x. pulang bareng

1.3K 199 22
                                    

asahi merasa jiwanya sudah keluar dari raganya sejak tadi.

pikirannya seakan kosong saat om jisung mengumumkan bahwa pernikahannya akan dilaksanakan dua minggu lagi, dengan yoon jaehyuk yang menjadi calonnya.

bahkan saat sampai di rumah pun, mulut asahi masih setia membisu.

ia berharap semua ini hanya mimpi, tetapi kenyataan tetap tak berubah meskipun hari telah berganti.














"bengong mulu! kesurupan lo?!"

asahi menghela napasnya kasar. "gue lebih berharap begitu, gyu."

"hah? ngelantur lo?"

beomgyu akhirnya memutuskan untuk tidak mengoceh lebih lanjut setelah mendapati raut wajah asahi yang sepertinya sedang ditimpa banyak masalah.


"asahi."

langkah kedua pemuda itu terhenti dan menatap tidak percaya pada sosok yang menunggu asahi di depan gedung fakultas.

"k-kak jaehyuk?"

"ayo pulang."

asahi mengerutkan dahinya bingung, sedangkan beomgyu langsung berbisik heboh hingga membuat beberapa pasang mata yang juga berada di koridor sontak menoleh ke arah mereka.

"anjir! sejak kapan lo deket sama kak jaehyuk?!"

"gyu! jangan malu-maluin, deh." asahi menyikut temannya dengan raut wajah masam.

"hehe ... maaf, kak." beomgyu cengengesan sambil membungkukkan badannya sekilas pada kakak tingkatnya itu.

pemuda choi itu lantas berlalu pergi begitu saja meninggalkan asahi yang dilanda kecanggungan.

ia pun tak memiliki pilihan lain selain mengikuti langkah jaehyuk menuju parkiran, tempat di mana mobil pemuda itu berada.

"sabuknya, sa."

"hah? o-oh, iya."

asahi menarik seat belt dengan tangan tremor, kebiasaan yang sulit hilang di kala ia sedang gugup.

panggilan akrab jaehyuk akan namanya cukup menimbulkan gelanyar aneh dalam diri asahi. masih tidak menyangka akan berada di mobil yang sama dengan kakak tingkat yang selama ini paling dia hindari.

sepanjang jalan, pemuda jepang itu hanya sibuk memandang ke arah jendela, meskipun dalam benaknya terus terulang pertanyaan yang sama, seperti kenapa jaehyuk tiba-tiba mengajaknya pulang bersama?

kendati demikian, hal itu hanya akan ia pendam dalam hati karena pertama, ia tidak suka memulai percakapan. kedua, ia masih malu dengan kejadian-kejadian tempo hariㅡketika dirinya dua kali tertangkap basah oleh jaehyuk.

"lo nggak keberatan kan, sa, kalo gue antar pulang kayak gini?" tanya jaehyuk, seolah bisa membaca pikiran asahi.

asahi sontak mengalihkan atensi ke arah pemuda di sampingnya yang tengah fokus menyetir dengan satu tangan pada kemudi dan yang lain di atas persneling.

namun, sebelum asahi sempat menjawab, jaehyuk kembali melanjutkan, "sebenernya, gue diamanatin sama nyokap lo."

"o-oh."

satu fakta yang patut jaehyuk ketahui; asahi itu seorang convo-killer sejati.

"ㅡtapi gue pikir nggak ada salahnya juga, sekalian buat pendekatan," sambung jaehyuk, menoleh sekilas ke arah asahi yang juga tengah menatapnya.

hal itu menyebabkan manik keduanya bertemu dan membuat asahi memalingkan wajahnya gugup.

di sisi lain, jaehyuk sibuk menahan sudut bibirnya yang tertarik dengan sendirinya.

hal sepele seperti ini saja sudah membuat pemuda mungil itu begitu kikuk, bagaimana kalau jaehyuk membahas kejadian tempo hari?

"lo laper nggak, sa?" jaehyuk kembali berusaha untuk membuka percakapan.

asahi sontak menggeleng. "enggak, kak. tadi udah makㅡ"

krukk

tidak usah ditanya, asahi pasti langsung merutuk dalam hati begitu perutnyaㅡdengan sialannyaㅡmenunjukkan reaksi yang berlawanan dengan ucapannya.

"perut lo berkata lain, tuh." jaehyuk kembali terkekeh. "mau makan apa?"

"a-apa aja."

"mie ayam? pizza? mekdi?"

"terserahh."

niat jahil jaehyuk pun muncul.

"ngomong kayak gitu, gue suruh lo makan semuanya nih, ya!"

"y-yaudah mekdi!"

love lesson; jaesahi [✓]Where stories live. Discover now