38

176 35 9
                                    

Kalau tahu rasanya akan semenyesakkan ini, Harris harusnya berpikir sebelum melakukan sesuatu yang menyakiti Ralia. Harris harusnya berpikir seribu kali untuk melukai. Sejak pertengkaran terakhir antar dirinya dengan Jerico, kini Harris tidak lagi dapat masuk ke dalam lingkaran teman-teman mainnya. Seiring berakhirnya hubungan Harris dan Ralia, hubungan Harris dengan teman-temannya pun ikut merenggang.

Yang paling jelas adalah Jerico. Laki-laki itu super marah dan menjaga jarak dengan Harris. Di kelas, mereka tidak lagi mengobrolkan hal tidak penting seputar para gadis atau hal-hal seperti ekskul. Harris merasa dijauhi, yang sayangnya itu hanya perasaannya saja.

Alih-alih menjauhi, Jerico ini lebih mengarah kepada ketidakpedulian. Saat melihat Harris, benak Jerico tidak lagi ingin menyapa. Bahkan bertegur sapa pun Jerico sudah tidak memiliki minat.

Karena Harris menyakiti Ralia, maka itu artinya Harris turut menyakiti Jerico.

"Ayo Ris ke kantin bareng," ajak Shira yang entah sejak kapan sudah berdiri di samping mejanya.

Harris berusaha mengulas sebuah senyuman untuk perempuan yang kini resmi menjadi kekasih terang-terangannya, karena kekasih utama sudah memutuskan untuk mengakhiri hubungan.

Setibanya di kantin, di barisan meja tengah, Harris melihat teman-temannya berkumpul di satu meja. Semua ada di sana, kecuali dirinya dan Shira.

"Nggak usah liatin mereka," bisik Shira saat mereka berdua mengantri di ibu penjual.

Harris memutar kepalanya menghadap depan, menuruti Shira. Tapi sebelum itu, Harris sempat melihat Ralia yang sedang asik mengobrol dengan Hesta dan Jevan. Dulu, Harris lah yang duduk di sebelah gadis itu. Kini tempatnya telah diambil oleh Jevan.

"Kamu mau pesen yang sama aja?" tanya Shira, berusaha abai dengan konsentrasi Harris yang terpecah.

Harris mengangguk kecil. "Sebenernya nggak selera, aku nemenin kamu makan aja, Shi."

"Aku mau kamu juga makan, kita makan bareng."

"Yaudah samain aja kalo gitu," kata Harris akhirnya.

Ujung matanya kembali melirik ke tempat teman-temannya. Harris ingin kembali pada mereka, Harris ingin akrab pada semuanya.

Tapi Harris, sekedar informasi untukmu, manusia itu tidak mudah perihal memaafkan. Mungkin memang nanti kau akan mendapat maaf, tapi, setiap perbuatan selalu ada konsekuensinya. Bagianmu adalah kehilangan respek dari setiap teman yang kau miliki.

***

"Jevan, lo haus banget apa gimana?" Ralia merasa geli ketika melihat gelas Jevan sudah tidak terisi es teh. Padahal es tersebut baru saja diantar oleh ibu penjual.

Randu dan Julio yang sedang mengobrolkan salah satu guru pun kompak menoleh pada gelas Jevan yang hanya terisi es batu.

"Iya banget," katanya santai. "GUE bagi es LO dong sini."

Mendengar Jevan yang sengaja menekan panggilan, Jerico tanpa sadar tertawa. Jerico tebak, laki-laki itu pasti tidak berani meminta secara langsung pada Ralia agar mereka mengganti cara memanggil.

"Kenapa Jer?" Meisha yang duduk di sebelahnya ikut penasaran. "Kamu ngetawain apa tiba-tiba?"

Jerico menggeleng kecil, kemudian ia mendekatkan kepalanya ke sebelah telinga Meisha. "Jevan kayaknya udah pacaran sama Rara deh."

"Ha? Serius?"

"Nggak tau juga sih, aku nebak doang. Tapi kayaknya udah, soalnya belakangan mereka makin lengket, Jevan selalu duduk di sebelah Ralia. Jevan juga selalu anter jemput Ralia kemana-mana. Biasanya tugas Hesta yang kayak gitu tuh."

Forbidden relationship (00-01line)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang