CAAPA || 14

7.1K 499 26
                                    

*****

Tubuhku terdorong kedepan begitu aku mengerem mobilku dengan mendadak. Ya alloh, aku menabrak orang. Mendorong pintu mobil ku, aku segera berlari keluar untuk mengecek kondisinya.

"Ya Alloh, mas...?? Tolong.....!!!" Dia pingsan. "Tolong !!!!!" Aku berteriak pada orang sekitar, dan tak lama mereka datang berbondong menghampiri kami.

........

Aku berjalan mondar - mandir di depan pintu ruang UGD. Pemuda yang aku tabrak tadi akhirnya aku bawa kerumah sakit. Ini sudah hampir setengah jam dan dokter belum juga keluar. Aku harap dia baik - baik saja.

"Permisi...."

Aku menoleh begitu mendengar suara itu. Dokter keluar dari ruangan itu dengan senyuman nya. "Bagaimana kondisi nya dok?!"

"Tenang mas. Insyaalloh dia baik - baik saja. Dia hanya mengalami luka gores dan kaki kanannya kesleo. Untuk itu dia harus pakai alat bantu jalan untuk sementara waktu... tapi saya berani jamin kalau semua baik - baik saja, tidak ada yang perlu di khawatirkan, hari ini dia juga sudah bisa pulang.."

Aku menghela nafas lega begitu mendengar pernyataan dokter padaku. "Sebentar lagi pasien akan dibawa ke ruang rawat. Paling lambat nanti sore dia baru bisa pulang..."

Aku mengangguk dan setelah perbincangan singkat kami, dokter itu pergi. Tak lama pintu ruang UGD kembali terbuka dan terlihat beberapa orang mendorong ranjang pasien keluar. Ini dia. Tak banyak bertanya dulu, aku mengikuti mereka.

Kulihat lengan kanan hingga sikunya di perban. Dan dia masih diam menutupi matanya dengan lengan kirinya. Fikiranku melayang membayangkan apa yang terjadi kalo saja dia sampai kenapa - kenapa!

"Mas keluarganya?!"

Seorang suster membuyarkan lamunanku. "Eh??? Iya...!" balasku sembari meliriknya. Kulihat dia melirikku dan kurasa dia terkejut.

Suster itu tersenyum. "Berhubung sudah ada keluarga, saya permisi dulu..." katanya dan langsung keluar setelah aku mengangguk.

"Mas...!" Sapaku. "Saya minta maaf atas keteledoran saya membawa mobil tadi..."

Ia tersenyum dan itu nembuatku sedikit merasa aneh. Kenapa dia gak mara? "Gak papa... lagian saya juga yang salah. Saya gak lihat - lihat main nyebrang aja..! Oya, kenalin saya Ricky..." ia mengulurkan tangannya mengajak bersalaman.

Pun aku membalas jabatan tangannya. "Ali...."

Ia mengernyit seolah terkejut. "ALI???" Tanya nya.

"Iya...!!" aku menarik tangan ku kembali sembari terus memperhatikan dia yang seolah masih berfikir. "Mas? Kenapa?"

Ia menggeleng setengah bergidik. "Ah? Tidak... cuma kebetulan banget!" Ia menatapku dalam membuatku tak mengerti. Sebenarnya dia kenapa sih?!

"Apanya yang kebetulan mas?!"

"Adik saya, dia juga punya temen kecil yang namanya juga Ali. Tapi ya udahlah... yang namanya Ali kan juga banyak..."

"Oya? Siapa nama adik Mas?! Mungkin saya kenal.." Aku tersenyum dan baru mengerti sekarang kenapa dia seolah bingung tadi.

"Prilly...."

"Prilly?? Oooo,, Maaf sepertinya memang bukan Ali saya, karna seingat saya. Saya tidak punya teman bernama Prilly! Apa dia akan datang kesini?!"

"2 hari lagi, 2 hari lagi dia akan datang kesini!" Jawabnya di tengah senyuman dan fikiran yang mengawang. Seolah sedang membayangkan sesuatu.

"Memang dia dimana?!" Tanya ku setelah sadar akan ucapannya.

Cinta Antara  "Ali, Prilly dan Ando"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang