CAAPA || 36

15.8K 826 64
                                    

Last part...

.

....

Ali mengernyit mendengar perintah dari Prilly. "Buka baju?!"

Prilly tersenyum. "Aku cuma mau lihat luka bekas oprasi kamu sayang..." katanya seraya mencubit pipi kiri Ali. "Coba buka..."

"Jangan... malu!"

Prilly mengernyit. "Ya ampun. Biasanya juga biasa aja habis mandi atau mau mandi shirtless depan aku!"

Ali terkekeh kemudian menarik ujung kaosnya keatas hingga melewati kepalanya. Sehingga terpampanglah bekas luka bedah yang memanjang disekitar dada Ali. Prilly mematung menatap luka itu, ia menjalankan tangannya dan mendaratkan ke bekas luka Ali.

"Aww....." pekik Ali membuat Prilly terlonjak kaget, melihat hal itu ia pun terkekeh puas. Prilly memukulnya sekali di punggung.

"Gak lucu..." katanya.

"Habisnya kamu serius banget..." kekeh Ali.

"Ini kan luka karna aku...." balas Prilly dimana hal itu membuat senyum Ali hilang. Ia meraih lagi kaosnya.

"Enggak. Siapa bilang salah kamu. Itu tu udah takdir..." Ujar ali sambil membalik kaosnya, tapi saat ia akan mengenakan lagi. Prilly menahannya.

"Udah ah, dingin..."

Seolah tidak menghiraukan ucapan Ali. Prilly masih tetap menahan lengan Ali agar jangan dulu mengenakan bajunya. Akhirnya yang terjadi adalah aksi saling tatap.

"Kalo aja aku gak marah waktu itu. Kita gak tengkar. Kecelakaan itu pasti gak akan tejadi dan kamu gak akan jalanin operasi ini..."

Ali tersenyum seraya meletakkan kembali kaosnya. "Siapa bilang?! Jantungku itu udah bermasalah dari kecil. Aku udah jalanin beberapa pengobatan tapi hasilnya gak pernah bisa maksimal!" Jelas Ali. "Jadi, kamu gak perlu nyalahin diri kamu kayak gitu. Kita tengkar atau enggak itu gak ada hubungannya sama operasi aku ini sayang...." jelas Ali.

Prilly mengangkat sebelah alisnya. "Tetep aja. Jantung kamu rusak setelah pertengkaran kita yang menyebabkan kecelakaan itu!!"

Ali terkekeh. "Iya deh, terserah kamu..." sahutnya sembari mengenakan kembali kaosnya dan kali ini Prilly tidak menahan lagi melainkan menontonnya.

Ali kembali terkekeh mengetahui hal itu walaupun ia sama sekali tidak melihat ke arah Prilly. "Kamu kalo resek aku hukum..."

"Hukum apa?!" Tanya Prilly masih tetap menatapnya.

"Hukumannya......"

"Apa?!"

"Kita nikah besok!" Sahut Ali dimana hal itu membuat keduanya terkekeh.

"Kalo gitu aku mau natap kamu aja terus. Biar makin cepet!!"

"Maunya..."

"Iya dong....."

Ali meringis gemas, mencubit kemudian menarik Prilly untuk ia dekap lagi. Tanpa disangka ternyata ada seseorang yang sedari tadi memperhatikan mereka bercanda. Randy, dialah orangnya.

Mungkin emang harusnya gue gak pernah ngarepin lo buat jadi kekasih gue bie, karna hati lo gak akan pernah buat gue. Harusnya gue juga sadar kalo gue gak akan pernah bisa gantiin posisi Ali di hati lo. Walaupun gue kasih dan habisin waktu gue bertahun - tahun sama lo. Itu gak akan merubah apapun. Pada akhirnya lo akan tetep milih Ali. Batin randy saan melihat tawa keduanya.

Tapi, meskipun begitu. Gue juga ikut seneng bie. Gue seneng ngelihat ketawa lo lagi, gue seneng lihat lo bisa ceria lagi, dan gue juga seneng. Karna walau bagaimana pun. Gue pernah ada dan hadir saat lo butuhin gue. Seenggaknya gue pernah ada buat lo ketika Ali gak ada di samping lo. Lanjut Randy yang kemudian beranjak pergi dari sana.

Cinta Antara  "Ali, Prilly dan Ando"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang