..." balasnya sembari bersalaman. "Ini Ali bukan Ando..." lanjutnya.

"Oh... Ali, maaf atuh bibik mah udah tua. Gak bisa bedain mana Ali mana Ando lagi. Kalian kan sama - sama kasep..." jawab sang bibik membuat Prilly mendesah lega. "Ini teh saha atu?!"

"Saya Prilly bik..." Balas Prilly.

"Eih... cantik. Hayu, ajak masuk..." lanjut bibik dan mereka berdua pun masuk kedalam.

Bibik ini adalah sodara senenek dari tante resi. Bibik bekerja memetik teh setiap subuh di kebun teh milik salah satu sodagar di kampungnya. Bibik tinggal sendiri karna suaminya telah meninggal karna sakit. Ia mempunyai satu orang putra yang berusia 3 tahun lebih kecil dari Ando, tapi saat ini putranya tinggal di solo ikut sang paman dan bersekolah di sana.

Cinta Antara  "Ali, Prilly dan Ando"Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin