viii. perjodohan?

1.3K 197 12
                                    

"aku pulang."

"aKHIRNYA KAMU PULANG JUGA, NAK!"

asahi kaget begitu dia pulang dan mamanya langsung menyambutnya dengan sumringah.

"mama lupa kasih tau tadi pagi, kita ada makan malam dengan calon besan! cepet ganti baju sana!"

"hah? calon besan?" dahi asahi berkerut tidak mengerti. "siapa yang mau nikah, mah?"

"kamu, lah! masa mama?"

muka asahi makin planga-plongo.

"ih, kok aku?! nikah sama siapa?! aku aja nggak punya pacar!"

"sama anaknya om jisung! udah cepet sana!" mamanya asahi mendorong sang anak menuju kamarnya.

sedangkan asahi masih dalam mode blank.

ia dijodohkan? memangnya sekarang masih jaman siti nurbaya?!

"apaan sih, mah! aku masih kuliah, nggak mau nikah!"

jelas asahi tidak bisa menerima hal ini!

orang selama ini saja dirinya tidak pernah punya pengalaman pacaran, masa tahu-tahu menikah dengan orang yang bahkan tidak ia kenal?

"kamu kan belum ketemu orangnya, nak. siapa tahu nanti kamu berubah pikiㅡ"

"aKU BILANG, AKU NGGAK MAU, MAH! terserah mama, pokoknya aku nggak pernah setuju sama perjodohan ini!" ucap asahi final, kemudian melangkah menuju kamarnya.

bukan untuk berganti baju seperti yang diamanatkan sang mama, melainkan untuk mengunci pintu dan menenangkan diri.
















"kITA BAKAL TINGGAL DI JALANAN KALO BUKAN KARENA PERJODOHAN INI!"

satu seruan yang cukup nyaring dari mamanya membuat langkah asahi otomatis terhenti.

"apa maksudㅡ"

"perusahaan papamu udah di ambang kehancuran! kalau bukan karena bantuan om jisung, rumah ini mungkin udah dijual dan kita harus hidup dengan lilitan hutang!"

kini, asahi hanya bisa menatap mamanya dengan tatapan yang sulit diartikan.

kalau sudah begini, mana mungkin asahi punya alasan untuk menolak lagi?

love lesson; jaesahi [✓]Where stories live. Discover now