CAAPA || 18

7.1K 509 16
                                    

Prilly -

Langkahku terhenti, aku mematung di depan pintu, mataku memanas dan sesaat kemudian kurasakan sebuah buliran air yang mengalir menyadarkan ku kalau saat ini aku tengah menangis. Aku segera berbalik untuk menghapusnya.

"Prill, lo baik - baik aja?" Tanya kak Alya yang sudah menyentuh pundakku. Aku berbalik lagi kearah keduanya dengan senyum ceria. Kulihat ada raut bingung sekaligus cemas di wajah keduanya.

"I'm fine.." balasku singkat kemudian melangkah mendekati gagak ku yang pagi ini terlihat sangat fresh.

"Kamu kenapa?" Tanya Ali begitu aku duduk bergabung di pinggiran kasurnya tepat disampingnya.

"Aku? Kenapa emang nya?"

"Tadi itu..."

Aku memutar bola mata seolah aku tak mengerti arah pembicaraan nya. Aku hanya tidak ingin dia bertanya. "Udah, jangan di fikirin. Aku gak papa kok. Oya, kamu udah sarapan? Nih aku bawa kue yang kemarin kamu pengen itu.." Tanya ku yang mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Aku serius Prill...."

"Aku juga serius. Nih buktinya...!" Aku mengangkat kotak yang ku bawa. Dan Ali terlihat memutar mata kesal. Ia mengambil kotak kue itu kemudian menaruhnya di atas kasur disampingnya.

"Bukan itu maksutku. Aku nanya serius, kamu kenapa nangis.." kali ini nadanya di tekan. Oh, apa dia mulai bersikap over padaku? Aku suka ini. "Prill...." panggilnya membangunkan lamunanku.

"Aku gak papa Ali, serius!!"

"Apa kak ricky marahin kamu karna kamu kesini? Kalo memang iya, biar aku yang ngomong sama kak Ricky kalo aku lah yang minta kamu buat kesini.."

"Demi tuhan ini bukan masalah apa - apa Li, aku cuma seneng aja liat kamu lebih seger hari ini..." dia tercengong.

"Hanya itu?" Aku mengangguk mengiyakan. "Gak mungkin..! Pasti ada alasan lain. Atau jangan - jangan kamu akan kembali ke inggris? Bener gitu Prill?" Kulihat ada nada cemas di rautnya ketika membicarakan kepulanganku ke inggris.

Aku tersenyum. "Enggak Li, enggak! Aku masih disini kok. Aku bakalan stay di indonesia. Aku bakalan terus disini karna tinggal dan menetap di indonesia memang impianku.."

"Serius??" Tanya nya berbinar.

Aku menganggum sekali lagi dan tanpa aku duga, Ali merengkuh tubihku kilat hingga aku terbungkus dalam pelukannya. Demi apapun, aku benar - benar bahagia. Menurutku ini adalah tanda kalo Ali juga gak mau aku kembali ke inggris, atau mungkin lebih tepatnya dia gak mau aku pergi. Hihihi.

"Li... Prilly gak bisa napas itu lo bekep gitu!!" Teriak kak Alya yang berhasil membuat Ali melepaskan pelukannya. Huft... untung kak Alya bilang.

"Sorry Prill....."

"Gak papa kok. Oiya... kue nya, kalian belum pada sarapan kan? Cobain dong, itu kue buatan ku sendiri lo..."

"Oya??" Kompak mereka.

"Ilah, paduan suara?"

"Serius kamu yang bikin? Emang kamu bisa??"

"Bisanlah. Tu buktinya..."

"Palingan ini beli!!" Ujar ali sembari mengangkat kue nya.

"Enak aja!" Menyahut kotak kue itu, aku memindahkan kepangkuanku sembari mencoba membuka kantong plastiknya. "Aku bikin sendiri tau. Aku sengaja bangun subuh - subuh terus bikin ini buat kamu. Kan kamu kemarin bilang pengen rainbow cake. Ya jadi aku bikinin..."

"Masak sih lo bisa masak? Coba liat.."

"Nih..." aku menyodorkan kotak yang telah berhasil ku buka.

Cinta Antara  "Ali, Prilly dan Ando"Where stories live. Discover now